Jumat, Desember 26, 2008

Photoblog: Happy Holiday


Berenang di Kampung Nelayan
Originally uploaded by suburanugerah

Libur panjang akhir tahun sepertinya menjadi hari-hari panjang bersama keluarga kembali, mirip dengan libur lebaran selang bulan lalu. Trip, traveling, picnic, atau acara wisata bersama keluarga di bulan ini di banyak tempat aktivitasnya sangat tinggi. Tak heran, harga tiket perjalanan pun melonjak tinggi. Tiket masuk lokasi wisata sedikit naik dari hari biasa, sudah begitu, antrian panjang melelahkan dan pengunjung sangat padat mengurangi kenyamanan. Kalaupun ingin lebih nyaman dan lebih privasi, tentu harus berani merogoh kocek lebih dalam, dalam, dan dalam lagi.

Lingkungan sekitar sebenarnya juga lokasi wisata yang cukup menarik, selain murah meriah, bersama keluarga adalah inti dari acara liburan. Berenang di kampung nelayan di kala air pasang dan resik, rasanya sudah cukup nyaman dan privasi. ;-)

Kamis, Desember 25, 2008

Photoblog: Biarkan Alam yang Indah ini Tetap Indah


Pantai Dapoer Boenda Balikpapan
Originally uploaded by suburanugerah

Cuaca yang cerah di tengah terik pantai dapur bunda Balikpapan, seolah tak menyurutkan keceriaan mengisi libur akhir tahun. Tetapi, lihat, lihat di tengah lautan sana telah berdiri banyak bubungan, alam yang indah tak henti-hentinya dihisap, entah unuk siapa. Biarkan alam yang indah ini tetap indah.

Generasi Instan

Kecut rasanya melihat beberapa blog yang berisi komentar minta dikirimi tutorial, kode program, atau bahkan minta dituntun langsung tahap demi tahap, padahal di artikel blog tersebut sudah dijelaskan secara ringkas dan sedikit membutuhkan aktivitas pembacanya. Sepertinya, pembaca tak mau repot dan ingin langsung cepat selesai secara instan. Secara singkat saya menggarisbawahi ada dua macam komentator generasi instan ini, yang satu sekedar basa-basi bertanya ala kadarnya tanpa berharap banyak atas respon penulis, mirip spammer yang melempar spam-nya begitu saja dan lari (hit and run), kemudian yang kedua memang bertanya demikian apa adanya karena ketidaktahuannya.

Bagi saya apabila sebagai penulis, ciri yang satu bisa ditebak pada jenis komentarnya yang tidak serius, bisa juga dibumbui pujian macam-macam seolah-olah mendukung dan serius, padahal intinya hanya “minta dikirimi” saja. Bahkan yang bersangkutan tak segan-segan menyisipkan taut yang mengarah pada iklan. Untuk itu, jawaban yang tepat adalah dengan basa-basi juga atau cukup diabaikan saja. Sedang komentator kedua, jawaban bisa bermacam-macam, biasanya yang bersangkutan bertanya karena memang “tersesat” pada pilihan informasi yang tidak tepat, sehingga jawabannya adalah menanyakan kembali apa yang sebenarnya dibutuhkan dan mengarahkan pada artikel yang dimaksud.

Tapi itu semua tergantung pada penulisnya, apabila ia suka dengan komentator generasi instan ini untuk alasan tertentu, sah-sah saja dan ditanggapi seperlunya. Dan bila berada di posisi komentator, sebaiknya biasakan dengan komentar yang relevan dengan artikel yang dimuat, lebih dulu baca selengkapnya, pelajari lebih dalam dan bertanya apabila menemui kesulitan, usahakan ada effort yang telah dikerjakan. Komentator hendaknya tidak terlalu menuntut jawaban yang tepat dan cepat dari penulis, karena bisa jadi perbedaan persepsi atas pertanyaan yang diajukan, atau dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk dijawab atau karena sebab lainnya. Hargai si penulis atas usaha yang telah dikeluarkan secara sukarela untuk menulis artikel tersebut.

Penyangkalan: Pendapat di atas ditulis berdasarkan pengamatan secara singkat pada berbagai blog terkait dan pengalaman sendiri. Penulis tidak bertanggung jawab atas penggunaan artikel ini yang dapat merugikan pihak tertentu.

Minggu, Desember 21, 2008

Merasakan OpenSolaris


Nggak salah memang, OpenSolaris ini sepertinya akan menjadi besar dengan filosofi open-source yang diadopsinya, apalagi beberapa waktu lalu melihat sendiri dari dekat back-end provider telekomunikasi nasional menggunakan Solaris. OpenSolaris adalah derivative Solaris, beda sama sekali dengan Linux, tampak mirip saja sedikit seperti menggunakan Gnome Desktop, belum ada pilihan KDE. Beberapa command-line di Linux kabarnya dinyatakan berbahaya bila digunakan di sini, alasan pastinya belum saya temukan, seperti cara singkat shutdown. Kalau di Linux, shutdown biasa menggunakan poweroff, reboot, dkk. Meski command tersebut bisa dijalankan di OpenSolaris, tapi khusus OpenSolaris dan Solaris, perintah yang lebih aman dan cocok adalah shutdown Command, misalnya: # shutdown -i5 -g0 -y

Yang menarik, repository-nya cukup lengkap dan update, penasaran?

Minggu, Desember 14, 2008

Internet: Jangan Percaya Siapapun


Jangan percayai siapapun di Internet, begitu bilangnya detikinet.com, nah loh!

Penyangkalan: Gambar di atas ini diambil dari screenshot layar Detikinet.Com, dan tulisan merujuk ke sumbernya langsung. Penulis tidak bertanggung jawab atas penggunaan artikel ini dan itu apabila ada pihak yang merasa dirugikan, tersinggung atau tersungging dengan membaca atau merujuk artikel ini dan itu.

Pikirkan Sekali lagi Sebelum Posting Blog

Blog itu bebas, cenderung subyektif, dan kadang membuat narsis pemiliknya, apalagi bila ada keinginan untuk menjadi populer. Hanya karena ingin menjadi populer, hal-hal yang tidak rasional atau cenderung negatif bisa berbuntut masalah, menjadi rumit, dan semakin rumit. Untuk menyampaikan pendapat yang diposting di blog, adakalanya tanpa konfirmasi, seperti pendapat pribadi yang berdasarkan pengalaman hidup. Namun apabila sudah menyangkut pernyataan atau opini tentang sesuatu apalagi menyerempet-rempet, sebaiknya juga menggunakan kaidah jurnalistik yang memadai dan berimbang, mengambil jalan tengah dan tak memvonis atau tidak merugikan pihak lain. Saya sendiri biasanya hanya menggunakan model bebas, namun tetap mengacu pada sumber-sumber yang relevan, diusahakan dapat dipercaya dan mudah-mudahan mudah diverifikasi. Penulisan yang mbeler akibat perujukan sumber yang tak jelas hanya akan menjadi sampah tak berarti yang membuat mata pedih, otak rupeg dan hati teriris, apalagi mengundang penyidik cyber-crime melirik terus.

Penyangkalan
: pendapat di atas ini adalah pendapat pribadi, tak ada sumber rujukan, dan ditulis asal-asalan tanpa dasar yang jelas karena habis makan roti enak. Penulis tidak bertanggung jawab atas penggunaan artikel ini dan itu apabila ada pihak yang merasa dirugikan, tersinggung atau tersungging dengan membaca atau merujuk artikel ini dan itu.

Sabtu, Desember 06, 2008

IT Salary Benchmark Survey 2008

Dari hasil mengikuti survey yang diadakan oleh ZDnet Asia beberapa hari lalu, saya mendapatkan data yang cukup lengkap tentang Indonesia IT Salary and Skills Report 2008, berikut sebagian screenshot Regional Insight.



Minggu, November 09, 2008

Photoblog: UGM Sunday Morning


UGM Sunday Morning
Originally uploaded by suburanugerah

Sunday Morning atau Sunmor, begitu biasanya disebut. Setiap minggu pagi di seputaran kampus UGM biasanya selalu ramai dengan hiruk pikuk pasar layaknya tempat wisata, mulai dari mahasiswa, pegawai hingga dosen bisa menggelar dagangan segala macam. Seorang teman yang juga alumni jika ada kesempatan selalu berkeliling jalan kaki menawarkan voucher seluler ke pengunjung. "Lumayan, di sini langsung dapat banyak hehehe..." begitu katanya.

Sementara itu di boulevard depan Grha Sabha ada andong mini antik yang kusirnya berada di samping kanan, sekali naik berputar dari utara menuju selatan cukup membayar Rp 5.000,- saja, anak-anak biasanya suka. Hmm... kalau jadi kusirnya, apa nggak bikin sakit encok ya, miring terus... :-)

Photoblog: UGM Pasca Puting Beliung


UGM Pasca Puting Beliung
Originally uploaded by suburanugerah

Sabtu pagi, 08/11, pasca puting beliung kemarin di UGM, sisa-sisa pohon besar bertumbangan, mahasiswa, dosen, dan pegawai bahu membahu memulihkan infrastruktur yang rusak. Tampak pohon besar di depan Grha Sabha Pramana roboh menjadi pusat perhatian fotografer pemula. :-)

Jumat, November 07, 2008

Serangan Puting Beliung Tumbangkan Jaringan Internet UGM

Menjelang ashar sore tadi hujan deras disertai angin kencang mengganggu konsentrasi saya, yang ketika itu sedang asyik chatting dengan rekan dari Jepang, Malang dan Jakarta. Saya lihat di luar rumah angin cukup ribut, pohon bergoyang keras, padahal tak jauh dari situ angin puting beliung memporakporandakan kampus UGM, tepatnya di utara kantor pusat hingga bunderan UGM. Dari investigasi di lapangan petang tadi kondisinya cukup parah, dari arah perumahan dosen atap rumah berantakan, pohon-pohon besar sekitar gedung Graha Sabha Pramana tumbang acak-acakan. Banyak pedagang kocar-kacir, baliho besar Bank Mandiri ambruk ke arah utara, konter pakaian import depan Bank Mandiri lenyap, atap kopma UGM berantakan, hanya saja halte bus Transjogja di depan kopma UGM masih aman dan bisa digunakan, meski demikian papan penunjuk arah perempatan Mirota Kampus hampir roboh. Syukurlah kondisi cepat dikendalikan, mudah-mudahan tidak ada korban jiwa. Malam ini banyak yang tidak berdagang makanan lesehan sepanjang jalan Kaliurang area kampus UGM, karena kondisinya gelap berantakan dan sedang dilakukan pembersihan langsung petugas di lapangan.

Akibat musibah ini, jaringan Internet di UGM dipastikan lumpuh untuk beberapa waktu lamanya, saya belum tahu konfirmasi resmi dari pengelola jaringan UGM maupun lokal kampus saya. Hingga saya tulis posting ini saya tidak bisa mengakses email, website, maupun sistem dengan domain ugm.ac.id. Mudah-mudahan segera pulih kembali, as soon as possible.

***************************************
Update, Sabtu, 08/11/2008
Siang ini sekitar pukul 14.00 Wib sudah bisa mengakses email maupun situs MTI, situs resmi UGM juga sudah bisa diakses dari luar, hanya saja beberapa situs masih belum pulih. Meski demikian, ini berarti kurang dari 24 jam jaringan Internet secara bertahap dipulihkan kembali. Trims banget.

Minggu, November 02, 2008

Photoblog: Gerabah Kasongan Bantul


Gerabah Kasongan
Originally uploaded by suburanugerah

Medio Juni - Juli lalu saya mengunjungi pusat kerajinan gerabah di Kasongan Bantul Yogyakarta. Keistimewaan daerah ini adalah hampir semua penduduknya memiliki produksi keramik antik dengan harga yang relatif terjangkau. Saat saya singgah ke salah satu rumah produksi terlihat tengah melakukan pekerjaan packing dalam satu container untuk diekspor ke Australia. Di lain tempat, menurut penjaga galery yang saya temui mengatakan pernah melakukan export ke Belanda, Italia dan beberapa negara Eropa lainnya.

Saya belum tahu apakah krisis global akhir-akhir ini memberikan pengaruh yang cukup berarti pada proses produksi. Pasalnya, dari informasi yang saya dapat justru perolehan pendapatan terbesar adalah melalui export ke luar negeri.

Berminat memiliki?

Photoblog: Ontang-anting


Dufan 2008
Originally uploaded by suburanugerah

Ini foto Ontang-anting namanya, ada di Dunia Fantasi Taman Impian Jaya Ancol. Ya, kamis lalu bersama teman-teman saya mampir ke sini setelah selama 3 hari mengunjungi beberapa perusahaan berskala enterprise di ibu kota. Kondisi Dufan hampir sama dengan tahun-tahun sebelumnya, sudah 3x ini hampir berturut-turut tiap tahun (kecuali 2007) saya mengunjunginya, weleh...

Karena sudah banyak permainan yang pernah dicoba, kali ini saya mengikuti saja apa maunya teman, menjajal kereta cepat halilintar, bumper car, wahana 3D, perang bintang, dan makan planet bakso hehehe... Ya, hanya itu saja, paling banyak cuman bengong cangkruk pinggir jalan sambil cekikikan bareng teman, terus balik ke Jogja lewat Bandung... :-)

Sabtu, Oktober 25, 2008

Photoblog: Festival Makanan dan Gamelan Yogyakarta


Yogyakarta Gamelan Festival
Originally uploaded by suburanugerah

Satu dua hari lalu ketika yang lain sama sibuk test sana-sini, saya malah jalan-jalan di Malioboro, sambang ke festival makanan dan gamelan Yogyakarta. Untuk festival makanan masih kurang lengkap, tidak semua makanan terutama jajanan kuliner khas Yogya ada di sana. Untuk festival gamelan, hmm... lumayan lah mengambil gambar untuk koleksi pribadi.

Jumat, Oktober 24, 2008

It was Funny Damn It!

Ada yang lucu ketika sesekali saya ngejunk ke plurker asing, berikut kutipannya:

Timethian is heading to bed for the night. Welcome all the new, unexpected fans. I'll try to be more entertaining tomorrow.

Comments:
subura asks Bos, elo ngomongin apaan sich bos?
hedi says apaan?
Timethian Folks... I'm an english-only plurker.
eirelush says What language -is- that?
blasterboy says That's the language spoken in Britain. As a matter of fact it's the most commonly used language for business in the world, English. Love it
Timethian says Apaan is an English word? ")
blasterboy says no no no...see, you said you're an english plurker, and she said what language is that...it was funny damnit...
Timethian says Yes... and I turned it back on you! HAH!
Timethian says I iz smrt!
blasterboy says uh...huh...

Kamis, Oktober 23, 2008

Photoblog: Wisata Kampung Air Balikpapan


Perumahan Kampung Air Balikpapan
Originally uploaded by suburanugerah

Ini sisa cerita libur lebaran beberapa minggu lalu, tepat di belakang kilang Unit Pengolahan V Pertamina Balikpapan ada 'obyek wisata' yang sebenarnya cukup indah dan menarik wisatawan, baik wisatawan domestik maupun mancanegara. Kalau tidak salah, perumahan kampung air ini memang disediakan oleh pemerintah kota Balikpapan. Foto di atas saya ambil pada area yang setahu saya baru-baru ini dibangun, masih kosong, dan akan ditempati segera. Persis berdampingan dengan perkampungan yang sudah berdiri sebelumnya.

Untuk masuk ke kompleks kampung air ini bisa melalui Sepaku Street Baru Tengah Balikpapan, dengan jalan setapak tentunya. Kondisi pantai saat ini masih terlihat resik dan nyaman dipandang, hanya mungkin sedikit perlu memindahkan bangkai kapal milik nelayan, mudah-mudahan ke depannya akan semakin indah dan mendatangkan devisa kota. ;-)

Sabtu, Oktober 18, 2008

Pasang Widget Plurk di Blog


Awal mula kemunculan plurk Mei lalu sempat kucuek-bebekin, rasanya sudah rambut ini makin memutih saja, loh? Apa hubungannya? Ah... enggak.

Begini, pas libur lebaran tempo hari itu sebenarnya banyak catatan singkat sekelumit apa yang sedang aku kerjain, dan sempat pingin ngepost di blog. Tapi apa daya, walaupun ini blog aku sendiri, tapi kan ada yang nge-RSS, apalagi masuk aggregator publik, ya... jadinya mikir 100x kali ya kalo' sembarangan ngepost cuman sebaris dua baris nggak mutu lagi. :P

Lalu pas keluar kelas, eh... lihat ada orang di kampus yang lagi buka laptop langsung asyik nge-plurk, kurang asem, makin bikin penasaran aja, lagian, tak ada salahnya ngeplurk juga. Inilah mungkin bakal teknologi dan social network itu makin terus inovatif dan berkembang. Sedikit saja lengah, teknologi melesat bak kacang hijau meluncur lewat tulup bambu, weks...

Gimana, mau nge-plurk atau ketinggalan jaman? Apa susahnya... hehehe... sekalian, Plurk aku ya, di sini!

* kompor mode on *

Senin, Oktober 06, 2008

Photoblog: Seputar Libur Lebaran 2008


Banana Boat di Pantai Manggar
Originally uploaded by suburanugerah

Libur Lebaran kali ini dimana?
Cukup di Balikpapan saja, selesai berkunjung ke tetangga terdekat, tetangga jauh, saudara terdekat, saudara jauh, dan masih saja ada yang terlewat dikunjungi, maaf banget pada bejibun... Tibalah akhirnya kami berempat ke Pantai Manggar Balikpapan sabtu kemarin, 04/10. Berikut sebagian kecil foto-foto yang berhasil di-upload, silahkan lihat-lihat di flickr-ku. Mulai foto menjelang Lebaran di seputar rumah, lalu sholat Ied sembari hujan-hujanan, dan di pantai Manggar Balikpapan.

Minggu, Oktober 05, 2008

FSCK is File System ChecK

Sekedar dokumentasi saya saja, pasalnya, tempo hari saya mendapati file fsck0000.rec, fsck0001.rec, dst, di partisi FAT32 yang saya gunakan sebagai data-storage. Tadinya saya kira virus yang menyerang Linux Ubuntu, tapi ternyata file itu adalah hasil auto-renaming oleh fsck saat booting yang ke 25 kalinya, kemudian fsck -- dalam hal ini dosfsck -- menemukan beberapa file yang tidak konsisten atau berada pada blok yang bermasalah akibat crash atau power-loss, dan mengubah file-file yang bermasalah tersebut menjadi file fsck0000.rec di atas sesuai jumlahnya. Pada intinya, file tersebut diselamatkan dari kerusakan dan tetap bisa digunakan, walaupun ekstensinya berbeda (.rec).

Fsck itu sendiri terkenal di lingkungan Unix Command, kalau di Windows yang biasa dikenal adalah Defragmentation, Scandisk, atau Chkdsk -- yang sering menghasilkan file chk0000 dan berukuran besar menyita ruang hardisk. Fsck biasa digunakan untuk file system DOS seperti FAT. Perintah fsck bisa dilihat di manualnya, contohnya:

$ sudo fsck -v -n -t vfat /dev/sda1

Yang terpenting adalah tidak melakukan fsck pada file system ext3 dalam kondisi mounted, karena berpotensi mengakibatkan data corruption/loss, lagipula ext3 tak perlu di-fsck atau didefrag. Setting fsck berada di fstab, sedang untuk mengubah-ubah aturan yang lebih luas bisa dicoba program kecil AutoFSCK.

Rabu, Oktober 01, 2008

Selamat Hari Raya Idul Fitri 2008


Selamat Lebaran 2008
Originally uploaded by suburanugerah

Kepada umat muslim khususnya yang merayakan lebaran pada tahun ini, kami sekeluarga mengucapkan selamat Hari Raya Idul Fitri 1429 H, mohon maaf lahir dan batin, semoga dapat menjumpai kembali bulan Ramadhan yang penuh berkah di masa yang akan datang. Dan umumnya kepada seluruh pembaca dan pengunjung setia blog ini, saya khususnya memohon maaf yang setulus-tulusnya atas artikel ataupun buah tulisan di blog ini, semoga Allah SWT memberikan kebahagiaan dan kesejahteraan bagi kita semua.

Balikpapan, 1 Oktober 2008

Minggu, September 28, 2008

Mana Ada Mahasiswa S2 Tidak Pintar?

Menjelang libur lebaran ini, banyak keluarga yang mengagendakan berkumpul bersama keluarganya dan menghabiskan waktu untuk rekreasi, atau nonton film bareng di rumah, dan setelah itu menjadi bahan perbincangan di kalangan keluarga, acara kumpul-kumpul jadi gayeng. Nah, ada yang sudah menonton film Ayat-ayat Cinta? Konon film ini mengundang kecemburuan bagi banyak wanita terutama yang sensitif dengan poligami. Salah satu adegan dalam film tersebut, Fahri, sangat kebingungan ketika dokumentasi thesisnya di komputer terserang virus, dan ia meminta bantuan pada tetangganya yang perempuan, Maria. Rupanya, adegan ini mengundang tanggapan yang berbeda bagi banyak kalangan, salah satunya di milis cbe ini, berikut kutipan komentarnya:

Mana ada mahasiswa S2 tidak pintar? File tesisnya terkena virus tapi tak mampu atasi, dalam arti antisipasi sebelumnya, buat back up, dsb. sebab tesis menyangkut kelanjutan hidup sebagai mahasiswa di ujung penyelesaian studi, lha kok dodol. Mahasiswa S1 saja sudah canggih, mahasiswa S2 kok ribet.


Mungkin yang mengetahui fakta sehari-hari dan tidak setuju pernyataan di atas akan menimpali, "Pintar apa dulu? Kan Fahri bisa saja belum mengetahui asal muasal virus itu baru atau bukan, lagian belum sempat membackup karena masih baru, jadi ya wajar dong kalau kejadian itu sudah biasa, jangankan yang S2, yang profesor aja terkena virus nyantai aja kok... ayo, pingin bukti?". Tentu, perdebatan akan semakin panjang dan masing-masing orang akan mempertahankan pendapatnya. Jadi, cerita di atas saya tutup sampai di sini. ;-)

Bicara mengenai virus, saya sudah menulis postingan yang barusan sempat saya publikasi di sini, yang saya tulis dalam liputan khusus mudik Yogyakarta-Surabaya-Balikpapan beberapa hari lalu. Kemudian saya sempurnakan kembali setelah mendapatkan lagi keluhan masalah virus dari seorang rekan pada malam 27 Ramadhan kemarin ketika i'tikaf di masjid.

Sila menuju ke artikel Virus dan Perilaku Pengguna Teknologi Informasi

Virus dan Perilaku Pengguna Teknologi Informasi

Entah sudah berapa kali saya setiap bertemu dan ditanya rekan sejawat, kolega, saudara, hingga seseorang yang -- saya tidak mengenalnya secara khusus -- bertanya tentang virus Windows yang menular melalui flashdisk. Secara pribadi saya jarang berurusan dengan virus Windows itu, dan kata kunci yang biasa saya gunakan untuk mengajaknya lari dari masalahnya adalah: "Gunakan Linux, aman, nyaman dan bebas virus, titik!". Meski demikian, saya sendiri masih menggunakan Windows untuk keperluan belajar, testing dan pekerjaan yang saya tekuni saat ini, namun tanpa semacam anti virus, kecuali firewall bawaan Windows itu sendiri dan CCleaner, masih rentan virus bukan? Windows ini pun saya instalasi ke dalam VirtualBox -- bukan dual boot -- dan digunakan sedikit paranoid untuk keperluan sehat saja, sedangkan untuk keseharian cukup menggunakan Linux Ubuntu yang handal ini.

Hal yang sering ditanyakan adalah banyaknya virus yang kini beredar di masyarakat, yang menular akibat pertukaran data melalui USB external disk. Virus yang menular ini pun tidak berhasil dideteksi, dikarantina, atau dihapus oleh anti virus yang ada. Kalaupun bisa, maka virusnya datang kembali, terus berulang dan menular menjadi endemik. Usaha mendapatkan anti virus yang baik pun bukan perkara mudah dan murah. Akhirnya, pengguna ini sering frustasi sendiri, dan membiarkan virus itu hidup dan bersemayam di dalam komputernya berhari-hari, hingga berbulan-bulan mengganggu aktifitasnya, tanpa disadari menyebar dan menulari komputer anak-istrinya, tetangganya, temannya dan semuanya yang memiliki gaya berkomputer sembarangan. Bila dilihat dari latar belakang pendidikan dan keahliannya, para pengguna teknologi informasi ini tak bisa dianggap enteng. Malahan, saya pun kadang meminta bantuan teknis kepada mereka bila saya sedang mengalami kesulitan dalam bidang lain.

Dalam posisi saya kali ini, kadang saya harus "berdakwah" menyadarkan mereka agar kembali ke jalan yang bebas merdeka, sembari memperbaiki komputernya yang penyakitan. Karena saya tidak memiliki perangkat lunak anti virus high-end, maka pertolongan pertama untuk mengobatinya adalah mendiagnosa perangkat lunak komputernya dengan Clamav di Linux. Dari sini, tingkat infeksi bisa sedikit diketahui, ada yang ringan, ada pula yang terlalu akut, sehingga bisa dipastikan sulit untuk disembuhkan seperti sedia kala. Jalan satu-satunya adalah format ulang dan ganti perangkat lunak baru. Lucunya, kadang oleh Clamav, flashdisk saya pun terdeteksi virus Windows juga, ini disebabkan adanya pertukaran data dengan komputer yang terserang virus tersebut, bukan dari Linux. Hikmahnya, hampir bisa dipastikan siapapun di jaman sekarang ini, tidak peduli latar belakang pendidikan dan keahliannya, atau meski mengaku kebal dengan virus, jangan mudah percaya sebelum membuktikannya sendiri. :-)

Rabu, September 24, 2008

Membingungkan, Penggunaan Kata dalam Berita di KaltimPost

Sebagai orang yang sementara waktu ini tinggal di luar Balikpapan, saya sangat terbantu dengan adanya situs KaltimPost yang menampilkan berita-berita terkini seputar Balikpapan dan Kalimantan Timur. Meski demikian, sejak beberapa tahun lalu (2006?) ketika membaca edisi cetaknya, saya sering menemui penggunaan kata berbahasa Indonesia yang tidak lazim -- setidaknya menurut kebiasaan saya selama ini. Contoh penggunaan kata "dimulakan" pada judul berita ini: "Kontraktor Sudah Ditetapkan, Pembangunan Siap Dimulakan". Mungkin di sini maksud "dimulakan" adalah "mulai dikerjakan" atau kalau tidak salah konon menggantikan kata "dimulai" yang juga dianggap tidak tepat. Ketika merujuk KBBI, kata "dimulakan" -- dari kata "mula" -- malah sulit saya temukan, begitu juga kata "dimulai" -- dari kata "mulai". Ada yang bisa menjelaskan?

Ada juga penggunaan kata "sekira" pada contoh kalimat ini: "Di ruang tamu, ada sekira enam plakat berwarna hitam yang terpajang rapi di dinding". Biasanya, untuk kalimat tersebut saya lebih memilih kata "sekitar" sebagai adverb -- kata keterangan -- yang menyatakan "lebih kurang; kira-kira (untuk bilangan)" daripada kata "sekira". Mulanya saya kira penggunaan kata "sekira" ini hanya salah ketik, tetapi setelah membaca tuntas, dan membaca lagi beberapa topik berita yang berbeda, tampaknya kata "sekira" lebih cenderung dipilih redaksi Kaltimpost untuk menyebut kira-kira suatu bilangan, daripada menggunakan kata "sekitar". Sesekali tengok KBBI, saya kira gaya menulis berita di media massa komersial sangat berbeda dengan gaya tulisan blog pribadi. Bukan begitu?

Selasa, September 16, 2008

Lipsus Mudik: Go to Balikpapan

Dalam liputan khusus mudik kali ini, pukul 14:55 wib ini saya sedang
berada di bandara internasional Juanda Surabaya, menunggu penerbangan
ke Balikpapan dengan menggunakan pesawat Mandala Air. Menurut rencana,
pesawat akan take off mulai pukul 16:00 wib. Pemirsa, seperti yang
Anda saksikan dibelakang saya nampak suasana bandara didominasi ruang
kosong melompong, tempat duduk ruang tunggu yang lenggang bisa buat
tiduran bagi yang pegel-pegel ataupun pingin bobok siang sembari
menunggu buka puasa. Tentu saja, bila Anda melakukan itu, Anda akan
ditemani polisi keamanan untuk membangunkan Anda untuk makan sahur.
Weks... Error, DoS attack!

Adapun tiket yang saya peroleh sejak awal bulan ini dikenakan harga Rp
0,- dan hanya membayar pajak sebesar Rp 289.500,- saja. Tentu, itu
belum termasuk ongkos becak, taxi, dan boarding pass yang harus
dibayarkan. Apalagi kalau ingin beli 10 biji Dunkin Donat, lumayan
kan.

Demikian liputan khusus kali ini, yang disiarkan secara langsung dalam
perjalanan Yogyakarta-Surabaya-Balikpapan, dengan menggunakan sinyal
kuat 3G, N71, dan Gmail Application. Dengan menggunakan perangkat
kecil itu, pembelian tiket pesawat bisa juga dilakukan, mudah kan?
Jadi, mudik kemana Anda lebaran kali ini?

--
Sent from Gmail for mobile | mobile.google.com

Lipsus Mudik: Potret Kemiskinan dan Hikmah

Salah satu keunikan dalam melakukan perjalanan jauh seperti mudik ini adalah dengan melihat kondisi dan keadaan lingkungan di sekitarnya secara lebih dekat. Sembari mengambil hikmah apa yang dilihat dari setiap laku dan perbuatan masyarakat maupun diri sendiri terhadap lingkungan sekitarnya. Mirip seperti seorang journalist ataupun photographer yang mengambil materi berita ataupun potret dari sudut pandang yang berbeda, sebagai blogger pun sebenarnya bisa mengambil pelajaran yang teramat berharga, menelisik kehidupan masyarakat dan mencatatkannya untuk sesuatu yang mungkin terlihat tidak berharga. Kebanyakan dari manusia memiliki sifat dasar lemah dalam mengambil pelajaran, tetapi lebih suka mengeluh atau membanggakan diri sendiri dengan menunjukkan kemapanan materi. Siapapun mudah menerkanya, kebanyakan materi yang dibanggakannya hanyalah sekedar kulitnya saja, sesuatu yang nampak dari luar dan gemerlap dilihat mata, tetapi lucunya tidak banyak yang benar-benar tahu apa yang dibanggakannya itu. Bila taraf kebosanan mulai menghinggapinya, materi yang dibanggakannya itu bisa jadi akan menjadi sampah yang tidak berarti sebagaimana sampah-sampah lain yang dibuangnya, dan terus berulang kembali.

Sulit bagi saya membuat liputan khusus mengenai mudik yang saya lakukan secara live dengan perangkat teknologi informasi dan telekomunikasi ala kadarnya yang saya miliki ini setelah membaca, mendengar, dan melihat kenyataan, bahwa potret kemiskinan sangat mempengaruhi pola kehidupan bangsa ini. Sejenak tertegun melihat lebih dekat dari sisi kemanusiaan, ternyata ada sesuatu yang lebih penting yang dapat diambil hikmahnya, atau setidaknya ikut merasakan bahwa ada kepelikan dan kerumitan hidup yang cukup berat yang dialami sebagian masyarakat di sebagian wilayah Indonesia tercinta ini. Mengoplos daging dengan daging tidak layak untuk memperoleh keuntungan berlipat, mengolah daging rusak dan makanan sampah untuk dikonsumsi kembali, mudah memuncaknya ketidaksabaran, ketidaklegowoan dan emosional sehingga timbul kerusuhan, hingga matinya puluhan nyawa akibat berebut zakat dari seorang dermawan, cukuplah menambah catatan buram potret kemiskinan dan kerusuhan di negeri ini.

Uniknya, justru kerumitan dan cobaan duniawi itu terlihat nyata dan dapat dirasakan pada bulan Ramadhan, bulan suci dimana pahala dan dosa dilipatgandakan melalui ujian hawa napsu, kerumitan, konflik kepentingan dan cobaan duniawi lainnya. Sepuluh hari di akhir bulan Ramadhan, adalah kesempatan bagi sesama umat muslim untuk lebih berlomba-lomba lagi dalam kebaikan. Namun kebanyakan dari hari-hari itu adalah puncak dimana segala persiapan menyambut lebaran begitu tinggi, yang begitu menguras biaya dan tenaga yang tidak sedikit. Seolah-olah ujian untuk beribadah menjadi semakin sulit dan lebih halus menghalang-halangi diri untuk berkontemplasi sejenak, agar lebih mendekatkan diri kepadaNya secara ikhlas.

Mari kita jalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan ini dengan baik.

Surabaya, 16 September 2008.

Senin, September 15, 2008

Lipsus Mudik: Now, Stay in Surabaya

Alhamdulillah, akhirnya sampai di Surabaya waktu subuh. Tak salah
memang Surabaya disebut kota metropolis, karena sejak subuh pun
aktifitas warga kota sudah mulai hiruk pikuk, motor mobil para pekerja
luar kota masuk menyesaki arus lalu lintas, media informasi dan
telekomunikasi mulai menyala bergerak cepat, kebanyakan informasi yang
beredar seputar Surabaya dan Jawa Timur. Sangat beda dengan Yogyakarta
yang feminim, atau Balikpapan yang hedonis dengan pusat media
informasi dari Jakarta. Surabaya menjadi trend setter bagi kota-kota
di Jawa Timur, bila dibandingkan dengan kota lain di Indonesia bisa
jadi levelnya setara Jakarta, begitu juga kerasnya kehidupan seperti
tak ada kompromi.
Kembali ke topik, dalam perjalanan dari Solo sekitar jam 11.30 wib
malam hari arah menuju kota Ngawi, ternyata arus lalu lintas cukup
padat. Ini karena sepanjang jalan banyak rombongan mirip konvoi
pengguna motor berpelat Solo, perkiraan saya ribuan jumlahnya.
Sebagian besar tak menggunakan helm, juga tak terlihat kawalan polisi,
tapi cukup tertib. Lewat dari Ngawi nampaknya sopir mengantuk, ini
sangat berbahaya, saya yang duduk di dekatnya sesekali membuatnya
sadar. Syukurlah setiba di Saradan Madiun mampir di rumah makan,
sekalian makan sahur sambil menghilangkan rasa kantuk. Tetap ingin
menjalankan puasa? Ya iyalah. Perjalanan kan malam hari dan tidak
sedang berpuasa, lagian jaman sekarang ada kemudahan transportasi,
sehingga fisik tidak terlalu lelah. Bila perjalanan jauh --dengan
jarak tertentu -- di waktu puasa sangat melelahkan atau kondisi berat
seperti perjalanan jauhnya orang-orang dahulu naik onta atau kuda di
waktu terik bisa menyebabkan puasa jadi berat juga, maka terdapat
rukshoh atau kemurahan membatalkan puasa -- mokel -- dan wajib diganti
di hari lainnya. Tetapi tunggu, kalimat terakhir itu pendapat dan
pemahaman saya. CMIIW.

--
Sent from Gmail for mobile | mobile.google.com

Minggu, September 14, 2008

Lipsus Mudik: Yogya Solo Lancar

Perjalanan darat Yogya Solo malam hari ini bebas lancar tak ada macet.
Hanya sering jalan bareng travel lain, bis maupun truk expedisi. Sopir
malah sering menerobos lampu merah, mudah-mudahan perjalanan aman
selamat lancar sampai tujuan. Sempat baru ingat, berhubung tadi
berangkat buru-buru, kran air kamar mandi lupa ditutup, walah! Malahan
tadinya kunci kamar ketinggal menggantung di pintu, beuh! Akhirnya sms
mbak Wiwik minta ditutupin krannya dari lantai atas, sembari maaf
maaf... Pasalnya, gara-gara sopir jemput masih jam 7 lewat, kirain jam
8, lah jam segitu lagi terawih, akhirnya gak jadi terawih deh. Makanya
dong, jangan buru-buru, penting banget persiapan dan bekal.

--
Sent from Gmail for mobile | mobile.google.com

Lipsus Mudik: Go to Surabaya

Malam ini saya sedang dalam perjalanan mudik dari Yogyakarta ke
Surabaya, naik travel Racmalia mulai pukul 8 malam. Arus mudik
diperkirakan meningkat tajam mulai H-10, ini terlihat sore tadi saya
lihat di travel agent banyak kursi sudah dibooking penumpang. Ikuti
laporan perkembangan mudik Yogya - Balikpapan selanjutnya langsung di
perjalanan.

--
Sent from Gmail for mobile | mobile.google.com

Jumat, September 05, 2008

Keamanan Data: Hati-hati dengan Situs Pertemanan

Entah sudah berapa kali saya mendapat undangan untuk bergabung dalam jaringan situs pertemanan, mulai tagged, friendster, hi5, fupei, multiply, dan sebagainya -- kecuali facebook belum pernah. Tetapi dengan amat sangat, kiranya saya mohon maaf mungkin belum bisa memenuhi ajakan undangan untuk bergabung fren-frenan seperti ini. Tentu, bukannya saya tidak menghargai undangan rekan semua, justru saya sangat berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua rekan, kolega, maupun kenalan yang telah mengundang saya, tetapi karena banyaknya hal-hal yang menyebabkan saya kurang memperhatikan situs-situs pertemanan inilah yang akhirnya jadi terbengkalai. Sayang kan, sudah keluar waktu, biaya dan susah-susah membuatnya akhirnya jadi teronggok begitu saja. Tak heran, friendster saya jarang sekali saya tengok atau update. Tetapi karena sudah membuat akun friendster, akhirnya sesekali bila ada pesan atau ingin mengajak bertemanan mau tak mau saya meresponnya, tentu dengan senang hati. ;-)

Yang perlu diperhatikan bagi yang gemar mengupdate situs pertemanan adalah soal keamanan data penting. Ambil contoh salah satu situs pertemanan di atas, pada saat mendaftarkan diri untuk bergabung, ada langkah yang harus dilalui yaitu mengisikan alamat email dan password email, sebenarnya bisa diabaikan, tetapi link atau icon untuk mengabaikan ini letaknya -- disengaja -- tidak menyolok. Apabila ceroboh, user awam biasanya tanpa curiga memasukkan email beserta passwordnya karena dianggap sebagai syarat yang musti dilalui. Jangan mudah percaya, ini sangat berbahaya! Biasanya situs ini akan menjaring data pada akun email tanpa diketahui pemiliknya, seperti address book misalnya. Siapa yang bisa menjamin bahwa situs pertemanan ini tempat yang aman dan tidak mengeksploitasi data-data penting email Anda? Perhatikan juga, situs pertemanan biasanya tidak dilengkapi security yang baik -- semisal SSL -- untuk melindungi data mentah yang Anda gunakan ketika men-submit data. Untuk menangkap data Anda di jaringan Internet publik misalnya, itu mudah sekali, hanya berbekal software dari Internet yang tersedia bebas dan gratis data Anda akan mudah dieksploitasi orang yang tidak bertanggung jawab, atau orang yang mengaku bertanggung jawab sekalipun!

Untuk itu, mari lebih bijak dan berhati-hati. Mudah-mudahan bermanfaat.

Kamis, Agustus 21, 2008

Social Behavior, Murah, Maag dan Ramadhan

Ini hanya bagian kecil cerita bersosial di Jogja, dimana saya selalu heran dan salah tingkah dengan adat dan budaya daerah, seperti ketika mengobrol dengan orang yang termasuk sepuh. Budaya Jawa, terutama daerah Surakarta dan Ngayogyakarta terkenal sangat halus bahasa pergaulannya, selalu menggunakan logat Jawa kromo inggil, bahasa yang jadi mata pelajaran paling menakutkan ketika saya masih sekolah dasar. Akibatnya, kini saya selalu salah tingkah saat berbincang dengan orang-orang “halus” ini, misalnya ketika berbicara dengan menunjuk sesuatu dengan jari telunjuk, maka orang-orang “halus” ini malah bertanya kembali seolah-olah tidak jelas mana sesuatu yang ditunjuk, padahal jelas-jelas yang ditunjuk itu di depan mata. Tapi coba lipat 4 jari telunjuk dan gunakan jempol kanan --ibu jari-- untuk menunjuk dengan arah telapak menghadap ke atas, maka itu sudah cukup sopan sebagai tanda menunjuk sesuatu, walaupun yang ditunjuk itu saaa...ngat jauh, bahkan tidak terlihat sekalipun.

Yang paling sering adalah ketika makan di warung, selesai makan tentu terakhir adalah membayar, “Tadi makan nasi tahu telor, teh hangat, tambahnya krupuk emping satu, berapa?” Sambil komat-kamit penjual menghitung, “Lima ribu lima ratus”. Hmm... murah ya, sambil menyerahkan uang lebih. Karena rasanya terlalu murah sering saya kira penjual salah menghitung, konyolnya saya ulang kembali rincian makan tadi. Maka di sinilah suara agak keras si penjual dengan merinci satu persatu harga masing-masing komponen segala macam itu. Agar tidak salah paham, saya katakan “Murah...” datar sambil mangut-mangut. Sing ati-ati karo wong Jowo tole, weleh...

Betul murah kah? Iya betul, di jaman ekonomi sulit sekarang ini harga segitu murah sekali bila dilihat kualitas dan kuantitasnya, bahkan ada yang lebih murah lagi, dan itu sering saya mengalami salah paham gara-gara sok ndeso makan di warung. Karena banyak salah paham itu, akhirnya jadi sungkan, ewuh pakewuh untuk datang lagi, padahal itu warung terdekat. Maka saya keluar agak jauh lagi dari rumah, mencari nasi padang, lotek, soto ayam, soto daging, soto kudus, sayur bayam, sayur lodeh, sop, telor bali, ceker ayam, sate ati, wah... lebih banyak variasinya. Dan semua itu termasuk murah dan terjangkau menurut saya. Coba bandingkan, adakah seporsi soto ayam seharga Rp 2.500? Nasi padang, sepotong dadar telor ayam pedas tebal, sepotong tempe, tambah teh hangat, semuanya Rp 5.500? Soto daging sapi Rp 4.000? Tapi jangan dibandingkan dengan jaman sebelum krisis moneter 10 tahun lalu, ketika seporsi soto ayam hanya 250 - 500 perak, seliter bensin premium 450 perak, dan sebulan biaya hidup anak kost tak lebih dari 100 ribu, karena kini semuanya naik lebih dari 10x lipatnya.

Untuk berhemat dan agar tidak keluar rumah, kadang mencoba memasak sendiri, tapi ternyata cukup repot dan wasting time, jadi cukup menanak nasi di hari-hari libur saja. Kendati demikian, pola makan saya sering tidak teratur, hampir setiap hari si sulung, Nasywa, di telepon selalu mengingatkan “Ayah... ayah mam apa sih?”, “Ayah sudah mam apa belom?”,” Ayah ini sudah dibilangin jangan makan indomie terus yah... ayah bisa mam sama telor, ayam goreng, soto, yah... blablabla...” Saya yang mendengarnya hanya tersenyum --plengeh-- saja, tapi... ayahnya ini sangat bandel juga sih, sudah sering diingatkan... eh, akhirnya kini maag-nya kambuh lagi. Nah loh!

Dan kemarin, saya mencoba saran ibunya anak-anak, langganan katering untuk puasa ramadhan, agar lebih nyaman dan mudah-mudahan lebih tertib... :-)

Minggu, Agustus 17, 2008

Merdeka itu Cinta


Diadaptasi dari film Ayat-Ayat Cinta, menampilkan Fahri Abdullah (Fedi Nuril) dan Aisha Greimas (Rianti Cartwright).

Selasa, Agustus 12, 2008

Menulis Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar itu Sulit

Berapa lama Anda belajar bahasa Indonesia?
Ada yang menyebut 12 tahun, karena dimulai dari tingkat sekolah dasar (SD) selama 6 tahun, kemudian 3 tahun sekolah menengah pertama (SMP), dan terakhir 3 tahun sekolah menengah atas (SMA). Adapula yang menyebut lebih dari 12 tahun, sebab masih dilanjutkan ujian masuk perguruan tinggi yang menyertakan syarat ujian Bahasa Indonesia, kemudian bila memilih jurusan atau program studi Bahasa Indonesia pun masih belajar lagi hingga sarjana. Bukan itu saja, pada program studi selain itu, syarat untuk menulis laporan tugas akhir, harus memenuhi kaidah berbahasa Indonesia yang baik dan benar, dan ini wajib dilalui dengan baik ketika harus menyelesaikan thesis bagi program pasca sarjana, hingga desertasi doktor.

Jadi, seandainya ada orang yang berpendidikan tinggi, setidaknya cara menulis yang baik dan benar tercermin dalam kegiatan sehari-harinya. Akan menjadi suatu pertanyaan besar dan berbuntut panjang, bila ternyata menulis bahasa Indonesia saja masih kacau balau. Lalu, bagaimana sebaiknya berbahasa Indonesia yang baik dan benar? Apakah seperti tulisan saya ini? Lho... bukannya sudah puluhan tahun belajar bahasa Indonesia? Ah, kacau sekali, baik, baiklah, saya masih perlu belajar lagi menulis yang baik. Untuk itu, tolong sekali lagi ingatkan dan ajarkan saya berbahasa Indonesia yang baik dan benar, minimal Anda dapat memeriksa kesalahan dan membetulkan tulisan saya ini. ;-)

Kamis, Juli 31, 2008

Membuat Situs ala DetikCom dengan Wordpress


Ternyata menggunakan Wordpress itu menyenangkan, setidaknya itu yang saya rasakan. Adanya perbaikan yang terus berkelanjutan, framework yang mudah dipelajari, desain themes yang sangat bervariasi dan mudah dikembangkan, plugin serta dukungan yang luas dari penjuru dunia memungkinkan Wordpress semakin berkembang pesat. Berbagai macam bentuk dan desain situs, baik yang sederhana hingga yang rumit, dengan Wordpress, itu semua bisa dikondisikan dalam keadaan serupa tapi tak sama. Sifat Wordpress yang terbuka, menjadikannya sebagai salah satu Content Management System (CMS) yang unggul dan memiliki komunitas yang luas dan kuat.

Seperti yang saya rasakan baru-baru ini, mengoprek dan mengaturnya pun tak begitu repot. Ketika melihat situs Detik.Com yang baru, kadang ada rasa semacam tantangan: bagaimana membuat dan mendesainnya? Bisakah cukup dibuat dengan Wordpress? Hmm... itu tak mudah. Beruntung, situs obyek contoh sudah ada, kali ini adalah situs detiksurabaya.com, sedang obyek client adalah stikom-bpp.ac.id. Repotnya, tak cukup tersedia waktu, tenaga dan tak punya senjata layaknya pegangan para desainer web pro. Mau tak mau, harus menyesuaikan kondisi apa adanya, lagi pula tak mau ambil resiko atau mengambil jalan pintas, so simple saja.

Maka, dimulailah proyek tantangan itu, berbekal senjata Ubuntu GNU/Linux, Apache, MySQL, Cssed, Bluefish, Gimp, dan beberapa koleksi browser seperti Firefox, Epiphany, Galeon dan Opera untuk sarana testing dan implementasi. Plus VirtualBox untuk menjalankan browser IE7 dan browser yang running di Windows, kemudian mengakses situs yang diuji coba di server local, akhirnya syukurlah tampilan tak berantakan lagi. Lega... Capek dolo ah... kering lagi. :P

Sabtu, Juli 26, 2008

Posting Artikel Blog Menggunakan OpenOffice

Iseng jalan-jalan, ada informasi bahwa untuk memuat artikel ke dalam blog, cukup mengetikkan ke dalam OpenOffice, lalu submit ke blogger.com. Mungkin selama ini ada yang sudah menggunakan Scribefire, yaitu add-ons browser Firefox yang fungsinya hampir sama. Dulu, Scribefire sudah pernah saya coba untuk memposting artikel blog, tapi kurang nyaman, karena ada pesan Scribefire di bawah artikel. Nah, bila artikel ini berhasil dibaca, berarti berhasil pula posting artikel melalui OpenOffice 2.4 yang jalan di GNU/Linux Ubuntu 8.04 saya.


Selamat ya.


Minggu, Juli 20, 2008

Gempa dan Tujuh Belasan

Seakan sudah biasa, gempa yang dirasakan Yogyakarta minggu siang ini sekitar pukul 13:10 WIB lewat begitu saja, mudah-mudahan tak ada apa-apa. Saya sendiri mengakui sudah cukup sering merasakan gempa dalam skala kecil, syukurlah semuanya masih dalam keadaan aman dan selamat. Ketika merasakan gempa, posisi saya sedang duduk di kursi, asyik dengan laptop di meja, berada di kamar lantai atas. Tiba-tiba meja dan kursi terasa ada yang menggoyang keras, lalu melihat pintu kamar dan kuncinya yang menggantung juga tergoyang-goyang, seketika itu saya langsung keluar kamar, masya Allah, di luar sepi... tak terlihat ada orang panik. Apa hanya saya saja yang merasakan gempa? Atau ini gara-gara efek goyang dangdut semalam? Ah, nggak tahu lah. Tapi setelah jalan keluar rumah, memang ada yang mengakui terjadi gempa barusan.

Dua jam setelah itu, aktifitas warga Pogung Kidul area Selokan Mataram mulai kembali giat, acara tujuh belasan tetap dilaksanakan seperti pengumuman sebelumnya. Lomba tangkap bebek dan gebuk bantal adalah andalan untuk hari minggu ini.




Update: Berita terkait gempa di detik.com sini dan di sana. Di Kompas.com juga ada.

KPK dan Mendadak Dangdutan


Menurut informasi di milis kampus, ada banyak acara di Jogja, salah satunya malam minggu ini ada pameran budaya di benteng Vredeburg, Malioboro. Tanpa pikir panjang, habis sholat isya' saya langsung menuju lokasi. Begitu tiba di sana, beuh... kok sepi? Di halaman ada mobil KPK pasang layar tancap, ow... ternyata KPK ikutan kampanye juga tho, sebentar, lihat dulu nonton filmnya KPK, hmm... dibintangi Dedy Mizwar dan para pemain sinetron “Kiamat Sudah Dekat”. Hey! Bukan film ini yang kucari, tapi mau lihat pameran. “Pak, dimana pameran budayanya?” tanya saya pada tukang parkir. “Itu di sana!” sambil ia menunjuk ke arah Monumen Serangan Umum 1 Maret 1949. Loh, kok di sana? Curiga, jangan-jangan informasi di milis itu salah, hmm... orang sekarang asal comot dan forward informasi nggak jelas, dasar! Tapi coba dululah, masuk ke benteng, benar, sepi gelap... akhirnya nggak jadi masuk, dan belok kanan menuju ke monumen.




Eee ladalah... yang ditunjuk tukang parkir tadi mendadak dangdutan, ada lomba joget, malah jadi ikutan nongkrong jadi penonton. Anehnya jadi kerasan, nonton acara apa saja di Jogja rasanya suasana juga ikut mendukung. Pasalnya, yang nonton bukan saja anak muda, tapi campur aduk, ada tua muda, kaya nggak kaya, yang ada hanya goyang joget dangdutan, suasananya pun jadi guyub, pantas saja di tempat ini banyak orang sekedar duduk leyeh-leyeh, dengan pasangan atau sendirian tetap asyik saja. Akhirnya saya duduk di bibir jalan dekat orang tua, sembari ngobrol ngalor ngidul nonton goyangan maut artis penyanyi dangdut dan lomba joget. Gila! Itu penyanyi bukan cuman goyang saja, tapi salto, kayangan, jumpalitan, naik tiang besi panggung, putar-putar rambut dan kepala, wah... hebat pokoknya. “Luar biasa, tepuk tangan penonton...” begitu kata Tukul biasanya, hehehe...

Jumat, Juli 18, 2008

Menulis Arab di Linux

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ﷲِ وَبَرَكَاتُهُ


Mungkin posting saya ini sudah basi, mengingat hal ini sudah biasa digunakan oleh para pengguna komputer, terutama yang sering menulis tulisan Arab mengutip lafaz Al Quran atau Al Hadist. Bahkan ada orang Indonesia yang sering menggunakan Arab gundul -- tanpa harokat -- untuk menulis keseharian. Lho kok? Iya, saya dulu mempunyai teman yang hanya bisa membaca dan menulis Arab untuk sehari-harinya, bukan tulisan latin atau gedrik -- huruf tegak. Konon ceritanya ia memang SDTT -- sekolah dasar tidak tamat -- tapi pintar mengaji. Kendati demikian, terakhir beberapa tahun lalu bertemu sepertinya ia sudah mahir membaca.

Kembali ke topik, sering saya temui di berbagai milis menanyakan perihal cara menulis Arab di komputer. Kebanyakan jawaban mengarahkan penggunaan sistem operasi Windows Arabic yang sudah dibuat model Arab, atau install software ini itu, jujur saya tidak tahu apa yang diinstall. Dulu, saya pernah menulis Arab menggunakan Symbol pada MS Word, lumayan bagus, tapi Arabnya gundul tanpa harokat, dan keselnya bukan main, karena kilik-kilik satu-satu.

Saya kira, saat ini sudah banyak perangkat lunak untuk menulis karakter huruf yang aneh-aneh ala tulisan Jawa, Bali, Bugis, Rusia, Arab, Tagalog (Filipina), Thailand, Katakana (Jepang), Mandarin (China) dan sebagainya. Hanya yang jadi masalah adalah perbedaan bahasa dan kebanyakan orang belum tahu dan belum terbiasa saja. Nah, coba tanya om Google, banyak sekali informasi yang bisa dicoba.

Kalau saya sendiri lebih suka menggunakan Gucharmap, yaitu aplikasi peta karakter yang memungkinkan untuk menyisipkan karakter spesial tertentu pada sebuah dokumen atau text field. Dengan demikian, saya tak perlu menghapal simbol-simbol Arab pada keyboard atau menempeli simbol huruf Arab pada tiap-tiap tombol keyboard. Cukup bermain dengan mouse dan memilih karakter mana yang hendak disusun. Hebatnya, hurufnya langsung tersambung otomatis seperti demikian:

.اِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَا عَنِ الْفَخْشَاءِ وَالْمُنْكَرْ

Kemudian bila telah tersusun satu atau beberapa kalimat, tinggal di-copy-paste ke OpenOffice Writer, kemudian tambahkan harokatnya di sana. Memang kelemahannya bila menulis dalam jumlah banyak, misalnya 100 kalimat, lebih baik menggunakan keyboard dan diketik langsung pada OpenOffice Writer. Syaratnya hanya aktifkan Arabic style pada Keyboard Preferences. Bila belum ada style Arabic, install lebih dulu SCIM (Smart Common Input Method) juga fonts Arabic. Saya menggunakan Ubuntu, tinggal buka Synaptic Package Manager atau ke terminal, ketik:

$ sudo apt-get install scim

Setelah itu coba lihat di panel atas, biasanya muncul keyboard indicator, tinggal pilih Arabic atau USA. Jangan lupa, instalasi juga paket Arabic untuk OpenOffice, untuk menulisnya pilih font Scheherazade. Ada yang telah menyusun program kecil sehingga memudahkan menulis Arab menyesuaikan style keyboard yang ada, coba kunjungi aksara Arab di wiki.ubuntu-id.org.

Selamat mencoba.

وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ﷲِ وَبَرَكَاتُهُ


Update:
Beberapa browser mungkin tidak bisa membaca dengan baik tulisan Arab di atas. Saya coba Firefox 3, Galeon, Epiphany terlihat masih bisa dibaca. Sedang Opera 9.5 for Linux terlihat putus-putus di antara harokatnya. Sedang di IE7, hanya huruf lam-alif tidak mengikat sempurna.

Minggu, Juli 13, 2008

Dari Kondangan Minum Es Dawet Banjarnegara

Hari minggu lalu, 6 Juli 2008, ada teman yang nikahan di Klaten, kami sekelas -- ada yang bolos -- akhirnya berangkat sama-sama. Jujugan di KPTU, lalu berangkat dengan 5 (6?) mobil, yaa... mirip konvoi, hanya saya dan Azhar naik tigernya. Kenapa nggak sama-sama naik mobil? Yaa... biar bisa lihat-lihat pemandangan, lagian menghindari mabok, si Azhar juga pulang kampung. Lumayan jauh juga sampai di Klaten, lalu acara demi acara berlalu, ya... seperti biasa adat Jawa halus, bahasanya pun sulit saya pahami -- padahal orang Jawa tulen.

Urusan kondangan pernikahannya teman, tahun ini ada banyak yang masuk daftar, pertama si Himawan yang diadain di JEC dan dihadiri para pejabat, ada pak Amien Rais, ada menteri... wah. Orang penting banget. Lalu nikahnya si Dian Gondrong -- sudah jadi bos malah baru nikah -- di Malang. Lalu si Nur di Gresik, yang ini bisanya cuman titip salam doang, si Titik Klaten, disusul bulan Agustus nanti tampaknya juga ada, si Said di Balikpapan, tapi kayaknya enggak bisa datang. Belum termasuk undangan tetangga kampung yang nikah... weleh.




Kembali ke cerita awal, sehabis pulangan kondangan dari Klaten, bareng Azhar saya sempatkan mampir di Bogem -- setelah Prambanan -- pinggir jalan minum es dawet Banjarnegara. Rasanya seger, manis, enak. Lupa sudah berapa kali saya minum es dawet di situ, yang jelas pertama kali saya minum bareng istri dan anak-anak sehabis dari Prambanan tahun lalu. Waktu itu BBM belum naik, sekarang BBM sudah naik pun harga segelas es dawet Banjarnegera masih stabil, Rp 1.000. Padahal, segelas es teh dengan volume yang sama lebih mahal 2x lipatnya.

Selasa, Juni 24, 2008

Produktifitas Menggunakan PLBOS

Perangkat lunak bebas dan Open Source (PLBOS) bisa digunakan untuk produktifitas kerja? Kenapa tidak? Tentu bisa dong. Sepengetahuan saya, saat ini penggunaan Linux sudah semakin banyak, beberapa bulan lalu saya masuk kelas, beberapa teman menggunakan sistem operasi bawaan dari pembelian laptopnya, Windows Vista. Saat itu, mungkin hanya saya saja yang menjadi bahan cibiran sebagai satu-satunya orang yang menggunakan barang gratisan dekstop Linux untuk kegiatan belajar – cieee... sok gaya elo... -- hehehe... iya, saya hanya user biasa yang baru belajar dan tidak mengerti apa-apa. Sebenarnya ada teman yang menggunakan Linux untuk server pribadinya, walaupun dalam keseharian tetap menggunakan Vista. Tapi entahlah, lambat laun saya lihat kini ada beberapa teman yang menggunakan Linux di laptopnya, ada yang menggunakan Linux Mint, Ubuntu, OpenSuse, Fedora, bahkan ternyata banyak yang mahir. Walaupun demikian, satu dua orang ada yang masih menggunakan Vmware untuk sekedar coba-coba. ;-)

Bukan hanya itu, Linux kini sudah hampir selalu digunakan di komputer kantor-kantor, perpustakaan, bagian tata usaha, administrasi keuangan, beberapa divisi dalam perusahaan, yang digunakan untuk operasioal sehari-hari menunjang proses produktifitas perusahaan dan sebagainya. Jadi, bisa dikatakan “ndeso” kalau kini belum tahu Linux. ;-)
Salah satu hal mengapa kini Linux banyak digunakan oleh masyarakat luas adalah kemudahan mengoperasikan dan dukungan pengembangannya yang sangat luas. Hampir segala perangkat keras komputer dapat menjalankannya, dan apabila kesulitan pun hampir selalu ditemukan solusinya di Internet atau teman terdekat. Ya, walaupun tidak tertutup kemungkinan banyak juga yang stress gara-gara gagal sini gagal sana... ;-)

Kalau begitu, kalau memang mudah menggunakan Linux dan OSS, contohnya apa?

Hmm... iya ya, kadang lebih suka omong doang, omdo gitu, nggak cocok dengan kenyataan sebenarnya. Hmm... gimana ya, ya... maafinlah, namanya juga manusia, oiya, berikut saya tuliskan tutorial Mudahnya Membuat Animasi dengan GIMP di Linux, yang saya posting di situsnya KPLI Balikpapan, mudah-mudahan bermanfaat. ;-)

Ditulis disela-sela mengerjakan PR, lagi bete... :P

Senin, Juni 23, 2008

Italia Kalah

Pertandingan perempat final antara Spanyol vs Italia dini hari tadi sebenarnya cukup menarik, apalagi komentator tamu, Pak Din Syamsuddin, ternyata menjagokan Spanyol mengikuti prediksi kebanyakan orang. Waah... penasaran, tapi apa daya... rasa kantuk yang amat sangat membuat mata ini sulit diajak kompromi, bangun-bangun sudah subuh, itupun karena dengar adzan subuh. Tapi lumayan, ada berita pagi, ah... Italia, berakhir di tangan Spanyol lewat adu tendangan pinalti, praktis Group C tak ada wakilnya satupun yang lolos ke semifinal. Sudahlah, kalah menang itu sudah biasa... ;-)

Jadi, jago siapa lagi nich?
Ah... enggak ada, si jago sudah kalah, sulit berpaling ke yang lain... ;-)

Lalu, siapa kira-kira yang menang?
Dilihat saja akhirnya, secara strategi-teknik-fisik itu bisa dilihat tim mana yang kira-kira bakal menang, tetapi dari kemampuan tim yang rata-rata bermain sangat baik serta adanya keberuntungan --kalo orang tua menyebut: wis dadi qodare--, hampir semua prediksi kebanyakan orang tak ada yang benar, ya begitulah, bola itu bundar... ;-)

Kamis, Juni 19, 2008

Perpustakaan, Kini dan Akan Datang

Dulu, saya mengenal perpustakaan ketika masih menginjak sekolah dasar, dan buku-buku yang saya pinjam adalah komik serial karena tertarik teman. Lambat laun, saya tidak begitu suka komik serial, karena ceritanya tak pernah habis dan bikin nanggung. Saat ini, saya bisa dikatakan termasuk orang yang jarang ke perpustakaan sekolah, kampus ataupun perpustakaan kota yang hening. Pernah memiliki kartu keanggotaan perpustakaan, berbayar tapi tidak atau jarang digunakan untuk meminjam. Biasanya kalau ke perpustakaan karena ada tujuannya, mencari bahan untuk tugas atau keperluan pekerjaan. Justru kini saya lebih suka dan lebih sering ke toko buku murah, misalnya ke Toga Mas atau Gramedia Store, untuk apa ke sana? Untuk mencari hal baru, apa saja yang terlihat menarik untuk dibaca... ;-)

Menariknya, seperti Jogja sini, toko buku tiap hari hampir tidak pernah sepi, apalagi bila menjelang petang, malam minggu atau hari libur. Ini tak berbeda dengan kota tempat tinggal saya, Balikpapan. Tengok saja beberapa toko buku di tengah kota, hampir setiap hari orang masuk lalu lalang sekedar baca buku atau hanya melihat-lihat saja, walaupun tak disediakan meja untuk membaca layaknya perpustakaan, tapi pengunjung tetap puas membaca sambil berdiri. Suasananya pun ramai, berisik, kadang ada musiknya keras-keras. Saya pun biasanya bila sekedar jalan-jalan, tak segan-segan menjadikan toko buku sebagai prioritas untuk dikunjungi, bukan mall.

Bila melihat kondisi yang berbeda di atas, salah satu kelemahan perpustakaan ini banyak sekali dan nampaknya cukup kompleks. Mungkin ada yang menganggap bahwa perpustakaan kini hanya mirip gudang buku dan jurnal usang, buku tebal kertas coklat, berisi penuh filosofi berat, teoritis, numerical dan tak ada hal yang baru. Didukung dengan wajah petugas yang lesu, kurang simpatik, ruangan kusam, gelap, komputer jadul dan hanya bisa dipakai main solitaer, apalagi kartu anggota yang berbayar dan mudah lecek, denda keterlambatan yang muahal, manajemen amburadul, semakin membuat perpustakaan sebagai gedung besar yang berhantu.

Hm... perpustakaan? Bagaimana sebaiknya?

Rabu, Juni 18, 2008

Italia, Menyebalkan tapi Menang

Ya, itulah laporan pandangan mata saya melihat Italia vs Perancis pada Group C Piala Eropa 2008 ini, entahlah kalau memang demikian adanya. Betapa tidak, pola permainan masih tampak sama dengan permainan sebelumnya ketika melawan Rumania dan Belanda, hampir tak ada perkembangan. Sepanjang pertandingan, biasanya saya tegang, berdebar-debar, teriak dus! Tapi ternyata malam tadi lebih banyak sukanya. Banyak pihak mencibir Italia akan tersisih, tidak salah juga anggapan ini karena pola permainannya yang menyebalkan! Ya begitulah Italia, dari kebiasaan sebelumnya, selalu tertatih-tatih diawal kompetisi, tapi anehnya sering melenggang terus hingga semifinal.

Mari ditunggu saja babak selanjutnya. ;-)

Sabtu, Juni 14, 2008

Italy dan Luar Biasanya Belanda

Menariknya nonton pertandingan itu karena ada yang jadi jagonya, dengan begitu ada pelibatan emosi, ada teriakan keras, ada tarikan napas panjang, detak jantung berpacu kencang membawa aliran darah mengalir deras di seluruh urat nadi, ada gairah yang menggolara mirip pasangan pengantin berpacu di atas ranjang asmara. Ketika sang jago melempem, mandul, dan gagal, maka gairah itu seperti menggantung, menunggu mendapatkan kesempatan sekali lagi untuk melampiaskannya secara tuntas!

Sebaliknya, sangat beda dan hambar rasanya bila tanpa sang jago, gol sini teriak gol, gol sana teriak gol, tak jelas mendukung siapa, tak ada yang menggelorakan, tak ada yang menarik, semua nampak biasa dan berlalu begitu saja. Nggak tahu kalau memang jadi wasit atau pengamat saja, hehehe...

Bermain seri 1:1 melawan Rumania, Italy memang mendebarkan. Zambrotta... banyak pendukungmu yang berbalik mencemooh, meledek, menyesalkan, tapi itu biarlah sudah terjadi. Luca Toni, mengapa terus diberi kepercayaan mengeksekusi sundulan demi sundulan padahal tak berkutik ditempel Tamas? Roberto “Lionel Luthor” Donadoni... ah capek dech komentar, saya malah berharap dia diganti saja. Beruntung pahlawan hari itu Gianluigi Buffon, jadi masih tersisa peluang tipis maju ke perempat final. Melihat penampilan Belanda yang sangat cemerlang mengalahkan Prancis 4:1, berarti di atas kertas bisa juga kalahkan Rumania, karena dengan begitu, Italy memiliki kesempatan bila juga mampu kalahkan Prancis! Bila tidak, maka angkat saja kopernya Donadoni keluar lapangan, biar dia pulang sendirian!

Rabu, Juni 11, 2008

Gudeg Kayu



Rasanya, tak banyak mahasiswa yang tahu dimana makan gudeg yang enak. Pernah tanya teman yang sudah tahunan tinggal di Jogja, dimana makan gudeg yang enak? Jawabnya di daerah Malioboro. Hmm... setelah dicoba, walah... kerongkongan ini susah menelan, glek. Pernah juga mencoba di utara kantor pusat UGM, 10 meter dari lampu merah perempatan kaliurang - selokan mataram, seperti posting saya terdahulu di sini.


Tapi, dari semua itu rasanya masih beda banget dengan Gudeg Kayu di Jalan Solo, persis depan hotel Saphir - Saphir Square. Gudeg Kayu? Sepintas saya kira itu hanya namanya saja, malah ada yang mengira lauknya campur kayu hehehe... Saya sendiri bingung kenapa disebut gudeg kayu, tapi setelah datang ke sana, lalu memesan dan duduk, baru tahu, ternyata warung gudeg ini satu atap dengan penjual kayu untuk bangunan. Ow... begitu ya, tapi saya masih agak ragu, mau tanya sendiri kok kayak wartawan saja. Sambil makan, lauk telor bacem dan... lauk mirip serabut kayu, lho kok? Setelah dimakan, hmm... nyam-nyam, empuk enak, serabut kayu itu ternyata ayam goreng, yang diambil dagingnya. Tambah es teh manis, 2 biji gorengan, jumlah seluruhnya hanya Rp 8.000 saja, bandingkan dengan harga seporsi nasi goreng saja tanpa minum di Balikpapan. :P

SGPC is SeGo PeCel

Ketika tahu ada tulisan besar "SGPC" di daerah Klebengan depan Universitas Negeri Jogja (dulu IKIP Jogja), saya bingung, SGPC itu apaan sih? Setelah tahu, walah... ternyata SeGo PeCel tho... ndeso ya... ;-)


Omong-omong SGPC, di Jogja banyak banget, harganya variasi sesuai ukuran kantong, mulai yang kantong cekak sampai kantong tebal ada. Untuk yang kantong cekak, saya coba di area Candi Prambanan, weih... jauh amat! Wehehe... ini sekalian jalan ke sana antar ponakan yang datang dari Bontang, setelah capek mutar-mutar candi baru makan minum di pinggir jalan. Seporsi (sakpincuk) SGPC standard plus dua potong tahu (setengah jadi) bacem hanya Rp 5.000 saja, lebih murah dibanding bensin premium seliter. Hmm... nyam-nyam, lumayan buat ganjel perut.

Berikutnya Gudeg Kayu.

Selasa, Juni 10, 2008

Tak Tega Nonton Italy Babak Belur Tanpa Balas

Entahlah, malam tadi nggak tega nonton Italy yang kelihatan ringkih banget, permainan nggak berkembang, bobol gol kedua rasanya mata ini nggak tega meneruksan nonton, hiks... sudah begitu nggak ngeh rasanya lihat pelatih Roberto Donadoni, kenapa bukan Mancini? Kalah 3:0 dari Belanda tanpa balas makin bikin rupeg saja. Ah, sudahlah, mau gimana lagi, tapi biarlah Italy berusaha, langkah makin berat, harus bisa kalahin Rumania dan Prancis!

Minggu, Juni 08, 2008

Ngeblog Nyambi Nonton Swiss vs Ceko

Entahlah, hari ini selain nonton bola Euro 2008 sambil baca-baca blog, ternyata ada banyak artikel yang bercerita tentang diri dan keluarganya, terharu dech... Gol! 1 – 0 buat Ceko... kalahin tuan rumah, Swiss! Eh, lah... ini gara-gara nonton bola sambil ngeblog... halah!

Kembali ke cerita, sampai mana tadi, ah... lupa sudah, hmm... iya, ceritanya orang yang cerita di negara sono, yaah... kurang lebih satu lautan dari Yogyakarta, ah... nggak kosentrasi nich... kacau balau, mana yang lebih penting, nonton bola apa ngeblog? Ah... meleset! Tendangan persis depan gawang! Hampir saja Swiss menyamakan kedudukan... huhuhu... sikat! Alaah... meleset jauh, tuh kan pelatih Swiss lompat-lompat terus...

Jadi pilih mana nih, Swiss apa Ceko?
Italy saja dech... :p

Sabtu, Juni 07, 2008

EURO 2008: Forza Azzurri




World Cup 2006 dua tahun lalu dan Euro 2008 ini, sulit sekali untuk tidak mendukung Italy. Seingat saya, saya mengenal Italy sejak World Cup 1982, ketika Paolo Rossi bermain. Dan di liga Italy, jagoku tentu AC Milan.

Berada di group C, ada Belanda, Prancis dan Rumania, weh... cukup berat coy! Tapi gue... eh, saya mantap dech dukung Italy, Forza Azzurri!

Rabu, Mei 28, 2008

Pengalaman Transaksi Online Ticketing


Membaca pengalaman Pak Adriyanto membeli tiket pesawat Mandala Air di mandalaair.com, saya jadi teringat pengalaman yang sama yang sudah saya lakukan hingga kini. Tak beda jauh dengan pengalaman beliau, pembelian tiket secara online saya lakukan sudah berjalan beberapa waktu yang lalu, juga termasuk rekan-rekan lainnya yang 'senasib' dengan saya.

Saya sendiri menjadi member untuk beberapa maskapai penerbangan yang menyediakan pembelian tiket secara online. Untuk menjadi member pun cukup mudah dan gratis. Dari beberapa maskapai tersebut, yang sering saya gunakan adalah Mandala Air dan Lion Air, sedang Batavia Air agak sulit, karena setahu saya hanya menyediakan pembayaran via kartu kredit Visa atau Mastercard. Pernah ketika mencoba memasukkan data Visa ATM Mandiri ternyata tidak bisa diproses oleh sistem, ya sudah akhirnya batal dan cari yang lebih mudah. Bagaimana dengan Garuda? Belum pernah dicoba, sejak penghapusan rute penerbangan Balikpapan-Jogjakarta, saya tidak tahu lagi kabarnya.

Sekedar menambahkan informasi yang sudah ada, dengan adanya pembelian tiket online ini kadang membuat saya menjadi agak selenge'an. Betapa tidak, tiket pesawat yang saya gunakan cukup berupa print-out ATM saja, kertas faksimili kecil, lusuh, dilipat dan disimpan di dompet, kelihatan remeh temeh dan tidak berguna. Bisa juga berupa print-out pembayaran dari Internet Banking atau cetak kode pemesanan pada ½ halaman folio atau lebih kecil lagi untuk diselipkan ke dompet bercampur dengan karcis-karcis lainnya. Kok begitu? Bagaimana bila melewati petugas penjaga bandara ketika hendak masuk pemeriksaan bagasi atau ketika check-in? Syukurlah, selama ini saya lancar-lancar saja. Tetapi ini bukan saran yang baik bila sewaktu-waktu ada masalah nantinya, jadi jangan hanya bergantung penuh pada print-out pembayaran dari bank saja. Sangat disarankan juga mencetak tiket yang dikeluarkan oleh sistem pembelian tiket maskapai penerbangan tersebut. Sehingga bila ada masalah ketika melewati pemeriksaan diharapkan akan lebih mudah dan membantu.

Selain itu, kemudahan yang saya dapatkan adalah pengiriman berita melalui email, kemudian bisa membandingkan harga tiket antar maskapai penerbangan dan memilih harga tiket yang paling murah, juga memilih waktu keberangkatan (seperti tiket lebaran tahun ini oleh Air Asia) yang jauh hari sudah disediakan dan mulai diserbu masyarakat, dan beberapa kemudahan lainnya.

Sayang sekali, hampir semua sistem pembelian tiket online yang saya gunakan saat ini tidak menyediakan aplikasi pembatalan atau perubahan jadwal keberangkatan untuk umum, hanya disediakan untuk kantor cabang atau agen resmi saja. Sehingga bila melakukan pembatalan atau perubahan jadwal keberangkatan harus melalui kantor cabang terdekat, plus biaya administrasi dan pembatalan yang disesuaikan dengan perubahan harga. Saya tidak tahu bila seandainya ada perubahan jadwal, taruhlah mundur beberapa hari dari jadwal sebelumnya, apakah dengan demikian harga bisa jadi lebih murah? Sepertinya tidak ada penurunan harga, coba lihat kembali fare-rules.

Saya berpendapat bahwa untuk membuat aplikasi pembatalan atau perubahan jadwal tersebut sebenarnya mudah saja dibuat, tetapi ini mungkin berkaitan dengan faktor lainnya yang harus dipertimbangkan, seperti faktor sosial dan keamanan. Bila awareness masyarakat tentang fungsi Internet dan e-commerce terus tumbuh dan membaik, tak pelak agen-agen penjualan tiket suatu saat akan banyak yang tutup. Seperti halnya banyak wartel (warung telekomunikasi) yang saya temui akhir-akhir ini sudah banyak yang tidak beroperasi, mengingat biaya telekomunikasi saat ini juga sudah semakin murah dan mudah.

Lalu, bagaimana dengan harga melalui pembelian tiket online ini? Setahu saya lebih murah bila dibandingkan dengan harga dari agen, selisih beberapa puluh ribu saja, jadi kalau Anda berminat membuka jasa penjualan tiket penerbangan saat ini masih terbuka kesempatan lebar... ;-)

Rabu, Mei 14, 2008

Buy Online from Microsoft



Gambar ini saya ambil dari msdn.microsoft.com, setelah login coba masuk Buy or Renew Online. Menurut saya, harga MSDN Premium ini masih wajar saja, sah-sah saja Microsoft jual dengan harga segitu. Tapi buat apa beli? Kalau bahasa Suroboyoan "Lha lapo tuku larang-larang rek, gawe opo... ojok kemlinthi koen... lha wong sing gratisan* ae wis cukup kok!" hihihi...

* baca: PLBOS (Perangkat Lunak Bebas Open Source)

Rabu, Mei 07, 2008

Menulis Artikel di Blog sebagai Sebuah Profesi

Bila pembaca blog saya ini melihat artikel pertama blog berisi kutipan penuh artikel media massa, tentu tidak kaget, lho emang buat apa kaget? Tujuan saya kala itu adalah mengisi blog lebih dulu dengan satu hingga beberapa artikel yang ditemui, karena belum siap menulis tentang topik tertentu ketika blog baru selesai dibuat. Tentu saja, sumber artikel saya sebutkan di sana, tak lupa saya mengirimkan permohonan ijin melalui email untuk menempelkan artikel tersebut pada blog saya. Ketika jawaban tak kunjung datang, saya mengira berarti ada 2 jawaban, boleh atau tidak boleh. Setelah melihat kembali aturan pengutipan yang kira-kira menyebutkan bahwa tidak diperkenankan mengutip isi maupun sebagian untuk kepentingan komersial, dan saya kira blog saya ini adalah blog abal-abal, maka saya berpendapat berarti boleh, dengan syarat tetap mencatumkan sumbernya.

Sebenarnya pengutipan dengan mencantumkan sumber itu menguntungkan pihak yang dikutip, apalagi dengan memberikan taut (link), karena informasi tersebut dapat tersebar luas secara cuma-cuma, juga dapat menaikkan traffic situs media tersebut, yang imbasnya menguntungkan secara finansial. Lho kok? Dengan traffic yang tinggi, situs media tersebut akan dengan mudah menarik iklan untuk berbondong-bondong memasang iklannya dan berani membayar mahal. Secara tidak sadar, si pengutip menjadi key-influencer bagi media kapitalis. Sebaliknya, sedangkan bila mengutip tanpa ada sumbernya, apalagi dengan percaya diri ditujukan untuk media luas dan komersial, itu bisa sangat memalukan.

Setelah sadar, barulah kemudian saya mulai belajar menulis secara mandiri untuk publik, terutama untuk mendukung kegiatan belajar mengajar saat itu. Kalau dilihat kembali tulisan-tulisan awal kelihatan lucu, baik gaya tulisan maupun isi lebih banyak menyoal tentang sesuatu menurut perspektif saya, kira-kira berisi uneg-uneg yang meledak-ledak gitu hehehe... Kebanyakan blog saya ini hanya berisi opini pendek maupun koleksi foto pribadi serta capture image yang saya lakukan sendiri, atau mencomot image yang setidaknya berlisensi bebas, mudah-mudahan tak ada hasil jiplakan, lupa oiy...

Sesuai webtracking yang terpasang, kadang bisa di-tracking beberapa foto pada blog atau tulisan saya (yang ada juga di blog lain) telah di-copy oleh blog orang lain. Walaupun tak banyak, pada dasarnya tidak masalah bagi saya, selagi yang bersangkutan tetap mencantumkan sumbernya. Justru kadang saya merasa senang, kendati tidak menguntungkan secara finansial, tetapi tulisan maupun foto tersebut ternyata menarik minat orang lain, halah! GR!... :P.

Hingga sekarang, rasanya belum ada minat serius menjadikan blog ini sebagai sebuah profesi yang menghasilkan uang secara langsung. Kalaupun bisa, paling banter hanya bisa menempelkan Google Adsense Searching yang nempel di atas artikel ini saja, itupun cuman $1 saja sudah bingung banget cara mengambilnya. Weleh...

Lain kali perlu dicoba yang lebih serius sikit dengan blog baru, tapi rasa malas ini selalu saja mengikuti... uuh... tendang males!

Foto Lawas


Gara-gara melihat banyak iklan tv bercerita tentang rumah tangga dan produk pemutih kulit, saya jadi teringat beberapa tahun yang lalu ketika belum mendapatkan momongan. Setelah 2 tahun pernikahan barulah nongol si sulung, Nasywa, kemudian 3 tahun berikutnya si bungsu, Shaza. Atas pertimbangan medis, keduanya lahir dengan cara yang sama, bedah cezar, alhamdulillah, semuanya dengan keadaan baik, lancar, sehat dan selamat. Masa 1 tahun setelah pernikahan ketika belum ada anak itulah saya pergunakan untuk 'pacaran' dengan istri saya. Maklumlah, saya menikah tidak didahului dengan masa pacaran seperti anak muda jaman sekarang (wew... emang sekarang sudah tua?), paling hanya lirik-melirik saja hihihi...

Ketika honey moon, bersama dengannya saya jalan-jalan ke Jawa Timur, foto tersebut diambil selepas sholat iedul fitri, 14 Desember 2001, di Darmo Permai, Surabaya. Selama di Surabaya, ia ketagihan dengan lontong balap dan tahu campur khas Surabaya. Satu lagi yang ia suka, naik becak jarak jauh sampai si tukang becak pegel linux hehehe... Perjalanan kemudian dilanjutkan keliling ke desa simbah di Pare dan kota tahu kuning Kediri, hingga masuk blusukan ke pondok pesantren besar dimana saya sempat mencicipi rasanya jadi santri desa. Tampak di foto saya masih kelihatan kurus, padahal sebelumnya jauh lebih kurus. Rasanya saat itu hanya dunia ini serasa milik berdua. ;-)

Keamanan Akses Internet pada Jaringan Komputer Publik

Sudah beberapa kali setiap saya mampir di warnet, kadang secara tidak sengaja menemukan celah suatu situs atau data pribadi yang oleh pemiliknya dinyatakan sangat penting, entah disengaja atau tidak data tersebut beredar sangat bebas. Bahkan data XML yang berisi username dan password pun dengan teledor dibiarkan terpaku pada software ftp. Pada jaringan wired maupun wireless publik, biasanya kelihatan sudah diatur cukup baik oleh admin jaringan tersebut, bahkan diset sangat terbuka agar client dengan mudah menggunakannya, kendati demikian justru hal seperti ini perlu diwaspadai, sebab dari sisi client atau pengguna jaringanlah yang mungkin banyak dengan mudah dieksploitasi.

Dua hari kemarin, karena jatah quota bandwidth 1,2 Gb saya bulan Mei ini telah habis dalam 3 hari saja gara-gara sedot Ubuntu Hardy, mau tak mau kalau ada kesempatan saya mampir ke warnet wifi. Saat itu juga masih saja menemukan beberapa komputer pengguna yang terbuka lebar yang berisi data-data penting pribadinya. Satu yang perlu diperhatikan bagi pengguna adalah soal keamanan dan pengamanan diri sendiri, dengan menutup celah aliran paket data yang mungkin bisa dieksploitasi. Gunakan sistem operasi yang memiliki update security yang baik, jangan ambil resiko menggunakan sistem yang jadul untuk keperluan vital. Siapkan network analyzer yang memadai seperti kismet, wireshark, ethereal dan semacamnya untuk memantau paket data yang mencurigakan. Walaupun begitu, tidak ada system yang 100% secara teknis aman. Kesalahan justru lebih banyak karena kecerobohan dan human error. Apabila terpaksa mengakses email penting dari webmail lewat jaringan wifi publik, ubah kembali password dengan segera secara aman. Paranoid? Nggak juga, hati-hati adalah lebih baik daripada sembarangan. Ingat, kejahatan bukan hanya timbul atas adanya niat saja, tetapi juga karena ada kesempatan. Waspadalah! Waspadalah!

Minggu, Mei 04, 2008

Migrasi Linux dan VirtualBox





Beberapa waktu lalu, seorang rekan meminta sumbang saran pada saya mengenai rencana beliau memigrasikan semua perangkat lunak yang berbasis proprietary software ke open source software, lebih tepatnya dari Windows ke Linux, yang akan diterapkan di seluruh divisi tempat kerjanya. Jujur saya tidak mempunyai pengalaman atau pengetahuan memadai perihal migrasi memigrasikan dalam skala perusahaan besar. Sehingga jawaban saya pun cenderung subyektif menurut saya, tentu tidak memuaskan. Secara pribadi, saya sendiri lebih condong melihat hal itu atas dasar kebutuhan dan kesadaran (gayane sok butuh sok sadaaar... :P). Sedangkan bila sudah menyangkut banyak orang, maka saya berpendapat hal ini harus dipaksa dengan aturan. Analoginya seperti merubah kebiasaan orang dari kebiasaan sehari-harinya yang merokok, berubah untuk tidak merokok, atau beralih ke permen. Kalau bukan kesadaran bahwa rokok itu merugikan (mudhorot) dan bukan kebutuhan akan kesehatan, sulit merubahnya bukan? Ada yang tak setuju dengan pendapat saya? Itu pasti ada. It's your choice.

Untuk itulah dibuat aturan yang 'memaksa' untuk merubah kebiasaan 'asing' itu jadi kebiasaan yang biasa dikerjakan. Misalnya menjadikan semua perangkat lunaknya menggunakan Linux tanpa dual boot. Sehingga user mau tak mau memilih Linux sebagai basis kerjanya, tidak ada pilihan ke Windows. Apakah dengan begitu sudah merasa aman user tidak kembali ke kebiasaan lama? Tentu saja tidak, Windows pun masih bisa dijalankan juga, misalnya dengan menggunakan Virtual Machine seperti VMWare atau VirtualBox. Kendati demikian, setidaknya penggunaan Virtual Machine ini mempersempit ruang gerak kebiasaan tadi, minimal user masih bisa merasakan 'kangen'nya pada Windows, tapi tidak sadar di lingkungan Linux hehehe...

Lalu, apa nilai lebihnya migrasi ke Linux? Apakah dengan menggunakannya akan mempengaruhi produktifitas kerja menjadi lebih effisien dan effektif? Apakah pengeluaran untuk kebutuhan teknologi informasi lebih hemat atau makin boros? Bagaimana dengan dukungan dan kemudahan layanan perbaikan dan pengembangan perangkat lunaknya? Mungkinkah bisa diperbaiki dan dikembangkan sendiri? Bisakah dijalankan pada lintas platform? Lebih amankah? Murahkah? Bagaimana dengan virus? Perlukah membeli lisensi seperti kebiasaan lama? Bagaimana dengan polisi? Lho kok?

Hihihi... jadi banyak pertanyaan nih, gara-gara banyak pertanyaan malah nggak jadi nanti, sudahlah, migrasi saja nanti kan tahu sendiri... :D