Rabu, Mei 31, 2006

Tembakau: Berbahaya Dalam Bentuk dan Samaran Apapun

Hari Tanpa Tembakau Sedunia

Sehubungan dengan peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2006 yang jatuh pada tanggal 31 Mei 2006, maka kami, penulis blog yang peduli dengan masalah ini, bermaksud untuk memperingatkan kita semua akan bahaya tembakau:
  • Memperingatkan kita semua bahwa tembakau BERBAHAYA DALAM BENTUK APAPUN. Rokok, rokok pipa, bidi, kretek, rokok beraroma cengkeh, snus, snuff, rokok tanpa asap, cerutu ... semuanya berbahaya.

  • Memperingatkan kita semua bahwa tembakau dalam jenis, nama dan rasa apapun sama bahayanya. Tembakau BERBAHAYA DALAM SAMARAN APAPUN. Mild, light, low tar, full flavor, fruit flavored, chocolate flavored, natural, additive-free, organic cigarette, PREPS (Potentially Reduced-Exposure Products), harm-reduced... semuanya berbahaya. Label-label tersebut TIDAK menunjukkan bahwa produk-produk yang dimaksud lebih aman dibandingkan produk lain tanpa label-label tersebut.

  • Menuntut Pemerintah Republik Indonesia untuk sesegera mungkin meratifikasi WHO Framework Convention on Tobacco Control (WHO FCTC) demi kesehatan penerus bangsa. Indonesia adalah satu-satunya negara di Asia yang belum menandatangani
    perjanjian Internasional ini.

Internet, 31 Mei 2006
Tertanda,
suburanugerah

Jumat, Mei 26, 2006

Perancangan benang mbulet

Entahlah, saya sendiri sebenarnya belum pernah mengikuti kuliah perancangan sistem informasi, tapi nggak tahu tiba-tiba saya bisa membuat sistem informasi, herannya, kadang teori lebih sulit daripada langsung membuat. Aneh khan?
Begini, saya sering menjumpai, menemukan, bahkan yang sudah terjilid rapi laporan tugas akhir atau skripsi yang aneh secara teori. Saya nggak tahu apakah saya sendiri yang nggak ngerti karena nggak pernah kuliah ilmu komputer ataukah ada teori lain yang menjelaskan hal itu. Salah satu yang membuat saya aneh adalah jika tugas akhir itu membahas masalah program berbasis data, masalah perancangan sistem tidak memiliki acuan dasar yang tetap, selalu saja berubah. Misalnya pada bagian atau bab perancangan sistem, Data Dictionary selalu muncul dan dibahas lebih dulu baru kemudian Context Diagram hingga DFD leveled. Malah ada yang langsung bisa membuat database dulu. Nah, inilah yang aneh.

Sepanjang sepengetahuan saya, Context Diagram adalah garis besar secara umum yang di-detailkan DFD leveled yang didalamnya terdapat Data Flow yang membutuhkan Data Dictionary, dari sini kebutuhan struktur tabel rancangan database diketahui untuk kemudian disusun.

Begitu juga saat menampilkan diagram relasi, seringnya langsung frontal menempel berbagai tabel semrawut seperti benang mbulet tanpa dijelaskan maksud hubungan antar tabel tersebut untuk apa, dijamin yang baca bingung dech :)

Kata teman saya, ketika otak Kita menerima pesan atau informasi yang baru, Kita cenderung menerimanya tanpa melalui verifikasi kebenaran informasi itu lebih lanjut. Susahnya apabila informasi yang diperoleh mengandung ketidakbenaran/keliru, kemudian diterima dan melekat begitu saja pada otak, maka akan sulit menerima informasi yang sama walaupun informasi itu adalah benar.
Well … mungkin ada yang bisa menjelaskan?

Tips: Menghilangkan Rasa Tak Nyaman

Akhir-akhir ini, saya merasa tak nyaman beraktiftas kerja, merasa ada yang menimpuki kepala dengan sesuatu yang entahlah membuat saya merasa tak nyaman saja, suntuk, sumpeg, rupeg ditambah situasi dan kondisi bangsa yang penuh polemik dan masalah. Setelah mampir di agen majalah langganan, sempat membaca tips menghilangkan rasa tak nyaman, namun sayang tips ini hanya berisi menurut versi sipenulis yang menurut saya masih ada yang merasa janggal dan nggak mudah diterapkan seperti menghindari warna-warna terntentu atau “Tidurlah dan bermimpilah”, he … he … emang mimpi itu bisa disetel menurut kemauan?
Namun setidaknya, minimal sipenulis telah berani mengeluarkan tipsnya guna membantu memberikan manfaat yang siapa tahu orang lain akan merasa terbantu dengan tipsnya itu.

Untuk itu, berikut tips yang berbeda dari saya walaupun tidak melalui penelitian yang mendalam lebih dulu, namun saya yakin tips ini relatif akan mampu menghilangkan rasa tak nyaman dari Anda:

Intensifkan aktifitas spiritual.
    Selain sholat wajib, sholat sunah adalah pelengkap kebutuhan rohani Kita. Sholat ditempat yang agak luas, suci, bersih, tenang dan aman akan lebih menenangkan diwaktu malam. Apabila tidak mampu melakukan sholat sunah tengah malam, minimal setelah sholat maghrib misalnya. Setelah sholat maghrib menjelang isya atau selepas subuh usahakan tidak tidur lagi, lanjutkan tadarus Al Qur’an minimal 3 ayat atau lebih setiap harinya. Disamping itu, dzikir mengingat kepadaNya baik pada waktu pagi dan sore menjelang malam atau minimal setelah sholat wajib, niscaya ada ketenangan dan hilang rasa tak nyaman.

Silaturahim.
    Silaturahim terhadap sanak famili terbukti memberikan efek yang menyenangkan, hati bahagia yang sulit untuk dijelaskan. Jika telah memiliki anak dan istri, maka saat-saat yang tepat adalah berbagi dan bercengkerama dengan mereka di waktu dan tempat yang tepat, ngobrol lepas saja. Jika belum memiliki istri, silaturahim dengan saudara utamanya yang lebih tua akan memberikan semangat baru dan hati berbunga, berbagi masalah untuk dipecahkan bersama.

Mendengarkan nasehat orang bijak.
    Mendengarkan nasehat orang bijak kadang bagi saya membawa kesejukan dihati dan ketenangan. Dari sini akan tahu apa-apa saja yang boleh dan tidak boleh, halal haram, najis suci, dosa pahala, benar salah, yang semuanya jika diketahui dan dipahami dengan baik, maka saya yakin pertentangan silang pendapat yang akhir-akhir ini terjadi akan dapat dieleminir. Namun negeri ini tetaplah sebuah negara yang tengah menegakkan demokrasi, pendapat beginian pun sah-sah saja asal tidak mengganggu kebebasan orang lain.

Berpikir positif dan berbaik-sangka.
    Berpikir positif bukanlah masalah yang sulit, namun berbaik sangka tampaknya akhir-akhir ini lebih sulit. Kata teman saya, berbaik-sangka itu beda tipis dengan waspada. Jika demikian, berbaik-sangkalah namun tetap waspada dan hati-hati.

Olah Raga.
    Berolah raga tidak harus keluar dari rumah menuju lapangan merdeka dan berlari mengelilingi lapangan 3-10 kali putaran, namun apabila mampu itu lebih baik J. Menurut penelitian (entahlah penelitiannya siapa), terbukti olah raga membuat aliran darah berjalan dengan baik dan mampu membawa dan membuang segala kotoran yang mengganggu stabilitas tubuh dan otak, sehingga membantu memulihkan kembali kondisi tubuh yang kaku dan menghilangkan rasa tak nyaman.

Makan yang cukup.
    Makan yang cukup pada waktunya bagi saya sulit sekali, terkadang dan seringnya saya makan pas waktu ingin makan saja, atau waktu perut melilit keroncongan, entahlah saya malah nggak suka jadwal makan saya diatur-atur kaya’ minum obat, yang penting bagi saya makan yang cukup itu sudah cukup. Suatu ketika saat saya mengikuti pelatihan dan menghendaki untuk tinggal di gedung, maka penjadwalan makan diatur sesuai waktu yang ditentukan. Namun untuk menghindari agar tidak dibiarkan begitu saja, makan secukupnya adalah lebih baik, nggak perlu kenyang, apabila dimungkinkan mbontot pun ngga apa untuk dimakan di lain waktu, asal nggak ketahuan saja yang penting nyam-nyam, eh nyaman … :)

Minum yang cukup.
    Setelah bangun pagi, usahakan minum air putih secukupnya, sebelum berangkat kerja/kuliah/sekolah minum teh hangat atau kopi panas akan memberikan rasa nyaman, tak perlu banyak. Selepas pulang kerja/kuliah/sekolah, usahakan menyediakan segelas air putih dingin sedingin air kendi Jawa, karena membantu menyegarkan tubuh dan mendinginkan otak yang panas, setelah itu bolehlah minum air teh hangat. Walaupun begitu terkadang saya sering lupa juga … :)

Membaca yang ringan-ringan saja.
    Usahakan tinggalkan dulu bacaan media massa yang mengulas berita-berita kelas berat seperti demo, kriminal, politik yang tak ada ujung pangkalnya, atau hal-hal yang membuat dahi berkerut tajam. Jika saat itu pegang koran, baca lintas lalu saja dan cari topik kelas kapuk alias ringan, humor, atau hal-hal yang membuat bibir tersenyum hingga rasa tak nyaman itu hilang sendiri.

Menulislah apa yang ada dikepala saat itu.
    Menulis blog seperti ini terbukti memberikan rasa lepas yang tak terhingga, blog seperti seorang sahabat yang mau dan mampu menerima apa saja yang Kita pikirkan, apa yang menjadi uneg-uneg, apa yang menjadi beban pikiran sehingga mampu melepas sumpeg dan rasa tak nyaman. Cuek saja dikatakan blog basi, narsis kacang buncis, norak, egp. Diriku adalah bukan dirimu.

Berjalan-jalan.
    Traveling ke luar kota adalah salah satu yang saya suka, namun jika waktu nggak mungkin karena pekerjaan nggak bisa ditinggal, maka cukup berjalan-jalanlah dilingkungan sekitar diwaktu pagi atau sore sebelum matahari terbenam, bisa berkendara atau jalan kaki. Usahakan tidak sendirian, kalo’ bisa bawalah anak, istri, teman atau saudara yang bisa diajak berbagi dan kerjasama.

Tinggalkan sejenak berita-berita buruk televisi.
    Ini sama dengan membaca diatas, tinggalkan berita-berita kelas berat dulu, dan larilah ke kelas kapuk. Jika dicontohkan, televisi yang beritanya kelas berat adalah MetroTV, tiap hari beritanya membuat geleng-geleng kepala dan sedih melulu. Bagaimana dengan kelas kapuk? Extravaganza-nya Aming TransTV bagi saya cukup segar jauh dibanding lawakan Kopral-nya Komeng. Bagaimana dengan sinetron? Tendang dan tinggalkan saja! :)

Mendengarkan Musik.
    Musik adalah masalah selera, tergantung siapa yang mendengarkan dan siapa yang nyanyi. Namun musik alternative, rock balad adalah yang saya sukai. Mengapa? Musik ini mampu membuat saya aktif dan reaktif mengikuti iramanya, membuat saya bisa menikmatinya dan secara tak sadar kaki dan kepala bergerak-gerak mengikuti harmoninya, tentu saja asalkan suaranya jernih dan balance. Jika mendengarkan lewat media player atau iPod, mangut-mangut sendiri, gedheg-gedheg bete amat, cuek saja, lebih aman dibelakang rumah atau kunci kamar, klik! :)

Menonton Film
    Dikota saya ini, bioskopnya nggak keren jadi nggak minat nonton, kalo’pas ke Surabaya - Yogya - Jakarta bioskop keren semisal 21-Cinema mahal banget jadi nggak minat juga, entahlah saya nggak begitu suka dengan bioskop. So, cukup saluran HBO atau StarSinemax sudah cukup. Hingga saat ini saya malas melihat film-film Indonesia, walaupun akhir-akhir ini sineas muda berbakat saling memamerkan karyanya. Jika saya lihat ulasan show-biz-nya Alvin di MetroTV pasti komentar pemirsanya maupun bintang tamunya sama: “bagus banget”, “wah, kerrreennn banget”, “ok banget dech”, “pokoknya … banget …”. Kalo’ saya ditanya gimana komentar saya? Maka jawaban saya juga sama “bagus banget”. Lho kok kontradiktif? :)
    So, tontonlah film secukupnya untuk wawasan Anda, minimal dengan wawasan tersebut kelak Anda akan lebih bijaksana menyikapi dunia.

Well …, semoga bermanfaat :)

Rabu, Mei 17, 2006

Berapa harga sebuah situs yang layak?

Entahlah, walaupun sudah sering berita maupun iklan media bahkan situs berisi pembuatan situs plus harganya, masih saja saya bingung menjawab dan menjelaskan saat ditanya kira-kira berapa harga situs yang layak. Mengutip dari detikinet, beberapa komponen biaya yang disebutkan itu saya uraikan sebagai berikut:

  • Biaya pembuatan.
    Ini berkaitan dengan skrip yang digunakan baik server side maupun client side, juga pemilihan software yang digunakan, apakah proprietary atau open-source. Terkadang biaya software disertakan apabila software yang digunakan adalah proprietary yang berlisensi. Semakin kompleks dan rumit skrip yang digunakan semakin mahal harganya plus lisensi. Entahlah, saya kurang mengerti kalo’ pedoman biaya pembuatan yang digunakan oleh perusahan yang bergerak dibidang ini, bisa berbeda-beda. Malah ada usaha perseorangan pembuatan situs memasang iklan kolom di koran menyertakan harganya mulai ratusan ribu hingga jutaan.

  • Biaya desain.
    Desain situs agar tampak cantik dan menarik minat pengunjung menjadi nilai lebih agar pengunjung betah dan nyaman berlama-lama menjelajah. Selain menarik tentu juga user-friendly, butuh selera seni prosedural menempatkan objek dan nggak sembarangan asal tempel. Desain tidak melulu tampilan fisik, tapi juga menentukan desain database dan perancangan sistem yang digunakan situs nantinya.

  • Biaya hosting.
    Meletakkan situs pada penyedia layanan hosting bergantung pada kualitas layanannya, semakin baik semakin mahal biasanya, tapi nggak semua yang mahal berkorelasi baik. Hosting terpercaya, berpengalaman dan handal yang biasa dicari.

  • Biaya colocation server.
    Colocation server bisa dikatakan untuk ban serep, biasanya situs yang cukup tinggi melayani permintaan user dan membutuhkan sistem backup yang baik agar jika terjadi gangguan atau ketidakmampuan pada salah satu server maka server yang lain bisa melayani permintaan yang sama. Biasanya dibutuhkan untuk sebuah sistem informasi suatu perusahaan atau orang tertentu, seperti situs detik.com dan presidensby.info yang kabarnya membutuhkan 5 buah server, kabarnya lagi situs ini hitnya hingga ratusan ribu per hari.

  • Biaya maintenance contents.
    Ya, nggak jamannya lagi situs statis nggak pernah diupdate dan hanya mengandalkan informasi yang basi dan itu-itu saja. Apalagi jika terjadi gangguan atau serangan celah keamanannya, nggak lucu kalo’ dibiarkan saja :)

  • Biaya meeting.
    Ini berkaitan dengan kualitas dan kuantitas interaksi antara pembuat situs dengan pemilik situs dalam berkoordinasi baik masalah desain, maintenance hingga layanan tambahan jika diperlukan sesuai dengan jangka waktu dalam kontrak kerja/kesepakatan yang terjadi. Komponen meeting biasanya sudah termasuk konsultasi, transportasi, konsumsi dan akomodasi apabila ada.

Pada akhirnya, situs yang sudah berjalan dan ternyata memiliki popularitas yang tinggi akan memiliki “harga” yang jauh lebih tinggi daripada komponen biaya yang sudah dikeluarkan seperti uraian diatas. Sebaliknya, jika ternyata biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan tidak memberikan popularitas “harga” yang minimal kurub, bisa jadi situs itu akan tutup buku di akhir tahun.
Mudah-mudahan bermanfaat. :)
Atau barangkali masih kurang dan perlu ditambahkan lagi?

Sabtu, Mei 13, 2006

Rombong Gosong

Mungkin ini cerita menarik berdasarkan kejadian yang saya alami beberapa tahun yang lalu, saat saya masih belajar di salah satu perguruan tinggi biasa di kota Malang, mengambil program studi sarjana. Dalam sebulan 1-2 kali saya pulang ke rumah orang tua di Surabaya, biasalah sumber dana waktu itu masih bergantung sama orang tua.
Jika sudah tiba dirumah orang tua, rasa malas kambuhan sering menempel lekat di badan, beres-beres jadi rutinitas saat itu. Suatu sore selepas sholat maghrib dari masjid depan rumah, saya sempatkan belajar membantu kakak mereparasi perangkat elektronik yang tengah diperbaiki, maklumlah kakak saya waktu itu punya usaha sampingan service elektronik kecil-kecilan dalam rumah dan belum berkembang seperti saat ini.

Singkat cerita, ditengah asik masyuk mengotak-atik perangkat elektronik, terdengar ribut-ribut di jalan depan rumah “Awas! Awas! Mau meledak!!” Nggak tahu, saya malah asik sibuk sendiri, satu persatu orang rumah keluar melihat ada apa gerangan ribut-ribut itu. Karena Ibu saya juga tergopoh-gopoh sambil mengenakan mukena keluar rumah, saya jadi terpancing juga untuk melihat, oh-la-la … ternyata rombong bakso terbakar, kompornya meledak, sehingga api berkobar melahap sebagian rombong yang entahlah ditinggal dan dibiarkan abang tukang baksonya. Yang saya ingat waktu itu, orang-orang kampung sangat banyak dan sama menonton peristiwa ini, entahlah, tiba-tiba saya bergegas mengambil timba yang tergeletak diatas lubang pdam rumah dan mengambil air, berlari mendekat kearah rombong yang agak jauh didepan rumah tetangga dan byur! ”Awas! Meledak!” komentar yang saya dengar dari penonton, cuek saja dan byur! Hingga 3x saya ambil air dan menyiramkannya ke arah rombong ini, sial, siraman air nggak mengenai apinya. Melihat saya kesulitan mematikan api, tiba-tiba saya mendengar kekesalan penonton yang kesal banget “Alaaahh … nggak bisa kamu itu!!” saat saya menoleh kearah suara itu ternyata teman lama waktu kecil yang hingga saat inipun saya masih mengenal wajahnya, ah, cuek saja. Saat itulah, tetangga yang ketempatan didepan rumahnya ada rombong terbakar itu ikut membantu menyiram air sedikit demi sedikit hingga merata dan padam. Saya lihat rombong bakso ini hanya terbakar setengah bagian saja, syukurlah masih ada sebagian dan nggak hangus semua.
Selesai api padam, berangsur-angsur orang-orang kampung meninggalkan arena tontonan gratis, setelah itu yang tersisa adalah kesedihan abang tukang bakso menaksir kerugian yang dideritanya.

Dari cerita ini bisa Kita petik hikmah apa yang bisa Kita ambil dan Kita jadikan pelajaran berharga. Peristiwa itu adalah masalah yang biasa terjadi sehari-hari didepan Kita, baik di lingkungan Kita, tempat kerja, tempat tinggal, hingga pada skala nasional peristiwa demi peristiwa menjadi bagian yang mengisi sederetan waktu bumi selama masih berputar. Yang Kita lakukan adalah menangani dan mematikan api masalah tersebut dengan benar, mencegahnya merembet kebagian yang lain yang dapat meluluhlantakkan harapan dan cita-cita mulia. Tinggal aksi konkrit Kita bagaimana caranya mewujudkan harapan itu, apakah hanya menjadi penonton yang terus tersenyum dan tertawa, apakah hanya beropini mengurai benang retorika yang terlalu lelah dipahami dan cenderung menyalahkan aksi tindakan positif orang lain, lebih banyak mencari-cari kesalahan hanya untuk menutupi kekurangan diri sendiri, atau sebaliknya memberikan energi positif membawa pengaruh dan kekuatan menuju pencapaian harapan yang mulia, semuanya itu akan kembali pada diri Anda sendiri.