Selasa, Februari 03, 2009

Facebook: Merampas atau Dirampas?

Facebook, siapa yang belum punya?
Saat saya tulis ini, saya belum genap 1 bulan memiliki akun Facebook, dan mungkin bisa dikatakan saya termasuk pemula dalam dunia Facebook. Sebelumnya, saya memiliki beberapa akun situs pertemanan, tetapi jarang saya gunakan dan lebih aktif sebagai penggembira saja. Sungguh, saya mohon maaf pada Anda yang pernah mengirimkan ajakan untuk bergabung bertemanan di situs pertemanan, baik Facebook atau lainnya. Kendati pun saya tahu, sejak awal Barack Obama menggunakan Facebook sebagai senjata untuk duduk di kursi kepresidenan dan sukses, saya pun tetap tidak terpengaruh ikut-ikutan Obama. ;-)

Menjelang akhir tahun lalu, saya merasa heran dengan beberapa milis yang saya ikuti, mulai melambat dan sepi, sesekali terlihat postingan, namun sepertinya anggota baru dan pemula yang sekedar bertanya, kalaupun ada, topiknya seputar Facebook. Beberapa aggregator dan blog yang saya langgan, pun sepertinya mulai sepi dari posting artikel dan lebih sedikit dari biasanya. Kecurigaan semakin besar, manakala beberapa teman tampak asyik bermain Facebook dibanding sebelumnya yang lebih asyik bermilis dan chatting. Tak heran, bila moderator dari group milis yang saya ikuti, ternyata juga terang-terangan mengajak member milis untuk bergabung dalam group yang sama dalam Facebook. Inilah saatnya berpindah ke Facebook. Mulai saat itulah, saya coba sign-up Facebook, dan merasakan, bahwa Facebook sepertinya telah berhasil merampas perhatian dunia agar hanya memperhatikan saya. ;-)

Satu dua hari saya ikuti pelan-pelan, terkagum-kagum, dan akhirnya secara intens saya mengikuti aktivitas jaringan pertemanan ini nyaris tanpa henti, dari mulai bangun pagi hingga menjelang dini hari. Sesekali mengomentari status seseorang yang menurut saya menarik untuk dikomentari. Bukan hanya itu, saya merasa tidak canggung sekedar 'say hello' atau ikut memberikan komentar iseng untuk menjalin keakraban, bisa dikatakan 'sok akrab' atau 'sok gaul' untuk merebut perhatiannya. Dari itu pula, akhirnya saya menemukan kembali teman-teman lama dan mendapatkan teman-teman baru, sekaligus mengetahui aktivitas-aktivitasnya secara terbatas.

Facebooking -- begitu orang bilang -- ini saya lakukan lebih banyak menggunakan perangkat mini telepon genggam, daripada menggunakan perangkat komputer besar. Dengan begitu, kemudahan mengakses dimana saja berada, kapan saja, dan bagaimanapun juga keadaannya, supaya tetap selalu mengakses Facebook, maka telepon genggam ini selalu melilit digenggaman, sampai tombolnya lecek dan kusut. Senyum sendiri, tertawa sendiri, manyun sendiri, dan lebih banyak menikmati kesendirian, menjadi bagian dari hari-hari Facebooking, dan saya merasakan, bahwa Facebook sepertinya telah berhasil merampas saya agar hanya memperhatikan dunia. ;-)