Sabtu, Desember 30, 2006

Coba Posting Blog pake MS Office 2007

Saya penasaran lagi dengan MS Office 2007 ini dengan adanya fitur Blog Post, secara saya posting tulisan di blog dengan software pengolah kata ini agak mudah, karena menulis juga lebih enak.

Tapi sayang sepertinya software ini masih versi beta, dan tentu sepertinya ada batasan penggunaannya. Saya nggak tahu, apakah software ini nantinya akan tetap bisa saya gunakan terus-menerus , walaupun sebenarnya saya sudah berhasil registrasi dan aktivasi ke Microsoft. Apakah itu jaminan?

Secara saya iseng, saya coba mengakali setting waktu komputer maju selama 1 tahun, ternyata memang benar, software ini memberikan peringatan bahwa software telah ditutup, dan menghendaki agar pengguna menghapus atau meng-uninstall MS Office 2007. Dokumen masih bisa terbaca, namun kondisi read-only. Walah!

Akhirnya tanggal saya kembalikan setting waktu ke semula, eh ... ternyata masih bisa digunakan lagi! Jika dilihat, masa berlaku software beta ini hingga awal Februari 2007. Wew ... tinggal sebulan.

Selasa, Desember 26, 2006

Bringing Linux to Campus with Kuliax


Setelah minggu lalu berhasil mendownload file iso Kuliax-6 di mirror TE UGM, saya baru mencobanya kemarin dan belum sempat mereview lebih dalam. Oh ya, distro ini hasil oprekan anak-anak bangsa yang tergabung dalam Masyarakat Digital Gotong Royong (MDGR), kalau nggak salah hasil gebetan masyarakat UI, tapi terbuka bagi siapa saja yang ingin bergabung untuk mengembangkannya bersama di milis komunitas yang disediakan, kuliax@googlegroups.com. Jangan khawatir masalah bahasa, karena warga milis ini kebanyakan orang Indonesia.

Kesan saya pertama kali menggunakan Kuliax-6 ini adalah cukup ringan, padahal cukup banyak paket software development yang disertakan seperti Sun Java 5, Python, SWI Prolog hingga pemrograman Pascal dengan FreePascal. Pemrograman Pascal hingga sekarang masih digunakan untuk pengajaran seperti Struktur Data atau Algoritma dan Pemrograman, dan masih banyak lagi. Saya kira sangat cocok digunakan untuk Lab. Praktikum Komputer dasar pemrograman, yang setahu saya hampir kebanyakan laboratorium komputer menggunakan software proprietary yang sangat mahal. Saya nggak tahu legalitasnya, daripada ribut dikirain 'kesiangan' mending positive thinking saja ah ... hehehehe.

Yang menarik, pada Documentation disertakan Pengantar Sistem Operasi Komputer yang ditulis dan diperbaharui secara berlanjut oleh MDGR.

Oh ya, saya sendiri mencobanya dengan virtualisasi, keuntungannya saya rasa cukup banyak, seperti bisa mencoba berbagai sistem operasi (bukan poligami lho, tapi ... incip-incip hehehehe ...), kemudian menjalankan berbagai sistem operasi pada satu komputer, hingga membuat jaringan komputer virtual. Untuk pengguna Windows bisa menggunakan MS Virtual PC yang bisa di download gratis di situsnya MS. Syarat untuk menjalankannya cukup mudah, komputer minimal cukup 'kaya' dan 'kuat' dulu, seperti memori sebaiknya lebih dari 512Mb dan prosesor minimal 1 Ghz.

Nah, setelah di-incip, gimana rasanya?

Selasa, Desember 19, 2006

INHERENT

Apa itu inherent? Dalam bahasa Indonesia kurang lebih artinya adalah yang melekat, memiliki kata sifat. Jadi? Bukan, bukan itu maksudnya. INHERENT (huruf besar semua) adalah singkatan dari Indonesia Higher Education Network, merupakan program pengembangan sistem dan jaringan informasi pendidikan tinggi yang direncanakan secara bertahap akan menghubungkan seluruh perguruan tinggi se Indonesia yang dicanangkan oleh Dikti dan didukung oleh Telkom sebagai penyedia infrastruktur. Awalnya, program ini didahului oleh perguruan tinggi negeri, namun dalam perkembangannya, pts juga ditantang untuk mengembangkan program yang akan dimanfaatkan oleh masyarakat perguruan tinggi yang terhubung ke jaringan INHERENT ini. Nilainya berapa sich? Nggak usah ditanya, yang jelas jika goal maka nilainya setara dengan 4-9 buah toyota avanza terbaru, lumayan ...

Nah, hari senin 18/12/2006, saya mendapatkan undangan dari Telkom tentang INHERENT ini, dan saya pikir teman-teman saya yang menjabat sebagai kepala penelitian sekaligus membawahi bidang yang paling sentral, juga seorang teman yang lebih banyak tahu seluk beluk infrastruktur dan networking, serta seorang teman lagi yang menjadi pengembang layanan baru digital library, mereka semua ikutan mendapat undangan untuk mendapatkan paparan tentang tantangan program ini. Tapi, dugaan saya keliru, kok hanya saya saja yang diundang, saya sampai kikuk menanyakan undangan ini pada teman-teman saya itu, sepertinya saya orang yang paling keren, wakakakak ...

Bimbang, antara datang dan tidak datang, akhirnya saya putuskan datang saja, barangkali ada manfaatnya bagi saya. Lagian, saya pingin lihat gayanya seleb telematika kita, Roy Suryo, pasalnya selama ini saya haya nonton di tv saja, itupun sang seleb hanya jadi moderator atau narsum digital video imaging. Kalau jadi pembicara, gimana ya, ok dech, saya harus buktikan sendiri. Setelah tiba di lokasi, selain saya menjumpai teman-teman dari pt lain yang saya kenal, juga ternyata ada 4 perwakilan selain saya yang tidak terduga sebelumnya, salah satunya adalah Abadi (Hi Abadi, gimana labnya?) Maklum, saya selalu ngomel sama Abadi karena sudah satu bulan saya nggak bisa pakai labnya.

Memasuki acara, dari 5 sesi masing-masing pembicara, acara inti dilalui bersama Pak Emir Hadi
dari Dikti dan Bu Ika (Septika NW) Kadiv Multimedia PT Telkom yang sempat memberi hadiah pada saya sebuah buku karangan Pak Onno Purbo atas sebuah pertanyaan iseng yang saya ajukan ... oh ya, ternyata buku ini amat sangat saya butuhkan lho. Selain itu, acara juga diisi sharing pengalaman rekan dari Untan dan Unmul, dan khusus untuk Untan, saya ucapkan salut dan apresiasi positif atas ide-idenya, e-learning berbasis point.

Dari sini saya jadi ingat, maklum sudah hampir lupa ... tentang bantuan peralatan TIK yang digelontorkan sebulan yang lalu, apa kabar bantuan ... sepertinya kok adem ayem aje hehehehe ...

Jumat, Desember 15, 2006

MS Office 2007 Beta


Rasa penasaran memang membuat kepala kadang pusing tujuh keliling apabila rasa penasaran itu tak mudah untuk dituruti, atau minimal dicarikan solusi penggantinya. Nah, inilah yang diberikan oleh Microsoft melalui strategi marketingnya , memberikan rasa penasaran pada dunia untuk menjajal software terbarunya secara gratis. Padahal kita semua tahu, tak ada istilah gratis untuk mendapatkan berbagai macam software dari perusahaan yang berbasis di Redmond, Amerika Serikat ini.

Kemarin, saya mendapatkan DVD Microsoft Office 2007 dari sebuah majalah komputer karena rasa penasaran saya melihat di bagian sampul majalah tertulis bonus gratis software ini, dan ingin segera mencobanya. Prosedur instalasi dan tahap-tahapnya tidak saya utarakan disini karena seperti biasanya cukup mudah, next-next-next, ok, dan saya memilih update dari software lama yang sudah terinstalasi sebelumnya. Setelah melalui tahap instalasi selesai dengan baik, pada awal penggunaan salah satu softwarenya, misalnya Word, user akan dihadapkan pada kotak dialog aktivasi dan harus terhubung ke Internet.

Setelah sempat dicoba sedikit, lho kok sedikit? Ya ... maklumlah, baju baru harus dicoba di depan cermin sebentar, dan wew ... menu dan toolbar banyak yang berubah posisi. Saya menggunakan layar dengan resolusi 1280x800 yang melebar ke kiri-kanan, sehingga menu dan toolbar sedikit tertata lebih leluasa dibanding jika layar berukuran 1280x728. Yang lebih membuat berbeda adalah kecepatan loading-nya, entahlah, apa karena memori saya yang 512Mb dan prosesor 1,7GHz, yang jelas saya menemui perbedaan yang cukup signifikan ketika membuka report maupun form aplikasi program Access yang saya buat sebelumnya, padahal cukup berat jika menggunakan Access versi sebelumnya, mengingat report dan form tersebut mengandung data yang cukup banyak serta query dari berbagai tabel yang saling berhubungan, sedikit kompleks.

Yang menarik lagi, berkas Word berekstensi .docx, semisal berkas yang dipadatkan yang menyimpan berkas xml, image dan berbagai informasi sesuai isi dokumen. Berkas .docx sulit dibuka di OpenOffice.org, ketika saya coba di Linux, malah berkas ini berupa berkas yang dipadatkan tadi.

Hmmm ... lumayan, kesan selanjutnya, coba sajalah sendiri daripada penasaran ... kekekekek ...

Mas Google, Terima Kasih ya ...



Iseng-iseng saya mencari software cracker gratisan di Internet, dan salah satu pembantu setia saya adalah Mas Google. Tentu saja, mencari software cracker adalah langkah ilegal di dunia per-softawre-an, dan jika mencari software beginian merupakan makanan empuk yang sarat dengan spyware, malware, virus, dan para dedengkotnya. Oklah, saya langsung gunakan kata kunci dan mendapatkan alamat yang saya kira pas, tapi begitu di kilik, muncul pesan dari Mas Google, xixixi ... lucu. Beruntungnya, saya searching under Ubuntu Linux di komputer jinjing saya, lumayanlah ... gratisan nggak mesti norak hehehe ...

Kamis, November 30, 2006

VLC Media Player di Ubuntu


Ketika memiliki DVD/CDRW, saya bingung harus bagaimana memutar film DVD, apalagi di Linux. Setelah googling pilihan saya jatuh pada VLC Media Player. Saya lihat ada kemudahan instalasinya dibanding perangkat lunak DVD player lainnya. Setelah dicoba memutar film DVD Jacky Chan, ah ... menyesal dech, kenapa saya baru tahu ada perangkat lunak asyik seperti ini ...

Rabu, November 22, 2006

Hati-hati, Bandara Baru dan Orang Baru



Surabaya punya bandara baru, ketika saya datang pertama kali di bandara baru ini Rabu malam, 15/11/2006, jam sudah menunjukkan setengah 12 malam waktu bandara, saya lihat suasana sudah sepi, penggunaan fasilitas tangga langsung sebagaimana bandara internasional belum (atau memang tidak) digunakan saat itu. Walaupun sudah sering dan orang Surabaya tulen, saya masih merasa asing dengan bandara ini, sepertinya ada di Bandara Sukarno-Hatta, tapi enggak juga. Kesan saya, begitu sampai di tempat pengambilan bagasi, saya menemui tas saya sudah tak teratur posisinya, dan semakin janggal kancing tas sudah pernah terbuka. Kebiasaan saya menutup kancing tas sedemikian rupa agar apabila telah dibuka kelihatan kejanggalannya, dan benar dugaan saya ini setelah isi tas yang banyak berisi baju sudah teracak berantakan. Merasa tidak puas, saya lapor ke bagian pemeriksa tas, ah ... rasanya malas menulis komentar pegawai bagian ini, kebiasaan lamanya adalah “Silahkan bapak laporkan ke ... Ada barang yang hilang nggak Pak?”, bukan hilang sich, tapi baju-baju yang sudah dilipat rapi istri saya ini jadi lungset semua gara-gara maling bandara ini, ujung-ujungnya hanya menambah rasa kesal. Daripada kesal, sudahlah, saya abaikan saja. Sepertinya bukan hanya saya saja mengalami hal ini, terbukti media lokal memuat keluhan seseorang yang mengalami hal serupa yang saya alami. Herannya, kejadian kemalingan di bandara ini sepertinya sudah jadi kebiasaan bandara dan pelakunya rutin tak pernah ditindak tegas pengelola bandara.

Begitu juga ketika naik taksi, saya sempat membuat seolah-olah saya orang baru yang baru datang di Surabaya, sehingga wajar jika saya bertanya pada sopir taksi “Ini daerah apa Pak” “Ow... begitu ya” dan jika lengah kadang dibawa ke daerah yang agak sepi dan banyak belokan, padahal itu hanya muter-muter saja. Ini saya alami dan saya tahu bahwa saya dibawa di seputar Rungkut Industri, secara tak sadar saya kesal “Pak, woi ... sampean kok bawa saya muter-muter disini sech!”. Walaupun saya nggak ambil pusing karena sebenarnya sudah bayar di pos taksi bandara.

Jadi, bagi yang belum tahu bandara baru Juanda Surabaya dan tak kenal daerah sekitar bandara ini, berhati-hatilah.

Perlukah Perlindungan Hukum terhadap OSS?

Pada pelatihan penulisan artikel tempo hari di Surabaya, ada artikel yang membuat dahi saya berkerut berjudul “Perlindungan Hukum terhadap Program Komputer Open Source”, yang ditulis teman saya, Andi Usmani jebolan Magister Hukum Unair. Dengan kebaikannya, saya mendapat prin-out artikelnya untuk sekedar iseng dibaca sebagai pengganti membaca koran, hehehe ... Sayang, saya tidak menemui pembahasan dan kesimpulan dari artikelnya yang hanya berisi tentang cuplikan berbagai perundangan seputar Intelectual Property Right (IPR). Terus terang saya kaget mengetahui kalau saja sipenulis mengaku malah tidak familiar bersentuhan secara langsung dengan Program Komputer Open Source, tapi tulisannya menunjukkan orang yang tahu seluk beluk Open Source Software (OSS). Kata teman saya, cerita ini diibaratkan seperti seseorang yang bisa bercerita tentang keindahan kota Singapura, tapi yang bersangkutan belum pernah berkunjung kesana, aneh kan?

Karena tidak adanya pembahasan yang mendalam, saya hanya bisa meraba melalui judul artikel yang biasanya merepresentasikan jawaban dari rumusan masalah. Dalam benak saya, open source kok dilindungi hukum? Bukankah open source sudah terbuka kode programnya, sehingga memungkinkan dilakukan penyuntingan, modifikasi, dan kompilasi ulang, yang memungkinkan siapapun yang bisa melakukan modifikasi dengan mudah dapat mereproduksi kembali OSS tersebut? Dengan demikian, apakah OSS sudah bebas untuk direproduksi kembali dan didistribusikan? Lalu bagaimana jika didistribusikan, apakah benar-benar bebas, gratis atau malah tidak gratis? Apabila tidak gratis, bagaimana dengan layanan pembaharuannya (service-update), dukungan perangkat kerasnya, serta jaminan penggunaannya? Bukankah jika OSS menjadi tidak gratis dimungkinkan perlunya perlindungan hukum? Di Indonesia sepertinya tidak ada yang mengatur tentang aturan penggunaan OSS, atau mungkin saya yang tidak tahu ya?

Rabu, November 08, 2006

Poloshirt solidaritasKEBERSAMAAN


Sebelumnya, hari senin kemarin saya mendapat sms dari Mas Yudhis perihal kaos/poloshirt solidaritasKEBERSAMAAAN, tanpa banyak pikir saya mengiyakan dan langsung pesan dua buah polo, putih dan hitam. Dan ternyata, siang tadi baru nyampe yang saya terima sendiri. Setelah dicoba, hmmm ... asyik, pas dan enak dibadan.

Tertarik? Cepetan pesan, keburu abis ... :D

Rabu, November 01, 2006

Kesadaran

Dalam suatu milis, selepas lebaran kemarin seseorang amat kesal dengan peristiwa yang hampir tiap tahun dia temui sehabis sholat ied, sampah. Ya, sampah koran bekas yang ditinggalkan para jamaah yang nggak bawa (nggak punya?) sajadah atau bawa tapi dipake untuk alas atasnya saja, lalu selepas sholat koran itu ditinggalkan begitu saja, toh nanti kan jadi rejekinya pemulung, sepertinya sudah ikut membantu pemulung. Ah, masak iya sich?

Mari kita tengok pengalaman saya, setelah sholat jumatan kemarin, saya agak kaget di suatu sekolahan yang memiliki halaman yang luas, dan seingat saya di situ digunakan untuk sholat ied pada hari selasa, tapi ... sama aja tuh, sampah koran masih pada berhamburan hingga hari jumat? Lalu pemulung, pasukan kuning, pada kemana semua ... ? mereka juga manusia kan?

Menurut saya, sebenarnya mudah untuk mengatasi hal ini apabila masing-masing pribadi memiliki kesadaran yang sama akan pentingnya kehidupan yang nyaman. Tapi, kesadaran saja rasanya tidaklah cukup. Cobalah tanya para perokok, mereka pasti tahu bahwa rokok sangat buruk bagi kesehatan, mereka sadar itu, tapi aneh kalo' masih tetap merokok. Cobalah tanya bagi yang suka makan pedas, sambal itu pasti pedas dan mereka sadar itu, dan anehkan kalo' malah tambah suka pedas?

Dalam kasus sampah lebaran diatas, menumbuhkan kesadaran diantara para jamaah bisa melalui panitia yang mengadakan, tak perlu banyak orang, cukup salah satu panitia minimal sadar, setelah bubaran sholat segera mengambil mike dan action “Kepada para jamaah yang membawa koran bekas, diminta kesadarannya memungut kembali koran tersebut, agar lapangan/jalan raya ini bisa segera dimanfaatkan kembali untuk ... bla ... bla ... “
Hasilnya, kadang saya pernah menemui masih ada sisa beberapa koran yang ditinggalkan orang (ndableg), mudah saja, panitia pasti telah mempersiapkan sapu jagad.
Jadi, kalaulah masih ada disuatu tempat itu sampah koran menggunung, bahkan 3-7 hari setelah lebaran masih ada, mudah saja, panitianya itu kebangeten, orang sebegitu banyaknya itu nggak ada satupun yang sadar he ... he ...

Kesadaran, memanglah sulit
Kesadaran saya sebagai karyawan misalnya, datang lebih pagi adalah sulit bagi saya, walaupun saya sadar, apabila saya datang terlambat pasti ada beberapa resiko yang saya kenai, kena marah bos, diperlambat kenaikan gaji/pangkat, dipotong gaji, atau bahkan bisa dikeluarkan, sehingga jadi pengangguran, anak istri kelimpungan, mertua ngomel-ngomel, dah bikin pusing.
Walapun demikian, kadang saya merasakan aneh pada seseorang yang mencoba mengakali presensi dan itu dianggap biasa, padahal saya yakin, mereka sadar apa yang dilakukannya dapat menambah image-nya, baik atau buruk?

Kesadaran, memanglah sulit
Kesadaran saya sebagai pendidik adalah mendidik, melakukan penelitian, dan mengabdikan ilmu yang telah diperoleh pada masyarakat.
Terkadang, sebagai pendidik lupa akan pesan moral yang diemban, sadar bahwa membajak adalah melanggar hak cipta, sadar bahwa masih ada free-software yang bebas diperoleh, namun masih sadar juga menggunakan software bajakan, mungkin Anda juga?

Nah, mulai sekarang mari kita sama-sama sadar dan segera bertindak lebih baik, sebagai wujud konkrit puasa ramadhan yang baru saja tak jauh berlalu.

Senin, Oktober 30, 2006

Antara Ubuntu, Windows, dan Mac OS


Saya lagi demen Mac OSX yang bisa jalan di Intel, memang OS ini lagi menarik minat untuk dicoba, saya suka sekali desainnya. Tapi sayang, saya sulit cari OS ini dalam bentuk CD atau DVD, ada nggak ya yang bisa nunjukin dimana saya bisa memperolehnya?

Ok dech, untuk sementara sekedar pelampiasan daripada nggak dapet, Ubuntu Dapper Drake udah kepoles mirip Mac OS, saking kesengsemnya dengan Dapper Drake nggak ada niatan untuk ganti Ubuntu 6.10 yang barusan dirilis kemarin. Abis males ngoprek lagi nah, udah keseringan 'apt-get'. Lagian kan Long Term Support (LTS) 3 tahun, masih lama banget lah ... :D

Trus, Wendaow juga di poles ala Mac OS, edan tenan, ternyata polesannya lumayan cespleng. Jadi, rasanya nggak ada bedanya dech pake' Ubuntu, Windows, Mac OS.
Weleh-weleh ...

Oh ya, untuk yang pengen coba di Wendaows, donwload FlyakiteOSX
Untuk Ubuntu, sudah banyak blog yang mengulasnya kok, googling saja.

Jumat, Oktober 27, 2006

SMS Lebaran dan Moto itu

Beberapa hari menjelang dan sesudah lebaran kemarin saya mendapat banyak SMS, baik dari kolega, rekan hingga kerabat yang jauh yang tak sempat untuk berkunjung. Adakalanya SMS tersebut sempat saya balas sebagai bentuk penghargaan atas perhatian yang diberikan kepada saya, namun sepertinya masih ada yang luput yang saya tidak tahu, yang jelas bukan atas kesengajaan. Kadang, seseorang mengirimkan lebih dari sekali SMS dengan content yang sama kepada saya, yang saya sendiri pernah melakukannya karena saya lupa apakah yang bersangkutan sudah atau belum dikirimi SMS.

Saya sendiri membalas dan mengirimkan SMS tepat pada hari pertama lebaran, selasa, 24/10/2006, dan jelas sekali ini berarti saya memilih mengikuti hasil itsbat pemerintah, jadi bagi yang mengirim SMS jauh hari sebelumnya akan agak lama mendapat balasan dari saya, apalagi itupun baru sempat siang harinya, soalnya sungkeman ke pinisepuh dan kerabat dekat dulu, sorry ya ... he ... he ...

Eniwei, dalam rangkaian pelaksanaan sholat ied biasanya dilanjutkan dengan mendengarkan kotbah dari sang imam, yang juga biasanya selalu disisipi sambutan walikota yang selalu terkesan formal, kaku, dan bikin nggak sabaran pingin cepet pulang santap ketupat. Nah, pada saat pembacaan sambutan ini ada sesuatu yang menarik yang sedikit membuat saya terkekeh memperhatikan.
Menarik? Apanya? Iya, gaya penyampaian Pak Kyai dalam mengolah kata dan kalimat formal itu menjadi pusat perhatian. Salah satunya terdapat kalimat moto pasangan walikota dan wawali saat pilkada beberapa bulan lalu yaitu: “Kami melayani, bukan dilayani!” yang dibaca berulang 3x dengan nada tegas dan tinggi. Lho kok? Menurut pengamatan saya sich, kalimat ini hanya ada sekali pada naskah sambutan itu, ini dibuktikan ketika saya melihat Pak Kyai membaca kalimat tersebut pertama kalinya, pandangan matanya tertuju ke naskah, namun untuk kalimat yang sama berikutnya dan berikutnya lagi, pandangan mata meyakinkan tertuju pada seluruh jamaah sholat ied. Bukannya apa, pernah terlintas nggak, seandainya moto itu masuk menjadi bagian rangkaian kalimat yang ada pada SMS lebaran, misalnya seperti ini
Harta paling berharga adalah sabar, teman paling setia adalah amal, ibadah paling indah adalah ikhlas, identitas paling tinggi adalah iman, pekerjaan paling berat adalah memaafkan, pemimpin mulia adalah melayani dan bukan dilayani, selamat hari raya idul fitri 1427H, maafin ye ...
Wew!

Minggu, Oktober 22, 2006

Menunggu Lebaran

Apa yang Anda lakukan untuk menunggu Lebaran?

Tahun ini, saya nggak mudik ke Surabaya dimana kedua orang tua berada, karena rencananya justru orang tua bulan depan mau ke rumah nengok cucu. Jadi, nyiapin acara lebaran di rumah saja, ngecat rumah, bikin kue, shoping, ngisi bak air, ndudut kompor mertua, ngepel lantai, belanja dapur, gosok pakaian, cuci pakaian, cuci popok, cuci motor, nina bobokin si kecil, dan yang satu ini: habisin pulsa masa promosi StarOne yang tinggal 1 hari lagi habis buat Internet, nggak tahu ya kok pas lebaran :)

Trus, kira-kira lebaran jatuh tanggal berapa?
Iya nih, ini yang ditunggu, kapan ya? entar malam ada pengumuman itsbat, tunggu saja.

Kamis, Oktober 12, 2006

Workshop Ramadhan


Siang ini, saya barusan menyelesaikan Workshop Ramadhan di lingkungan Yayasan Airlangga Balikpapan. Pesertanya, semua guru-guru yang masih belum mengenal aplikasi komputer. Pelaksanaannya sebenarnya sudah mulai hari senin kemarin hingga jumat besok atau 5 hari, materinya padat banget. Untuk materi yang saya bawakan adalah database, menggunakan M$ Access, sayang waktunya hanya kurang lebih 3 jam, sehingga target materi yang hendak dicapai sangat jauh dari rencana. Jangan ditanya, kenapa kok pake software M$, bukan opensource atau free software? Ah, saya nggak tahu dech, saya hanya manut panitianya saja kok :D

Yang lebih dibuat berbeda adalah yang saya hadapi ini guru-guru, usianya banyak yang diatas saya, dan ini membutuhkan penanganan dan kesabaran yang ekstra dibanding ketika harus berhadapan dengan mahasiswa atau siswa. Saya sendiri berusaha menghilangkan gaya menggurui yang biasa saya terapkan pada saat perkuliahan, namun kadang saya merasa kikuk seolah-olah seperti melakukan gaya seorang "guru" yang menjelaskan kepada muridnya, namun syukurlah, saya banyak dibantu assisten yang ternyata sudah siap membantu disana, Mbak Syafrida dan Mbak Satya.

Seperti perkiraan saya sebelumnya, materi database ini tidak cukup diselesaikan dalam hitungan 3 jam ini saja, dan ternyata memang benar, dengan alasan materi yang saya sampaikan katanya terlalu dalam dan penjelasannya sangat cepat. Padahal maksud saya sich ingin tepat sesuai target materi yang diberikan. Olala ... akhirnya sampai juga.

Namun begitu, saya masih mempersilahkan pada Ibu Bapak Guru yang masih kesulitan dan ingin bertanya seputar materi workshop, selain bisa langsung di Kampus juga bisa via email ke subura[at]gmail.com

Rabu, Oktober 11, 2006

Oh ... Situs Balikpapan ... (2)


Pagi ini, saya menemui kembali situs Balikpapan kembali pulih, padahal siang hingga semalaman dalam kondisi rusak berat. Cukup lama memang diperbaikinya, karena mungkin adminnya tidak sedang bertugas. Syukurlah ada maintenance yang baik.
Selamat dimanfaatkan dech :D

Selasa, Oktober 10, 2006

Oh ... Situs Balikpapan ...


Sudah beberapa kali situs balikpapan.go.id terkena hack, mungkin sudah ratusan kali. Biasanya, situs ini hanya kena deface saja. Dan menurut pantauan saya, para hacker berasal dari luar Balikpapan maupun dalam kota.

Saya sendiri, pun pernah memberi tahu pak admin yang kebetulan saya mengenalnya baik, bahwa ada sesuatu yang kritis pada situs CMS itu. Namun seperti biasa, admin hanya berterima kasih dan menerima saja masukan tanpa ada tindakan yang berarti.

Kesan saya sebagai warga kota melihat aktifitas situs ini sebenarnya sangat menarik karena dinamis dan cukup ramai, sangat berbeda dengan situs-situs pemerintahan lainnya yang hanya tampil cantik tapi garing informasi dan forum yang mati. Bahkan, kebanyakan guestbook situs pemerintahan selalu dipenuhi oleh sampah-sampah basi yang sangat menyebalkan.

Apabila diperhatikan dengan seksama, dengan dinamisasi situs terlihat masyarakat kota Balikpapan kini telah berusaha untuk melek Internet dengan baik, media Internet menjadi salah satu media paling tepat untuk menyalurkan segala uneg-uneg yang tersumbat. Media cetak lokal yang biasanya sangat kritis, sedikit tampaknya bergeser ke arah birokrasi dan ini juga nampaknya dibaca masyarakat.

Ah, saya jadi ngelantur nih, bicara soal situs, eh, ke politik ..., nggak ah!

Senin, Oktober 09, 2006

Ngabuburit bareng kabut asap

Setelah membaca tulisan Priyadi ini, saya jadi berkeinginan untuk mengungkit sedikit tentang kekesalan saya akibat kabut asap yang cukup mengganggu. Pasalnya, di Balikpapan ini hampir tiap hari pada saat ngabuburit hampir selalu tertipu dengan suasana alam, gelap duluan 1/2 jam lebih cepat sebelum maghrib. Akibatnya, seperti yang akan diperkirakan sebelumnya, saya hampir-hampir segera menyantap hidangan buka puasa gara-gara bunyi suling palesu. Nah lho!

Sekadar informasi, di sini, untuk mengetahui waktu tanda berbuka puasa kebanyakan ngikut bunyi suling yang dibunyikan kilang Pertamina UP V yang membahana hampir diseluruh penjuru kota. Jadi, bukan adzan maghrib karena pasti kedahuluan bunyi suling.

Terus, apa bener kabut asap atau barangkali itu mendung? Bukan, itu bukan mendung, karena bola matahari terlihat merah dan cahayanya terhalang-halangi secara samar. Saat saya tulis posting ini saja, suasana kota masih diselimuti kabut asap, seperti mau hujan tapi nggak hujan.

Saya nggak ngerti dan hanya bisa kesal melihat kondisi lingkungan seperti ini, di berbagai media memberitakan bahwa usaha untuk melakukan pemadaman di sejumlah titik api sepertinya kurang signifikan.

*hmm ... tarik napas dan garuk kepala*

Minggu, Oktober 08, 2006

Masalah untuk Masalah

Malam setelah sholat terawih, saya mendapatkan sms dari rekan sejawat yang mengabarkan kerisauannya akan ulah saya menolak mempercayai seseorang yang mengajak saya untuk bekerjasama, boleh dikatakan bisnis kecil yang nggak memberi keuntungan. Rekan saya merasa tertekan karena penolakan saya dianggap merugikannya yang dapat menyebabkan masalah besar baginya. Lho kok? Memang masalah besar apa?

Ceritanya, beberapa tahun yang lalu, seseorang yang memiliki kekhususan dengan owner pernah mengajak kerjasama dengan saya, bisnis kecil, dan yang bersangkutan menjadi perantara atau pihak ketiga yang mempertemukan saya sebagai pihak pertama dengan pihak kedua yang tidak saya kenal sebelumnya. Azas perjanjiannya hanya berupa kepercayaan terhadap pihak ketiga, dimana saya mempercayai yang bersangkutan karena kekhususan dengan owner tadi. Namun, ditengah perjalanannya pihak kedua mengalami masalah sehingga sejumlah uang yang telah saya gunakan tidak jelas. Disisi lain, uang tersebut bukan milik saya yang memang dipercayakan dan digunakan untuk kepentingan tersebut, dan tentu harus saya pertanggungjawabkan. Masalah semakin lebar, pihak ketiga tidak mau bertanggung jawab bahkan terkesan nggak mau tahu dengan kesulitan saya dan pihak kedua. Hingga akhirnya atas saran teman, saya menempuh jalur hukum dengan bantuan pihak berwajib agar uang tersebut dapat terselamatkan atau perjanjian tersebut dipenuhi. Karena tidak ada landasan hukum yang kuat, akhirnya diselesaikan secara kekeluargaan, dengan syarat pihak kedua harus menyelesaikan perjanjian dengan baik, hingga akhirnya perjanjian itu terpenuhi walaupun dalam kurun waktu yang lama, tanpa melibatkan pihak ketiga tadi, dan hasilnya pun sangat tidak memuaskan. Kapok dech.

Dari sini, wajar apabila saya diajak kembali dengan yang bersangkutan untuk bekerjasama dan saya sulit mempercayainya, boleh dikatakan saya nggak mau berbisnis dengannya lagi, sekecil apapun bisnis itu.
Lalu, masalah besar apa yang dikhawatirkan rekan sejawat tadi? Sepertinya, itu masalah untuk masalah baru saja :)

Jumat, Oktober 06, 2006

Kuliah oh kuliah

Entahlah, pagi hari ini saya mau masuk kelas kok nggak ada mahasiswa, ternyata pada pulangan semua, malah ada yang jagongan di tempat parkir. Memang sich, dalam kontrak perkuliahan yang saya tawarkan awal kuliah beberapa waktu lalu menyepakati jika saya terlambat 20 menit boleh ditinggal. Dan kesepakatan itu tetap saya pegang, namun jika tetap menunggu dan ingin melanjutkan perkuliahan maka saya juga akan sangat menghargainya dan dengan senang hati untuk menunaikan kewajiban saya seperti pada kelas-kelas yang lain, sangat berbeda dengan kelas pagi ini.

Jujur saja, saya sendiri agak sulit mengatur waktu untuk selalu tepat dan pas, ada saja halangan yang menyebabkan demikian. Inilah tantangannya yang juga sulit saya pecahkan :)

Kebanyakan kelas pagi menggunakan aturan yang sudah menjadi kebijakan institusi, yaitu sistem blok. Dengan sistem ini, perkuliahan dipadatkan sehingga dalam satu minggu untuk matakuliah yang berbobot 2 sks yang biasanya 1 kali tatap muka, kini menjadi 2 kali tatap muka dengan jumlah keseluruhan normal dalam satu semester sebanyak 14 hingga 16 tatap muka. Efektifitasnya? Saya belum tahu karena belum mempelajari hal ini, maklumlah, nggak sempat :)
Mungkin itu adalah awal dari sebuah ide, barangkali bisa dibuatkan penelitian, hmmm ... seep!

Kembali lagi pada kelas pagi ini (TI4A), saya sudah mengumumkan pada beberapa kelas dengan mata kuliah yang saya asuh, bahwa mulai minggu depan saya liburkan dan dilanjutkan kembali setelah lebaran sehabis cuti bersama sesuai kalender akademik. Untuk itu, kelas ini akan saya mintakan untuk mendapat waktu tambahan mengejar ketinggalan, ya tentunya setelah lebaran nanti. Insya Allah.

Senin, Oktober 02, 2006

Rencana Kerja

Hari ini, saya mendapat copy carbon dari pimpinan yang meminta saya (dan rekan yang lain) untuk membuat rencana kerja yang terstruktur, agar dapat dipantau dan dievaluasi secara private. Apakah ini juga berkaitan dengan presensi sidik jari itu? Saya tidak tahu persis, yang jelas harus segera dirilis dan disampaikan secepatnya.

Hmmm ... rehat ngeblog.

Sabtu, September 30, 2006

Alhamdulillah, The Cute Girl was Born


After waiting my wife for the process of childbirth of our second daughter that was hoping normally, evidently must undergo the caesarean section or bedah caesar.

This was the second time after the first sister, she was born also with the caesarean section. In the first case, the process of the way out for the embryo was closed the navel rope, and that caused difficulties for the childbirth process normally.

While in the second case, my wife was rather disrupted by tense faced the childbirth. The tense feeling triggered stress so as the feeling was sick when emerging again was not sick. This case continued to occur again, and finally was severed took the caesarean by our doctor, dr Rudianto SpOG.

Alhamdulillah, the process of childbirth in the caesarean also very smooth, and exact 10:57 WITA the cute girl smiled pretty, we called her Shaza.

Sorry, my English was messy.
Thank you for colleagues all...

Kamis, September 28, 2006

Was confused to seek name the girl's baby

Today, I was in the maternity hospital guarded the wife who will give birth to our second child. Why must be waited for, not still had the other work, taught the lecture, what must be remained?

Lately, my wife often cried, she became very sensitive if that regarding personal her that was touched or touched, for example about the first child that live with her aunt, or about the cost will change clothes later that often was tempted by me. And, not was felt suddenly her tear trickled or her voice was hiks ... hiks ... Wedew ...

After did test USG several weeks ago, the child's gender could have been known, the girl. However like that, I was still confused by the name of, approximately the just right name what ok?

I wanted the name that Arabian but not Arabian Classic, was in a relationship the idea?

However that more important was, I requested your prayer in order to be given by the healthy child, sholihah, was loyal to her parents, and qurrota ayyun :)

Senin, September 25, 2006

Absensi Sidik Jari, Effektifkah?

Hari ini, teman saya selaku administrator absensi sidik jari diminta pimpinan membuat laporan absensi dari seluruh devisi. Mengetahui hal ini saya jadi was-was, bagaimana rekam jejak saya di mesin absensi ini?

Maklumlah, saya termasuk orang yang sering klendrang menyempatkan sidik jari, kadang malah tidak absensi sama sekali hingga menjelang waktu pulang, bahkan nggak absen sama sekali! Nah lho!

Tapi sekali saya absensi, waktu harian bisa nggak normal, kadang kurang dari masa kerja atau bisa jadi melebihi masa kerja yang hanya 8 jam sehari itu.

Bila kacau demikian, akhirnya saya hanya bisa pasrah, efektif atau saya sendiri yang nggak bisa ya ... :)

Minggu, September 24, 2006

10 Gejala Kecanduan Internet

Entah disengaja atau tidak, saya menemukan artikel menarik tentang Gejala Kecanduan Internet hari ini, ini mengingatkan saya akan posting saya sebelumnya tentang perlunya Internet.
Kalo' menurut saya sich, ini gejala kecanduan nge-Blog! Ha ... ha ...

Rabu, September 20, 2006

Overloaded

Mungkin ada yang mahasiswa saya yang mengeluh kenapa saya lama ditunggu kuliah, tapi begitu datang kok Pak Firman atau Pak Jamal. Ya, sejak senin malam saya diganti oleh rekan saya, dan mulai minggu ini hingga akhir semester sebagian mata kuliah yang saya bawakan, terutama kelas malam, saya kembalikan pada ketua jurusan untuk mengelolanya.

Hal ini saya tempuh, mengingat beban mengajar yang diberikan ingin saya kurangi karena terlalu padat. Padatnya itulah yang saya khawatirkan tidak mampu mengelolanya, yang terkadang bersamaan dengan kegiatan atau aktifitas yang lain diluar itu. Padahal, yaah ... sudahlah, intinya nggak bisa saja.

So, sorry banget ya.

Minggu, September 17, 2006

SMS Junk INDOSAT Palsu


Beberapa hari yang lalu, saya mendapatkan kabar gembira melalui sms dengan sender INDOSAT, isinya seperti berikut:

Selamat! Anda men-dpt hadiah Rp. 15juta dari,GEBYAR “SUPER SHOW” INDOSAT Hub/Call Centre:
02130793545
02130793435

Saya hanya ketawa dan memberikan sms itu pada istri saya sebagai kejutan. Tapi akhirnya saya dibuat bingung, karena istri saya menganggap itu serius, saya diminta menghubungi call-centre palsu itu. Saya jelaskan bahwa sender itu palsu, ini sudah dijelaskan melalui media yang diterbitkan Indosat sendiri bulan-bulan kemarin. Ini berarti sudah ada edukasi dari provider tentang sms junk penipuan dengan sender nama provider, walaupun edukasi itu nampaknya terbatas penyebarannya.

Ketika saya mencari tahu hal ini di matrix-centro, setelah login saya dihadapkan pada form perubahan data, hmmm ... cukup aneh, sebelumnya saya abaikan hal ini, tapi barusan saya ubah data saya dan yaaah ... dapat pesan "Account Anda pada "Matrix-Centro" telah dibekukan sementara, disebabkan karena perubahan yang terjadi pada profil Anda", hah? hiks ...

Walaupun SMS junk ini sudah dianggap biasa terjadi, namun selain edukasi, masing-masing provider juga setidaknya memiliki teknologi yang cukup efektif menekan SMS junk yang merugikan ini. Tiap SMS, memiliki paket data yang biasa disebut PDU (Packet Data Unit) yang menyimpan beberapa informasi seperti informasi tanggal, nomor tujuan, nomor pengirim, nomor operator, jenis skema SMS, masa valid SMS, dan beberapa hal lain (tergantung jenis paketnya). SMS yang masuk SMSC di-pindai (scan) lebih dulu sesuai dengan criteria yang diijinkan. Sehingga diharapkan SMSC provider mampu memfilter SMS junk seperti ini sebelum di push ke pelanggan. Resikonya memang menambah beban kerja server, tapi ini saya rasa cukup efektif.

Namun, menurut humas Indosat Balikpapan yang bisa saya hubungi, para pengirim sms junk ini memiliki alat khusus dengan sender Indosat yang langsung dapat diterima pelanggan tanpa melalui SMSC Indosat. Ditambahkannya, pelaku menggunakan sistem acak nomor (random number), hingga informasinya sampai ke pelanggan Indosat. Jujur saya bertambah bingung dengan informasi ini, bagaimana bisa SMS dapat diterima tanpa melalui SMSC dalam hal ini operator? Apakah ada yang bisa menjelaskan cara kerja SMS junk ini? Enak dunk, kita bisa bikin sendiri terus sms2an gratis sampe' jempol bengkak :)

Sabtu, September 16, 2006

Menjelang Puasa kena Maag


Sudah 2 hari ini saya tidak masuk kerja karena maag, sebelumnya saya nggak nyangka jika terkena maag, mengingat minggu terakhir ini di Balikpapan katanya ada pergantian cuaca, masuk musim hujan. Seumur-umur, rasanya baru pertama kali ini terkena maag. Nggak tahu kalo' waktu kecil, Ibu saya yang lebih tahu :)

Tanda-tanda maag seperti perih lambung malah tidak saya rasakan, baru kalo' sering bersendawa itu seringnya minta ampun, menggigil tapi keringatan, demam, dan ditambah sakit kepala plus tenggorokan gatal susah menelan makanan.

Sebelum mengetahui kena maag, pagi tadi sarapan nasi goreng bikinan istri, ada mrica dan saus, tapi kurang dari 5 kali suap rasanya perut mual mau muntah, akhirnya nggak dihabisin. Malah teh hangat 3 gelas besar banyak saya minum. Setelah itu baru ke dokter dan diberi Amoxicilin, Cimetidine dan Coparcetin tablet, sayang saya tidak menemukan informasi tentang obat ini di Internet yang berbahasa Indonesia, bahasa Inggris banyak tapi saya ragu dipakai sebagai sumber yang baik. Saya berharap pemerintah atau badan terkait menyediakan informasi obat di Internet yang cukup lengkap yang disediakan untuk masyarakat luas, agar dapat dijadikan sumber informasi selain dari dokter itu sendiri.
Nah, setelah minum, Alhamdulillah ... sudah lebih enakan.

Jumat, September 15, 2006

Internal Server Error: Error 500


Sore ini, pukul 17:30 WITA saya check weblog ini untuk merespon komentar yang masuk pada beberapa artikel di weblog ini. Tapi yang saya dapatkan adalah pesan ini “Internal Server Error: Error 500”. Ketika saya buka blog yang lain milik Pak Budi Rahardjo, ada pesan yang juga sama. “The server encountered an unexpected condition which prevented it from fulfilling the request”. Begitu informasi yang saya dapatkan untuk mengetahui ada apa dengan pesan itu.

Saya nggak tahu lagi harus berbuat apa kalo’ memang benar-benar rusak weblog ini, soalnya data tulisan sudah cukup banyak, lagian belum sempet di backup. Memang cukup berat weblog ini saat loading, ini berbeda dari wordpress.
Mau pindah? Ngapain, lagian mana sempat?

Selasa, September 12, 2006

Ojok lali, garapane sak arat-arat!

Walah, akeh karep kok nggarai repot, yak opo nek blog'e prei dhisik, terus garapen gaweane ben cepet mari, soale akeh garapan sing kudu digarap iki!

Cobak delo'en garapan sing durung mari tur ndang cepet disiapno ben nggak klendrang koyotho; Nyiapno materi kuliahe arek-arek, ojok lali laporane aptisi gurung mari, weh, mugo-mugo ae bos yo lali, dadi nggak ditagih ...:)
Iling Mariyana? yo areke ngenteni, pesenane iku lho ndang digarap. Liane sing nang kampus lak sik akeh, hayo ... kurangi mele'ane. Ojok mbangkong ae.


* mode Suroboyoan, rek! *

Jumat, September 08, 2006

Terhubung ke Internet itu Sangat Perlu

Mungkin yang masih tidak biasa menggunakan Internet, adalah hal yang paling menyebalkan, paling-paling Internet ya untuk mencari informasi kalo pas butuh saja, atau sekedar hiburan surfing (situs dewasa?). User biasa tidak akan pernah mendapatkan apa-apa dari manfaat kehadiran Internet. Ini seperti diberi mobil Lamborghini atau Porche, tapi nggak bisa memakainya, terlalu jauh memang pemisalan ini.

Candu, ya itulah namanya Internet, seseorang akan merasa kesepian, garing, bahkan jika diberi pilihan lebih baik tidak memilih nonton televisi daripada nggak Internetan. Lebih baik nggak merokok daripada nggak Internetan, lebih baik bergulat dengan Internet daripada bergulat dengan istri, lho kok? Siapa yang mau begitu?
Ya ... itu khan cuma pemisalan saja, betapa Internet telah menjadi candu yang akan "meracuni" siapa saja yang kecanduan.

Bagaimana dengan Internet ibarat dua mata pisau? Ya, itu juga bisa.

Yang jelas, di jaman sekarang ini sepertinya tidak ada alasan lagi yang mencoba membuat alasan seolah-olah sulit untuk terhubung ke Internet, karena teknologi wireless hampir selalu mengitari kepala, tapi tidak terasa. Ya, tentu saja daerah tertentu dan belum menyeluruh.

Seorang pimpinan yang sedang dinas keluar kota, keluar daerah, atau keluar negeri sekalipun, kini tidak hanya mengandalkan pesawat telepon selular saja yang membatasi informasi yang diterima karena dari sisi biaya yang sangat mahal. Walaupun begitu, kasus seperti ini malahan dianggap basi bagi mereka yang sudah berpengalaman menggunakannya, tentu hal itu hanyalah soal waktu. Yang lebih diperhatikan adalah menjadikan hal itu sebagai suatu kebiasaan, dan Internet (jelas) memberikan candu bagi siapa saja yang terbiasa memperoleh manfaatnya dan benar-benar memanfaatkannya.

Selamat ber-Internet!

Rabu, September 06, 2006

Tiada Hari Tanpa Internet


Sudah lebih seminggu ini saya kurang tidur, hampir tiap malam saya gunakan untuk begadangan, Internetan. Pagi hingga sore, bahkan sampai malam hanya untuk ngurusi layanan kampus yang (rasanya) nggak pernah ada habisnya. Pegel-pegel, Rek! Lha wong lungguh terus!.

Tadi masih ada tambahan lagi, walah, enjoy dulu lah.
Nyantai di teras rumah, eh ... ternyata ada 5 buah zona wifi milik Pertamina UP V Balikpapan, tapi sayang nggak bisa masuk. Syukurlah ada Modem Wireless CDMA, lumayanlah, buat ngunjungi solidaritasKEBERSAMAAN. :)

Kamis, Agustus 31, 2006

Benarkah ATM Bersama bermasalah?

"Tadi ilang duitnya, udah tekan ATM tapi nggak keluar!" gitu sering istri saya sewot gara-gara pas butuh duit, ambil duit di mesin ATM tapi nggak keluar, eh ... malah saldo kepotong. Terakhir barusan sore tadi, dia gagal mengambil uang, tapi syukurlah saldo tak kepotong, lihat-lihat dompet saya cuma isi goceng, buntutnya tabungan celengan si kecil jadi sasaran. Nah lho!

Istri saya menggunakan kartu ATM Bersama dari Bank Muamalat, saya juga memiliki kartu yang sama. Bedanya, 2-3 tahun lebih lama saya memilikinya dibanding kartu milik istri saya, baru sekali ini mengalami hal yang sama diatas sedang istri saya sudah 4x. Masalahnya bukan terletak pada kartu ATMnya, bukan pula pada lama tidaknya memiliki, namun kebanyakan pada mesin ATM Bersama yang digunakan pada jam-jam terntentu saja yang sering sekali ngadat. Nampaknya, masalah ini sudah menjadi masalah umum, terbukti teman-teman saya yang menggunakan ATM Bersama hampir semuanya pernah mengalaminya.

As far as I know, di Indonesia saat ini ada 4 kelompok besar ATM, yaitu BCA, ATM Bersama, Alto, dan ATM Link. ATM BCA merupakan ATM milik Bank Central Asia (BCA) yang berjumlah sekitar 4.019 unit. ATM Bersama merupakan ATM yang bisa dipakai bersama-sama oleh 54 bank dengan jumlah mencapai 6.500 unit dan dioperasikan oleh Artajasa. Adapun ATM Link merupakan ATM yang dipakai bersama-sama oleh bank-bank pelat merah, yaitu Bank Mandiri, BNI, dan BRI. Keseluruhan jumlah ATM di Indonesia mencapai 13.688 unit. Saya menduga, karena saking banyaknya ATM bersama di-share 54 bank itulah lalu lintas data di jaringan sangat padat pada jam-jam kerja, dan akan semakin padat pada waktu menjelang sore ketika bubaran kerja, persis sama dengan kondisi lalu lintas jalan raya yang menjadi padat saat jam pulang pergi kerja.

Tentu saja publik sebagai konsumen tidak mau tahu atas kondisi itu, publik hanya tahu bahwa itu merupakan mesin layanan dan harus berjalan sesuai servicenya. Atas kejadian seringnya mesin ATM ngadat, minggu lalu, saya melayangkan surat kronologi kejadian masalah yang saya alami. Surat tersebut terpaksa saya layangkan mengingat ternyata saya mengalami 2x kejadian dalam selisih waktu yang tipis, artinya saldo terpotong 2x yang baru saya ketahui setelah melihat print-out rekening koran, dan saya diminta membuat laporan kembali. Bukan hanya itu saja, beberapa hal yang saya sampaikan tentang DPLK yang sudah 1,5 tahun lebih belum juga direalisasi, dan baru tadi siang saya mendapat kabar "Benar Pak, kami yang salah, Apakah DPLK Bapak akan dilanjutkan?" Sebentar, hmm ... saya pikir-pikir dulu.

Minggu, Agustus 27, 2006

City Tour Wireless Broadband

Sabtu kemarin, saya bersama Pak Setyo dan Pak Djumhadi menyanggupi tantangan muter-muter kota njajal EVDO, lumayan mumpung gratis dan masa promosi. Saya nggak tahu, ternyata katanya uji coba EVDO Indosat ini yang pertama di Indonesia, dan dipilihlah Balikpapan. Ok dech, saya nggak mau dibilang promosi, yang jelas kesan saya mencoba wireless ini lumayan puas. Saat dalam perjalanan menuju Bandara Sepinggan, akses Internet cukup mulus, test speed dengan sijiwae berkisar 250 - 400 kbps, masih jauh dari yang ada dibrosur, 2,4Mbps. Sedangkan dengan 2wire antara 150 - 250kbps. Bahkan saat perpindahan antar BTS turun hingga 80 kbps.
Untuk video streaming saya pake Google Earth melihat kota Balikpapan, hanya saja software agak bermasalah, sehingga hasilnya nggak memuaskan. Tapi Pak Setyo berhasil zooming kota Jakarta dan kelihatan jelas Tugu Monas.
Kesan saya, kalo' cuma untuk akses Internet biasa semisal browsing, blogging, mail, chat tanpa video streaming sudah cukup bagus, hanya saja EVDO akan lebih mahal jika hanya untuk itu saja.
Ok, selamat datang wireless broadband, (semoga) selamat datang internet murah.

Jumat, Agustus 25, 2006

Nyoba EVDO dan PDSN 1x

Posting ini saya pake' EVDO StarOne Wireless Broadband punya Indosat, pas grastis kesempatan nyoba dari pada penasaran. Ok banget lah, melalui bandwidth meter 2Wire, kecepatan aksesnya lumayan tinggi, berkisar 250 - 300 kbps.

Rencananya, mereka nantang muter-muter kota Balikpapan Sabtu besok, buat ngetest area coverage Starone, jadi saya daftar dech, mungkin temen-temen pada ngikut, gratis kok.

Rabu, Agustus 23, 2006

Freeduc Live CD


Rasanya tidak rugi saya menyimpan koleksi Linux lawas dan agak langka ini. Disaat berbagai software serba mahal dan berbagai undang-undang dan peraturan siap menjerat leher ini, masih ada komunitas atau organisasi yang lebih peduli dengan keberadaan kaum papa. Terus terang, saya tidak memiliki banyak koleksi CD pendidikan yang proprietary, jika mau, saya hanya mampu mendonlut freeware yang serba terbatas itu atau beli bajakan dan itu semua sangat tidak mengasyikan.

Buka-buka kembali album arsip CD, saya menemukan Freeduc-CD, dan ... yeah! Anak saya yang baru berumur 3 tahun ini ternyata lebih suka dari yang saya kira! Gcompris, game pendidikan dengan featur aplikasi pendidikan untuk anak-anak. Mulai dari mengajari anak menggerakkan mouse, mengenal tuts keyboard, menebak warna, menyamakan warna, menyusun puzle, mengenal angka, hingga perhitungan yang sedikit rumit.
Ingin mencobanya? Ayo aja ...!

Antara Balikpapan dan Bajaj Bajuri

Balikpapan dan Bajaj Bajuri, siapa bilang ada hubungannya? Tentu saja tidak ada. Ini diawali keberangkatan kami ke Jakarta 15 Agustus minggu kemarin, tengah malam tiba langsung menuju penginapan Farel di bilangan Gunung Sahari. Ada yang bilang nginap di situ agak susah, pasalnya menu makanan mahal banget sehingga saya dan Pak Mundzir harus keluar dini hari cari makanan. Belum lagi ditambah kamar mandi kebanjiran, nggak keluar air, ac kenceng terus, hingga wc susah disiram, sudah gitu harganya minta ampun …

Pagi diteruskan ke Dunia Fantasi, Ancol, ah … sayang sepertinya mengulang kembali tahun lalu, karena hampir semua tantangan disana sudah pernah saya lalui, selebihnya menemani rekan yang penasaran. Kata Pak Setyo hanya satu yang belum dan pingin dicoba, Kora-Kora, sejenis kapal bajak laut besar yang diayun-ayunkan makin lama makin tinggi, gila! Muka kami sampai pucat!

Sea World, kecuali upacara pengibaran bendera merah putih di dalam air, semua menu yang ada disana hampir sudah pernah dilalui semua dan belum ada tambahan yang berarti. Di Atlantis, kembali kami berenang. Ada perasaan takut luar biasa bagi saya ketika harus mengulang berseluncur dari top level, heran, jika dibanding tahun lalu yang cenderung nekat, kali ini saya agak menahan diri agar tidak terlalu kencang. Walaupun berhasil, sulit mengatakan apa yang menyebabkan saya sedikit paranoid, padahal setelah itu biasa saja.

Hari berikutnya, rencananya ke Kebun Raya Bogor setelah mampir di PPIPTEK TMII lebih dahulu tapi jadi berantakan, pasalnya ketika perjalanan melewati daerah Cibubur, Pak Mundzir baru ingat tasnya ketinggalan di PPIPTEK, nah lho! Terpaksa, kami menunggu di belakang Mall Cibubur Junction hingga 2 jam lebih. Setelah itu dilanjutkan ke Bogor, sayang, terjebak macet, ha … ha … Sapa suruh datang Jakarta! Itu mah, sudah biasa. Satu-satunya jalan alternatif ya kembali lagi ganti obyek, pemandu perjalanan kami memilih Kebun Raya Mekarsari yang katanya milik (almh) Ibu Tien Suharto sebagai obat kecewa. Akhirnya dengan sedikit salak manis kecil, belimbing, dan buah “terlarang” menjadi oleh-oleh berikutnya, ditambah tontonan gratis adegan romantis dua insan muda-mudi disudut-sudut pohon yang rindang serasa bumi milik mereka berdua, indah sekali … oh …

Setelah itu perjalanan dilanjutkan, dan akhirnya menginap di daerah Cibubur Junction, tepatnya di Lemdikanas kompleks bumi perkemahan selama satu malam saja. Ada pengalaman menarik tentang kebersamaan malam itu ketika kami menuju Mall Cibubur Junction, pergi bersama pulang bersama dengan jalan kaki, lumayan agak jauh. Baru kemudian, hari berikutnya jalan-jalan dalam kota Jakarta sepuasnya, mulai dari Kebun Binatang Ragunan hingga Carrefour Mangga Dua Square. Saya sendiri mulai pagi jam 10 hingga jam 10 malam berdua dengan pemandu kami, Pak Ridwan, lengket bermotor ria, sedangkan teman-teman yang lain bersama Mr Goeltom ber-bus ria. Lumayan, dari bebasnya bermotor itu saya bisa melihat dari dekat kampus Gunadarma yang terkenal karena katanya jumlah mahasiswanya paling besar se-Asia Tenggara, juga kampus UI Depok yang megah terkenal dengan Dosen Menteri-nya dan biaya kuliah yang sangat mahal. Apa saya terheran-heran dengan megahnya kampus-kampus itu? Kadang, ada obsesi saya untuk mengunjungi kampus-kampus top level nasional hingga internasional, dari sana ada wawasan dan gambaran kehidupan kampus yang cukup berbeda satu sama lain, cukuplah menjadi pengalaman berharga dimasa depan.

Menjelang sore, bersama Pak Djumhadi saya mendapatkan sebuah laptop Centrino yang saya harapkan, untuk itu tak lupa saya sampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Bapak Satria Dharma atas pinjaman lunak yang selunak-lunaknya itu. Sulit rasanya saya memiliki laptop ini dibanding dengan kebutuhan sekunder lainnya. Mengapa saya mengharapkannya? Ya, tentu saja saya tidak ingin membeli sesuatu yang tidak saya harapkan dan pertimbangkan, berapapun harganya 

Sisa satu hari menjelang kepulangan ke Balikpapan, saya gunakan untuk istirahat penuh bersama Raynord dan Nadia dikamar penginapan, Caravan namanya. Penginapan ini memang lebih baru dan nyaman dibanding penginapan Farel sebelumnya, bedanya, saya sering menjumpai laki-laki perempuan muda maupun paruh baya keluar masuk penginapan tanpa bawaan barang yang banyak. Katanya sich malahan banyak anak-anak sekolahan datang sore pulang pagi disana, hal ini pernah saya jumpai di Yogya dulu ketika mengikuti seminar, bahkan tak sedikit penginapan yang bertarif jam-jaman secara terang-terangan, ah … ini pengalaman yang berharga di kota besar.

Nah, saat pulang kembali ke Balikpapan, setiba di bandara Soekarno-Hatta itulah kami bertemu dan berangkat bersama Mat Solar si Bajaj Bajuri dan keluarganya. Saya nggak ngerti, kenapa teman-teman sama histeria melihat artis ini layaknya fans Michael Jakson, padahal kan selebriti juga manusia he … he … biarlah mereka senang 

Ada ungkapan dari berbagai pengalaman wisata saya selama ini : “Jika ingin menyenangkan anak, bawalah ke Jakarta; jika ingin menyenangkan istri, bawalah ke Yogyakarta; dan jika ingin menyenangkan suami, bawalah ke Bali”. Mungkin ada yang membenarkan ataupun tidak, terserahlah … 

Senin, Agustus 14, 2006

Sapa Suruh Datang Jakarta

Liburan agustusan ini, rencananya temen-temen mau jalan-jalan ke Jakarta, dan ini adalah yang kedua buat saya. Keputusan ke Jakarta diperoleh karena suara terbanyak, nggak tahu kenapa teman-teman demennya ke sono. Mungkin belum tahu bisingnya lalu lintas, macet, apalagi dengar-dengar kejahatan di jalan raya, banyak paku katanya. Sebenarnya saya maunya sich ke Bali, masak orang Indonesia belum pernah ke Bali, tapi ketika voting, ternyata hanya saya saja, walah.

Bagi saya, Jakarta tuch semrawut, lebih semrawut jalannya dari pada Surabaya. Kenapa? Kalo' di Surabaya, ditinggal sendirian sich nggak masalah, masih bisa cari jalan pulangnya, lha kalo' Jakarta, pengalaman kemarin ditinggal Pak Setyo di Mangga Dua saja bingungnya minta ampun, tapi syukurlah ... ada jejaknya he ... he ... maklumlah, wong ndeso.

Sabtu, Agustus 05, 2006

Full Day atau Half Day School?


Setiap waktu pulang pergi bekerja, akhir-akhir ini saya selalu melihat spanduk hijau bertuliskan “Full Day School”. Setahu saya, spanduk ini sudah hampir sebulan yang lalu, dan telah tersebar di sudut-sudut kota. Sepintas saya berasumsi, sekolah ini menerapkan sistem belajar 7 hari seminggu terus menerus, jadi hari minggu tetap sekolah. Tapi begitu tanya pada si empunya spanduk, asumsi saya ternyata keliru! Full Day School itu maksudnya waktu belajar mulai pukul 7 pagi hingga pukul 5 sore, jam belajar yang biasanya 7 – 8 jam menjadi 10 – 11 jam. Alamak! Teler dech.
Namun demikian, biasanya selama satu minggu hanya 5 hari yang digunakan yaitu senin sampai jumat, sedang hari sabtu tetap masuk sekolah yang biasanya diisi dengan relaksasi dan kreatifitas.

Penasaran ingin mencari tahu, saya tidak menemukan aturan mengenai sistem belajar ini selain berita tentang sekolah yang mengadakan program ini di lingkungan Depdiknas, atau memang sudah ada dan saya ketinggalan informasi kali ya? Atau mungkin Depdiknas membolehkan sistem ini untuk menyongsong UAN tahun depan yang sepertinya semakin tidak ada kompromi?

Sedikit mempelajari sejarah munculnya Full Day School, program ini lahir pada awal tahun 1980an di Amerika Serikat yang diterapkan untuk sekolah taman kanak-kanak, yang akhinya melebar ke jenjang sekolah dasar hingga menengah atas. Menurut ringkasan penelitian, ketertarikan kebanyakan masyarakat AS terhadap Full Day School dilatarbelakangi karena:

  • Meningkatnya jumlah orang tua, terutama ibu yang bekerja dan memiliki anak dibawah 6 tahun.
  • Meningkatnya jumlah anak-anak usia prasekolah yang ditampung di sekolah-sekolah milik publik/masyarakat umum.
  • Meningkatnya pengaruh televisi dan kesibukan (mobilitas) orang tua.
  • Keinginan untuk memperbaiki nilai akademik agar sukses menghadapi jenjang yang lebih tinggi.

Dengan adanya Full-Day program, semua masalah diatas diharapkan dapat diatasi dengan baik. Berdasarkan penelitian sebelumnya menyebutkan; sebagian pelajar yang mengambil Full-Day Program menunjukkan keunggulan akademik lebih baik. Penelitian ini juga menyebutkan bahwa pelajar yang mengambil program full-day memiliki performa lebih baik pada setiap kali mengikuti pelajaran tanpa efek merugikan yang signifikan, dibanding pelajar yang mengambil Half-Day Program. Half Day Program adalah yang biasa kita sebut sekolah reguler yang kebanyakan sekolah di Indonesia menerapkannya, dengan waktu belajar mulai pagi hingga siang hari saja.

Namun point kritis Full Day Program terletak pada biaya yang sangat mahal, hal ini disebabkan karena sekolah menyesuaikan kebutuhan dan kualitas staf pengajar yang always standby, serta penanganan manajemen sekolah untuk terus menjaga rasio keseimbangan jumlah siswa, staf pengajar dan ruang belajar. Pengeluaran lainnya yang semakin menambah beban biaya sekolah seperti menyediakan makanan dan transportasi, namun apabila tidak disediakan tentu kembali lagi akan menambah beban orang tua. Untuk beberapa kasus akan ditambah pengeluaran untuk kebutuhan pemeliharaan gedung sekolah agar tetap nyaman dan tidak membosankan.

Berbeda dengan Half-Day Program, kebanyakan pendidik di AS lebih menyukai program ini. Dijelaskan bahwa half-day program dapat menyediakan kualitas pendidikan yang tinggi serta dapat mengasah pengalaman sosial si murid agar lebih peka dan tajam terhadap lingkungan sekitarnya. Lebih lanjut disebutkan, half-day program memberikan pengalaman yang sistematis dan waktu yang lebih banyak dalam menyelesaikan masalah untuk menghindari stress dibanding dengan full-day program. Para pendukung half-day-program lebih percaya pada penelitian yang menyebutkan bahwa usia lima tahun lebih baik diberikan perhatian secara perlahan, membangun minat, dan aktifitas di rumah yang memungkinkan banyak waktu bagi anak untuk bermain dan berinteraksi dengan teman sebaya atau pun yang lebih tua.

Hanya saja seperti disebutkan kekurangan program ini sepertinya mengada-ada, yaitu pengaruh atau godaan lingkungan dan teknologi informasi yang cenderung sulit di-filter yang membawa ke arah negatif.

Well …

Sumber:
Full-Day Kindergarten Programs.
Full-Day or Half-Day Kindergarten?
Recent Research on All-Day Kindergarten

Kamis, Agustus 03, 2006

Rekomendasi? Pikir-pikir dululah ...

Suatu hari, ketika seorang teman meminta saya untuk merekomendasikan seseorang yang saya kenal (baca: mahasiswa) yang memiliki keahlian di bidang komputer, entah itu pemrograman atau jaringan komputer, saya selalu kesulitan memilih siapa kira-kira yang pas untuk mengisi kebutuhan mendadak tersebut. Walaupun kebutuhan itu hanya pada entry level, tapi entah sudah berapa kali permintaan itu datang.

Seringnya yang akan saya rekomendasikan telah bekerja dan merasa enjoy dengan dengan pekerjaannya atau sudah kabur entah kemana, mengakibatkan saya menemukan mahasiswa yang yaa ... saya pikir cukuplah. Namun akibatnya, apa yang saya rekomendasikan masih dianggap kurang memenuhi kelayakan oleh perusahaan itu, karena setelah dilakukan testing, ternyata kemampuan atau keahlian yang bersangkutan masih dibawah yang diharapkan. Nah lho!

Atas dasar itulah, saya lebih senang dan enjoy ujian berbasis kemampuan (baca: kompetensi) layaknya ujian sekolah kejuruan. Ujian ini biasanya langsung untuk mengetahui sampai dimana masing-masing mahasiswa menyerap dan mengaplikasikan materi yang telah disampaikan, atau mampu berimprovisasi dengan keahliannya. Dengan begitu, saya cukup tenang memberikan nilai yang pantas dan pas.

Tapi, ah ... sulit dach melanjutkan tulisan ini.

Selasa, Agustus 01, 2006

Nge-blog pake MIDlet, asik juga ya!? (1)


Menyambung posting sebelumnya yang hanya posting coba-coba, MIDlet yang digunakan untuk ngeblog yaitu Opera Mini. Hanya saja, untuk mengakses Internet melalui emulator MIDP yang terinstall di komputer, sehingga layarnya tampak lebar dibanding jika melalui ponsel. Tentu saja semuanya nampak terbatas jika dibanding dengan browser Opera biasa. Sebenernya malu mengulas ini di blog, soalnya sudah banyak yang ngebahas sih ... tapi gapapalah :)

Kenapa harus GPRS? Sifatnya yang mobile itulah saya lebih sering menggunakan GPRS,
dengan adanya Opera Mini mampu membantu mengkompresi halaman situs yang cukup besar hingga sepersekian kecil yang diterima, sehingga tidak terlalu memakan pulsa terlalu banyak. Saya sendiri merasakan manfaat yang cukup signifikan dari adanya MIDlet ini, seperti membuka email dari Gmail yang menjadi momok pelanggan GPRS bisa diminimalisir hingga lebih dari 68%. Sayang, dengan blogger.com belum bisa posting berita dengan baik. Sepertinya, javascript milik blogger.com telah direduksi ketika di server Opera sehingga tidak bisa berjalan dengan benar. Sedang jika menggunakan wordpress masih bisa karena xhtml, seperti di blogsome.com atau wordpress.com. Mungkin sudah saatnya untuk migrasi ke wordpress ya?

Untuk mengakali biaya, beli saja kartu prabayar yang dijual murah, biasanya yang akan expired. Misalnya, membeli perdana IM3 seharga 5 - 7 ribu dengan isi pulsa 10 ribu. Dengan pulsa segitu sudah lumayan banyak untuk browsing kecuali donlut, jika telah habis ya dibuang saja. Beli yang murah lagi, he ... he ...

Selasa, Juli 25, 2006

Nge-blog pake MIDlet, asik juga ya!?

Walah, sudah 3x nyoba nge-blog pake' Java MIDlet browser Opera Mini postingnya gagal terus, cuma Titlenya saja yang bisa, nggak tahu kenapa ya. Entar dicari dulu, Searching dulu ah ... :)

Asyik juga sebenernya sich, bisa ngirit hingga sekitar lebih dari 68% hemat pulsa GPRS. Tapi ngomong-ngomong 68% dari mana ya? Kan cuma kira-kira, he ... he ... serius amat.

Kamis, Juli 20, 2006

Hari tidak melihat TV

Saat mengetahui hari tanpa TV, ada yang paling menggelitik jika saya ditanya tentang acara tv apa yang paling saya tidak suka? Jawaban saya adalah: saya paling nggak suka dengan sinetron Indonesia, titik. Lalu acara apa yang paling saya suka? Ya, yang kusuka yang kumau menurut saya. Misalnya apa? Ehmmm ... apa ya? Lho kok?

Dulu, saat ramai-ramai tarik tv kabel di kampung, mungkin cuma saya saja yang ketinggalan kereta nggak langganan sampai sekarang. Jadi nggak heran, saya ngikuti defaultnya kota ini saja dengan 6 saluran tv: TVRI, TransTV, Indosiar, RCTI, MetroTV, dan SCTV. Jadi, mungkin saya paling ketinggalan informasi kali ya?

Senin, Juli 10, 2006

Jago Gue Menang, Mak!!


Italy's Fabio Cannavaro (C) lifts the World Cup Trophy as he celebrates with team mates after the World Cup 2006 final soccer match between Italy and France in Berlin July 9, 2006.
Copyright: (Reuters)

Jago gue menang, Mak!!

Rabu, Juli 05, 2006

Biarkan Jerman Menangis


From left, first row, Andrea Pirlo, Fabio Cannavaro, Mauro Camoranesi, Gennaro Gattuso, Simone Perrotta and Gianluca Zambrotta. Second row, standing, Marco Materazzi, Luca Toni, Gianluigi Buffon, Fabio Grosso and Francesco Totti.
(AP Photo/Andrew Medichini)


Sejak awal piala dunia 2006, berdasarkan pengamatan singkat saya memprediksi Tim Samba Brasil akan melawan tuan rumah Jerman di final, tentu saja jago saya adalah Brasil. Tapi sayang, prediksi saya ternyata sama dengan kebanyakan prediksi umum lainnya, meleset!
Akhirnya, saya pilih siapa saja asal bukan Jerman, lho kok?
Entahlah, saya agak kurang sreg aja jika juaranya Jerman, walaupun ada beberapa pemain yang saya kagumi seperti Bernd SCHNEIDER, Philippe LAHM, David ODONKOR dan sang kiper Jens Lehmann.
Ok dech, sempat pesimis sebelumnya melihat penampilan Italy sebelumnya, kini Azzurri patut saya dukung karena berhasil membuat nangis Jerman. Viva Azzurri!!

Kamis, Juni 29, 2006

Screenshot Contoh Soal Paket Program Niaga II



Hampir saja saya kelupaan menyelesaikan Soal Paket Program Niaga II, bersyukur banget diingatkan Mas Ahmad Rijali di comment blog ini. Soal dibangun di atas M$ Access dan Visual Basic for Application bawaan M$ Office, jangan lupa install juga Visual Basic 6, sangat simpel, mudah dan familiarity banget. Nggak perlu lama-lama bikinnya, karena semuanya masih ada di materi kuliah, kalo’ kesulitan juga bisa sharing langsung itu lebih bagus daripada lewat sms, email atau telepon. Kesannya males banget, jadinya males-malesan juga nanti.

Berikut screenshot yang dimaksud, boleh Anda menjiplak persis atau berkreasi dan memodifikasi sendiri itu lebih baik, asal bukan asal-asalan saja.
Jika telah selesai, secepatnya untuk maju presentasi, jangan menunggu hingga batas akhir (deadline) yang diberikan, siapa sich yang suka antrian panjang menjemukan? Lewat dari batas waktu tidak akan di terima lagi. Tak ada susulan, perbaikan, black-mail, atau semacamnya. Perbaikan hanya diberikan kepada yang benar-benar berhalangan seperti sakit dengan dibuktikan surat keterangan dokter, atau hal-hal di luar kemampuan, itupun masih dalam semester aktif.

Untuk melihat screenshot yang lain agar lebih jelas, silahkan menuju di sini.

Senin, Juni 26, 2006

Zona Latihan Adu Untung atau Buntung?

Sudah jadi kebiasaan ajang sepak bola piala dunia pasar-pasar taruhan dadakan bermunculan, mulai yang kelas ecek-ecek hingga miliaran, apalagi Piala Dunia 2006 saat ini. Pelaku pasar biasanya adalah orang-orang dewasa dan berduit. Meski nggak usah dicari tahu keberadaannya, toh jika benar-benar ditelusuri bisa dipastikan ada saja pasar itu. Tapi syukurlah, walaupun saya tinggal di “Las Vegas”nya Balikpapan, saya belum menemui pasar-pasar dadakan ini.

Di hari libur bila tidak ada aktifitas, saya usahakan mengajak jalan-jalan anak istri putar-putar kota berkendaraan. Minggu kemarin nampaknya lain dari hari biasanya, maklumlah, sepertinya suasana kota agak lenggang, mungkin pengaruh semalaman nonton Jerman vs Swedia diteruskan Argentina vs Meksiko, kebetulan minggu libur biasanya dipake’ molor sekalian.
Nah, di saat saya tidak berminat mencari tahu ada tidaknya pasar taruhan piala dunia, akhirnya saya menemui juga ajang taruhan tanpa dapat saya mengerti mengapa saya berada disana. Bedanya, pasar taruhan ini tak mengenal piala dunia, pelakunya mulai dari anak-anak usia taman kanak-kanak hingga ibu-ibu dan bapak-bapak, ramai banget.
Mau tahu dimana?
Di Timezone.

Di kota ini, zona bermain anak-anak selain Timezone adalah Amazone. Keduanya menurut saya hanyalah perusahaan yang menjual jasa berupa sewa mesin-mesin permainan anak-anak. Sebagai misal, untuk dapat menggunakan mesin mobil-mobilan seorang anak harus menggesek voucher atau card magnetic dengan pulsa isi ulang yang telah dibelinya terlebih dahulu dengan harga tertentu. Apabila mobil-mobilan si anak ini telah berhenti, mesin akan memberikan 3 lembar tiket sebagai tanda telah menggunakannya. Pada akhirnya, setiap selesai menggunakan atau menyewa mesin permainan yang lain pun mesin akan memberikan tiket yang apabila dikumpulkan dalam jumlah tertentu dapat ditukarkan dengan souvenir. Semakin banyak tiket yang terkumpul, maka semakin besar atau bisa dikatakan semakin mahal souvenir yang diterimanya.

Yang membuat berbeda dari mesin-mesin permainan ini adalah adanya mesin yang mirip bahkan berfungsi sama dengan taruhan atau judi. Kalo’ jaman saya kecil dulu sewaktu masih SD dan didepan sekolah ada Lêk- Lêk (Pak Lêk, sebutan anak kecil memanggil paman logat Jawa Timuran), mesin ini biasanya disebut kolas. Kolas identik dengan permainan ala Las Vegas, seperti memutar bola pada roda putar dengan jarum penunjuk atau mengambil kelereng warna tertentu dalam karung kecil, jika beruntung maka akan mendapat hadiah yang jauh dari harga sebenarnya yang dikeluarkan. Sebaliknya, jika apes ya nggak dapat apa-apa. Nah, apabila emosi terpancing, tak puas dan rasa penasaran yang memuncak, maka mesin ini akan menghisap dalam-dalam kantong belanja hingga benar-benar kering.

Sepanjang pengamatan saya (wekss ... jadi pengamat neh!), permainan yang mengarah kolas di Timezone adalah seperti SpinBall, Stacker, Elfin Cup atau The Big One dan masih banyak lagi yang belum sempat teramati. Intinya, permainan-permainan tersebut mengadu keberuntungan. Saya berharap, zona-zona ini bukan menjadi zona ajang latihan adu untung atau adu nasib yang diberikan untuk anak-anak sebagai dalih hiburan. Susahnya, kadang justru orang tualah yang mengajarinya, ada seorang ibu berjilbab tersenyum senang menggesek berkali-kali mesin mirip SpinBall agar anaknya memasukkan bola dalam lubang yang memiliki point besar, untungnya si anak “beruntung”. Juga seorang bapak yang saya perkirakan habis ratusan ribu bermain The Big One tapi tak pernah mendapatkan boneka untuk anaknya, kasihan.

Sabtu, Juni 24, 2006

Ugh!! Help me, Yahoo!, Stop Armand Morin! Stop their spam!

Pernahkah Anda mendapati email dari si bule Armand Morin? Entahlah, saya miliki account Yahoo yang sering kemasukan "Armand Morin". Yahoo memiliki fasilitas Spam Protection, Anti-Spam Resource Center, Block Addresses, dan saya sudah menandai spam khusus buat si Armand Morin sialan ini supaya nggak bisa masuk. Saya nggak ngerti, kenapa Armand Morin ini mengenali email saya, apakah saya pernah berinteraksi dengan situsnya ini (www.myaffiliatecenter.com) atau tidak, yang jelas si Armand Morin bikin jengkel membuat ulah dan bisa dituntut pasal perbuatan yang tidak menyenangkan!

Biasanya, dari pengalaman saya menggunakan Yahoo, apabila kedapatan spam cukup tandai dengan spam, selanjutnya mesin Yahoo dengan tenang menjaganya dengan pesan:

    Thanks! Every message you report helps SpamGuard perform better.
    The selected message was deleted and reported as spam.

Nah, bedanya si Armand ini ganti-ganti mesin, tiap kali Yahoo mengenali dia sebagai spam, dia mengirim kembali pesan seolah-olah mengkonfirmasi dengan subyek Unsubscribe Confirmation. Jika tertipu dan mengkiliknya, maka otomatis kembali tetap ter-subscribe, karena pesan itu hanya tipuan. Apalagi alamat email saya sudah tersimpan manis di databasenya, rupanya database itu jadi lumbung padinya buat makanan pokok keluarga Armand Morin.

Kali ini, saya coba Block Addresses, cukup domain diatas saja, kalo masih tetap membandel juga, saya teriak:
Ugh!! Help me, Yahoo!, Stop Armand Morin! Stop their spam!

Senin, Juni 05, 2006

Soal tugas akhir kuliah

Sebentar saja mau posting sudah ditanya "Mana tugasnya?". He ... he ... salut-salut sing sregep ya :)
Seluruh tugas sudah saya tempel di papan pengumuman kampus B beserta kelompoknya, tapi kalo' mau donlud sendiri di sini, sudah saya siapkan.

Klik ajah: Otomasi Perkantoran atau Soal Pemrograman Internet

Selamat mengerjakan

Minggu, Juni 04, 2006

Aksi Penulis Blog Indonesia Untuk ‘Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2006′

Kemarin saat iseng waping (istilah Internetan pake ponsel) kaget juga melihat weblog ini masuk dalam daftar Aksi Penulis Blog Indonesia Untuk ‘Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2006′ di blogger Indonesia terkenal, Priyadi.Net. Banyak sekali komentar macam-macam disana, saya sendiri begitu melihat aksi ini langsung ikutan tanpa pikir panjang lagi, entahlah nanti kena Priyadi Effect :)

Mengenai apakah saya merokok?
Ah, sejak kecil saya paling nggak suka merokok, dulu waktu kecil awal tahun 80-an suka di gung-gung teman-teman diminta nyoba ngerokok utis bekas rokoknya orang-orang tua yang ikut acara kendurenan di rumah. Tapi dasar anak kecil, digodain gitu sempet juga ragu-ragu dan isep sedikit, "uhuk ... uhuk ...". Nah, saat itu Ayah saya ngelihat dan dibauinya mulutku, lha ... ketahuan kan. Syukurlah nda marah, hanya disuruh cuci mulut dan sedikit nasehat yang hingga sekarang saya tidak merokok.

Apa Ayah saya ngerokok?
Sejak kecil, saya tidak pernah tahu Ayah saya adalah perokok, karena memang sepanjang sepengetahuan saya Ayah tidak merokok hingga sekarang. Tapi, suatu ketika saat memegang tangan Beliau, di jari Ayah terlihat kuku yang agak rusak. Saya nggak berani tanya, tapi lalu tanya Ibu saya "Bu, kenapa sih tangan Ayah kok jarinya kaya' gitu". Ibu saya bilang "Ooh ... dulu Ayahmu suka merokok, jari itu akibat rokoknya selalu dipegang dan rasa panasnya bikin keenakan ...", dan itu dilakukan Beliau saat saya belum lahir dan masih kecil. Yang saya suka Beliau adalah tidak merokok didepan kami selaku anak-anak kecil. Hingga kini tidak ada saudara saya yang merokok, walaupun ada asbak di meja tamu, biasalah, untuk tamu yang ngerokok biar nggak kotor :)

Bagaimana dengan saya selaku Ayah?
Ya, saat ini saya masih tinggal di RMI (baca: Rumah Mertua Indah), yang saya risaukan adalah masih ada saudara istri yang ngerokok, sembarangan lagi. Pernah ponakan laki-laki saya yang masih kecil nangis koar-koar gara-gara makan utis bekas rokok pamannya. Aduuhh ... harus dicarikan solusi ini :)

Merokok? Bagi saya tidak ada manfaat sedikitpun daripada mudhorotnya. Mudhorot akan mudah ditinggalkan apabila ada niatan yang ikhlas dan itu diniati sebagai ibadah.

Rabu, Mei 31, 2006

Tembakau: Berbahaya Dalam Bentuk dan Samaran Apapun

Hari Tanpa Tembakau Sedunia

Sehubungan dengan peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2006 yang jatuh pada tanggal 31 Mei 2006, maka kami, penulis blog yang peduli dengan masalah ini, bermaksud untuk memperingatkan kita semua akan bahaya tembakau:
  • Memperingatkan kita semua bahwa tembakau BERBAHAYA DALAM BENTUK APAPUN. Rokok, rokok pipa, bidi, kretek, rokok beraroma cengkeh, snus, snuff, rokok tanpa asap, cerutu ... semuanya berbahaya.

  • Memperingatkan kita semua bahwa tembakau dalam jenis, nama dan rasa apapun sama bahayanya. Tembakau BERBAHAYA DALAM SAMARAN APAPUN. Mild, light, low tar, full flavor, fruit flavored, chocolate flavored, natural, additive-free, organic cigarette, PREPS (Potentially Reduced-Exposure Products), harm-reduced... semuanya berbahaya. Label-label tersebut TIDAK menunjukkan bahwa produk-produk yang dimaksud lebih aman dibandingkan produk lain tanpa label-label tersebut.

  • Menuntut Pemerintah Republik Indonesia untuk sesegera mungkin meratifikasi WHO Framework Convention on Tobacco Control (WHO FCTC) demi kesehatan penerus bangsa. Indonesia adalah satu-satunya negara di Asia yang belum menandatangani
    perjanjian Internasional ini.

Internet, 31 Mei 2006
Tertanda,
suburanugerah

Jumat, Mei 26, 2006

Perancangan benang mbulet

Entahlah, saya sendiri sebenarnya belum pernah mengikuti kuliah perancangan sistem informasi, tapi nggak tahu tiba-tiba saya bisa membuat sistem informasi, herannya, kadang teori lebih sulit daripada langsung membuat. Aneh khan?
Begini, saya sering menjumpai, menemukan, bahkan yang sudah terjilid rapi laporan tugas akhir atau skripsi yang aneh secara teori. Saya nggak tahu apakah saya sendiri yang nggak ngerti karena nggak pernah kuliah ilmu komputer ataukah ada teori lain yang menjelaskan hal itu. Salah satu yang membuat saya aneh adalah jika tugas akhir itu membahas masalah program berbasis data, masalah perancangan sistem tidak memiliki acuan dasar yang tetap, selalu saja berubah. Misalnya pada bagian atau bab perancangan sistem, Data Dictionary selalu muncul dan dibahas lebih dulu baru kemudian Context Diagram hingga DFD leveled. Malah ada yang langsung bisa membuat database dulu. Nah, inilah yang aneh.

Sepanjang sepengetahuan saya, Context Diagram adalah garis besar secara umum yang di-detailkan DFD leveled yang didalamnya terdapat Data Flow yang membutuhkan Data Dictionary, dari sini kebutuhan struktur tabel rancangan database diketahui untuk kemudian disusun.

Begitu juga saat menampilkan diagram relasi, seringnya langsung frontal menempel berbagai tabel semrawut seperti benang mbulet tanpa dijelaskan maksud hubungan antar tabel tersebut untuk apa, dijamin yang baca bingung dech :)

Kata teman saya, ketika otak Kita menerima pesan atau informasi yang baru, Kita cenderung menerimanya tanpa melalui verifikasi kebenaran informasi itu lebih lanjut. Susahnya apabila informasi yang diperoleh mengandung ketidakbenaran/keliru, kemudian diterima dan melekat begitu saja pada otak, maka akan sulit menerima informasi yang sama walaupun informasi itu adalah benar.
Well … mungkin ada yang bisa menjelaskan?

Tips: Menghilangkan Rasa Tak Nyaman

Akhir-akhir ini, saya merasa tak nyaman beraktiftas kerja, merasa ada yang menimpuki kepala dengan sesuatu yang entahlah membuat saya merasa tak nyaman saja, suntuk, sumpeg, rupeg ditambah situasi dan kondisi bangsa yang penuh polemik dan masalah. Setelah mampir di agen majalah langganan, sempat membaca tips menghilangkan rasa tak nyaman, namun sayang tips ini hanya berisi menurut versi sipenulis yang menurut saya masih ada yang merasa janggal dan nggak mudah diterapkan seperti menghindari warna-warna terntentu atau “Tidurlah dan bermimpilah”, he … he … emang mimpi itu bisa disetel menurut kemauan?
Namun setidaknya, minimal sipenulis telah berani mengeluarkan tipsnya guna membantu memberikan manfaat yang siapa tahu orang lain akan merasa terbantu dengan tipsnya itu.

Untuk itu, berikut tips yang berbeda dari saya walaupun tidak melalui penelitian yang mendalam lebih dulu, namun saya yakin tips ini relatif akan mampu menghilangkan rasa tak nyaman dari Anda:

Intensifkan aktifitas spiritual.
    Selain sholat wajib, sholat sunah adalah pelengkap kebutuhan rohani Kita. Sholat ditempat yang agak luas, suci, bersih, tenang dan aman akan lebih menenangkan diwaktu malam. Apabila tidak mampu melakukan sholat sunah tengah malam, minimal setelah sholat maghrib misalnya. Setelah sholat maghrib menjelang isya atau selepas subuh usahakan tidak tidur lagi, lanjutkan tadarus Al Qur’an minimal 3 ayat atau lebih setiap harinya. Disamping itu, dzikir mengingat kepadaNya baik pada waktu pagi dan sore menjelang malam atau minimal setelah sholat wajib, niscaya ada ketenangan dan hilang rasa tak nyaman.

Silaturahim.
    Silaturahim terhadap sanak famili terbukti memberikan efek yang menyenangkan, hati bahagia yang sulit untuk dijelaskan. Jika telah memiliki anak dan istri, maka saat-saat yang tepat adalah berbagi dan bercengkerama dengan mereka di waktu dan tempat yang tepat, ngobrol lepas saja. Jika belum memiliki istri, silaturahim dengan saudara utamanya yang lebih tua akan memberikan semangat baru dan hati berbunga, berbagi masalah untuk dipecahkan bersama.

Mendengarkan nasehat orang bijak.
    Mendengarkan nasehat orang bijak kadang bagi saya membawa kesejukan dihati dan ketenangan. Dari sini akan tahu apa-apa saja yang boleh dan tidak boleh, halal haram, najis suci, dosa pahala, benar salah, yang semuanya jika diketahui dan dipahami dengan baik, maka saya yakin pertentangan silang pendapat yang akhir-akhir ini terjadi akan dapat dieleminir. Namun negeri ini tetaplah sebuah negara yang tengah menegakkan demokrasi, pendapat beginian pun sah-sah saja asal tidak mengganggu kebebasan orang lain.

Berpikir positif dan berbaik-sangka.
    Berpikir positif bukanlah masalah yang sulit, namun berbaik sangka tampaknya akhir-akhir ini lebih sulit. Kata teman saya, berbaik-sangka itu beda tipis dengan waspada. Jika demikian, berbaik-sangkalah namun tetap waspada dan hati-hati.

Olah Raga.
    Berolah raga tidak harus keluar dari rumah menuju lapangan merdeka dan berlari mengelilingi lapangan 3-10 kali putaran, namun apabila mampu itu lebih baik J. Menurut penelitian (entahlah penelitiannya siapa), terbukti olah raga membuat aliran darah berjalan dengan baik dan mampu membawa dan membuang segala kotoran yang mengganggu stabilitas tubuh dan otak, sehingga membantu memulihkan kembali kondisi tubuh yang kaku dan menghilangkan rasa tak nyaman.

Makan yang cukup.
    Makan yang cukup pada waktunya bagi saya sulit sekali, terkadang dan seringnya saya makan pas waktu ingin makan saja, atau waktu perut melilit keroncongan, entahlah saya malah nggak suka jadwal makan saya diatur-atur kaya’ minum obat, yang penting bagi saya makan yang cukup itu sudah cukup. Suatu ketika saat saya mengikuti pelatihan dan menghendaki untuk tinggal di gedung, maka penjadwalan makan diatur sesuai waktu yang ditentukan. Namun untuk menghindari agar tidak dibiarkan begitu saja, makan secukupnya adalah lebih baik, nggak perlu kenyang, apabila dimungkinkan mbontot pun ngga apa untuk dimakan di lain waktu, asal nggak ketahuan saja yang penting nyam-nyam, eh nyaman … :)

Minum yang cukup.
    Setelah bangun pagi, usahakan minum air putih secukupnya, sebelum berangkat kerja/kuliah/sekolah minum teh hangat atau kopi panas akan memberikan rasa nyaman, tak perlu banyak. Selepas pulang kerja/kuliah/sekolah, usahakan menyediakan segelas air putih dingin sedingin air kendi Jawa, karena membantu menyegarkan tubuh dan mendinginkan otak yang panas, setelah itu bolehlah minum air teh hangat. Walaupun begitu terkadang saya sering lupa juga … :)

Membaca yang ringan-ringan saja.
    Usahakan tinggalkan dulu bacaan media massa yang mengulas berita-berita kelas berat seperti demo, kriminal, politik yang tak ada ujung pangkalnya, atau hal-hal yang membuat dahi berkerut tajam. Jika saat itu pegang koran, baca lintas lalu saja dan cari topik kelas kapuk alias ringan, humor, atau hal-hal yang membuat bibir tersenyum hingga rasa tak nyaman itu hilang sendiri.

Menulislah apa yang ada dikepala saat itu.
    Menulis blog seperti ini terbukti memberikan rasa lepas yang tak terhingga, blog seperti seorang sahabat yang mau dan mampu menerima apa saja yang Kita pikirkan, apa yang menjadi uneg-uneg, apa yang menjadi beban pikiran sehingga mampu melepas sumpeg dan rasa tak nyaman. Cuek saja dikatakan blog basi, narsis kacang buncis, norak, egp. Diriku adalah bukan dirimu.

Berjalan-jalan.
    Traveling ke luar kota adalah salah satu yang saya suka, namun jika waktu nggak mungkin karena pekerjaan nggak bisa ditinggal, maka cukup berjalan-jalanlah dilingkungan sekitar diwaktu pagi atau sore sebelum matahari terbenam, bisa berkendara atau jalan kaki. Usahakan tidak sendirian, kalo’ bisa bawalah anak, istri, teman atau saudara yang bisa diajak berbagi dan kerjasama.

Tinggalkan sejenak berita-berita buruk televisi.
    Ini sama dengan membaca diatas, tinggalkan berita-berita kelas berat dulu, dan larilah ke kelas kapuk. Jika dicontohkan, televisi yang beritanya kelas berat adalah MetroTV, tiap hari beritanya membuat geleng-geleng kepala dan sedih melulu. Bagaimana dengan kelas kapuk? Extravaganza-nya Aming TransTV bagi saya cukup segar jauh dibanding lawakan Kopral-nya Komeng. Bagaimana dengan sinetron? Tendang dan tinggalkan saja! :)

Mendengarkan Musik.
    Musik adalah masalah selera, tergantung siapa yang mendengarkan dan siapa yang nyanyi. Namun musik alternative, rock balad adalah yang saya sukai. Mengapa? Musik ini mampu membuat saya aktif dan reaktif mengikuti iramanya, membuat saya bisa menikmatinya dan secara tak sadar kaki dan kepala bergerak-gerak mengikuti harmoninya, tentu saja asalkan suaranya jernih dan balance. Jika mendengarkan lewat media player atau iPod, mangut-mangut sendiri, gedheg-gedheg bete amat, cuek saja, lebih aman dibelakang rumah atau kunci kamar, klik! :)

Menonton Film
    Dikota saya ini, bioskopnya nggak keren jadi nggak minat nonton, kalo’pas ke Surabaya - Yogya - Jakarta bioskop keren semisal 21-Cinema mahal banget jadi nggak minat juga, entahlah saya nggak begitu suka dengan bioskop. So, cukup saluran HBO atau StarSinemax sudah cukup. Hingga saat ini saya malas melihat film-film Indonesia, walaupun akhir-akhir ini sineas muda berbakat saling memamerkan karyanya. Jika saya lihat ulasan show-biz-nya Alvin di MetroTV pasti komentar pemirsanya maupun bintang tamunya sama: “bagus banget”, “wah, kerrreennn banget”, “ok banget dech”, “pokoknya … banget …”. Kalo’ saya ditanya gimana komentar saya? Maka jawaban saya juga sama “bagus banget”. Lho kok kontradiktif? :)
    So, tontonlah film secukupnya untuk wawasan Anda, minimal dengan wawasan tersebut kelak Anda akan lebih bijaksana menyikapi dunia.

Well …, semoga bermanfaat :)

Rabu, Mei 17, 2006

Berapa harga sebuah situs yang layak?

Entahlah, walaupun sudah sering berita maupun iklan media bahkan situs berisi pembuatan situs plus harganya, masih saja saya bingung menjawab dan menjelaskan saat ditanya kira-kira berapa harga situs yang layak. Mengutip dari detikinet, beberapa komponen biaya yang disebutkan itu saya uraikan sebagai berikut:

  • Biaya pembuatan.
    Ini berkaitan dengan skrip yang digunakan baik server side maupun client side, juga pemilihan software yang digunakan, apakah proprietary atau open-source. Terkadang biaya software disertakan apabila software yang digunakan adalah proprietary yang berlisensi. Semakin kompleks dan rumit skrip yang digunakan semakin mahal harganya plus lisensi. Entahlah, saya kurang mengerti kalo’ pedoman biaya pembuatan yang digunakan oleh perusahan yang bergerak dibidang ini, bisa berbeda-beda. Malah ada usaha perseorangan pembuatan situs memasang iklan kolom di koran menyertakan harganya mulai ratusan ribu hingga jutaan.

  • Biaya desain.
    Desain situs agar tampak cantik dan menarik minat pengunjung menjadi nilai lebih agar pengunjung betah dan nyaman berlama-lama menjelajah. Selain menarik tentu juga user-friendly, butuh selera seni prosedural menempatkan objek dan nggak sembarangan asal tempel. Desain tidak melulu tampilan fisik, tapi juga menentukan desain database dan perancangan sistem yang digunakan situs nantinya.

  • Biaya hosting.
    Meletakkan situs pada penyedia layanan hosting bergantung pada kualitas layanannya, semakin baik semakin mahal biasanya, tapi nggak semua yang mahal berkorelasi baik. Hosting terpercaya, berpengalaman dan handal yang biasa dicari.

  • Biaya colocation server.
    Colocation server bisa dikatakan untuk ban serep, biasanya situs yang cukup tinggi melayani permintaan user dan membutuhkan sistem backup yang baik agar jika terjadi gangguan atau ketidakmampuan pada salah satu server maka server yang lain bisa melayani permintaan yang sama. Biasanya dibutuhkan untuk sebuah sistem informasi suatu perusahaan atau orang tertentu, seperti situs detik.com dan presidensby.info yang kabarnya membutuhkan 5 buah server, kabarnya lagi situs ini hitnya hingga ratusan ribu per hari.

  • Biaya maintenance contents.
    Ya, nggak jamannya lagi situs statis nggak pernah diupdate dan hanya mengandalkan informasi yang basi dan itu-itu saja. Apalagi jika terjadi gangguan atau serangan celah keamanannya, nggak lucu kalo’ dibiarkan saja :)

  • Biaya meeting.
    Ini berkaitan dengan kualitas dan kuantitas interaksi antara pembuat situs dengan pemilik situs dalam berkoordinasi baik masalah desain, maintenance hingga layanan tambahan jika diperlukan sesuai dengan jangka waktu dalam kontrak kerja/kesepakatan yang terjadi. Komponen meeting biasanya sudah termasuk konsultasi, transportasi, konsumsi dan akomodasi apabila ada.

Pada akhirnya, situs yang sudah berjalan dan ternyata memiliki popularitas yang tinggi akan memiliki “harga” yang jauh lebih tinggi daripada komponen biaya yang sudah dikeluarkan seperti uraian diatas. Sebaliknya, jika ternyata biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan tidak memberikan popularitas “harga” yang minimal kurub, bisa jadi situs itu akan tutup buku di akhir tahun.
Mudah-mudahan bermanfaat. :)
Atau barangkali masih kurang dan perlu ditambahkan lagi?

Sabtu, Mei 13, 2006

Rombong Gosong

Mungkin ini cerita menarik berdasarkan kejadian yang saya alami beberapa tahun yang lalu, saat saya masih belajar di salah satu perguruan tinggi biasa di kota Malang, mengambil program studi sarjana. Dalam sebulan 1-2 kali saya pulang ke rumah orang tua di Surabaya, biasalah sumber dana waktu itu masih bergantung sama orang tua.
Jika sudah tiba dirumah orang tua, rasa malas kambuhan sering menempel lekat di badan, beres-beres jadi rutinitas saat itu. Suatu sore selepas sholat maghrib dari masjid depan rumah, saya sempatkan belajar membantu kakak mereparasi perangkat elektronik yang tengah diperbaiki, maklumlah kakak saya waktu itu punya usaha sampingan service elektronik kecil-kecilan dalam rumah dan belum berkembang seperti saat ini.

Singkat cerita, ditengah asik masyuk mengotak-atik perangkat elektronik, terdengar ribut-ribut di jalan depan rumah “Awas! Awas! Mau meledak!!” Nggak tahu, saya malah asik sibuk sendiri, satu persatu orang rumah keluar melihat ada apa gerangan ribut-ribut itu. Karena Ibu saya juga tergopoh-gopoh sambil mengenakan mukena keluar rumah, saya jadi terpancing juga untuk melihat, oh-la-la … ternyata rombong bakso terbakar, kompornya meledak, sehingga api berkobar melahap sebagian rombong yang entahlah ditinggal dan dibiarkan abang tukang baksonya. Yang saya ingat waktu itu, orang-orang kampung sangat banyak dan sama menonton peristiwa ini, entahlah, tiba-tiba saya bergegas mengambil timba yang tergeletak diatas lubang pdam rumah dan mengambil air, berlari mendekat kearah rombong yang agak jauh didepan rumah tetangga dan byur! ”Awas! Meledak!” komentar yang saya dengar dari penonton, cuek saja dan byur! Hingga 3x saya ambil air dan menyiramkannya ke arah rombong ini, sial, siraman air nggak mengenai apinya. Melihat saya kesulitan mematikan api, tiba-tiba saya mendengar kekesalan penonton yang kesal banget “Alaaahh … nggak bisa kamu itu!!” saat saya menoleh kearah suara itu ternyata teman lama waktu kecil yang hingga saat inipun saya masih mengenal wajahnya, ah, cuek saja. Saat itulah, tetangga yang ketempatan didepan rumahnya ada rombong terbakar itu ikut membantu menyiram air sedikit demi sedikit hingga merata dan padam. Saya lihat rombong bakso ini hanya terbakar setengah bagian saja, syukurlah masih ada sebagian dan nggak hangus semua.
Selesai api padam, berangsur-angsur orang-orang kampung meninggalkan arena tontonan gratis, setelah itu yang tersisa adalah kesedihan abang tukang bakso menaksir kerugian yang dideritanya.

Dari cerita ini bisa Kita petik hikmah apa yang bisa Kita ambil dan Kita jadikan pelajaran berharga. Peristiwa itu adalah masalah yang biasa terjadi sehari-hari didepan Kita, baik di lingkungan Kita, tempat kerja, tempat tinggal, hingga pada skala nasional peristiwa demi peristiwa menjadi bagian yang mengisi sederetan waktu bumi selama masih berputar. Yang Kita lakukan adalah menangani dan mematikan api masalah tersebut dengan benar, mencegahnya merembet kebagian yang lain yang dapat meluluhlantakkan harapan dan cita-cita mulia. Tinggal aksi konkrit Kita bagaimana caranya mewujudkan harapan itu, apakah hanya menjadi penonton yang terus tersenyum dan tertawa, apakah hanya beropini mengurai benang retorika yang terlalu lelah dipahami dan cenderung menyalahkan aksi tindakan positif orang lain, lebih banyak mencari-cari kesalahan hanya untuk menutupi kekurangan diri sendiri, atau sebaliknya memberikan energi positif membawa pengaruh dan kekuatan menuju pencapaian harapan yang mulia, semuanya itu akan kembali pada diri Anda sendiri.