Sabtu, Januari 13, 2007

Cikal Bakal Kelompok Pengguna Linux Balikpapan dan Kesiangan

Hare gene ngadain KPLI? Sebenarnya agak basi jika baru sekarang membentuk kelompok pengguna Linux. Hal ini sangat wajar apabila itu dikaitkan dengan istilah “pahlawan kesiangan” yang didengungkan oleh selebritis teknologi yang lebih dulu menggemakan open source dan manfaatnya, dan tentu saja muncul asumsi tentang pengekor-pengekor demi idola misalnya. Sebenarnya setahu saya, ide kelompok seperti ini sudah lama tercetus di kota kecil ini seiring dengan munculnya kelompok-kelompok senada yang lain di seluruh penjuru tanah air. Dan dalam perkembangannya, terakhir kelompok-kelompok ini kembang kempis naik turun bahkan mati suri kurang dukungan, dan hanya beberapa aktifisnya yang hingga kini tetap konsisten. Kebanyakan, kelompok ini survive di kota-kota yang menjadi pusat pendidikan seperti Yogyakarta, Bandung, Surabaya, Jakarta dan kota-kota lainnya, karena memang semangat kelompok ini selaras dengan semangat pendidikan dan pesan moralnya. Apalagi sekarang, isu MoU pemerintah dengan Microsoft beberapa waktu yang lalu ternyata ikut memicu munculnya kembali kepedulian dan gerakan open source di Indonesia, termasuk salah satunya di Balikpapan ini. Sedangkan di kota-kota kecil di propinsi Kalimantan Timur malah hampir tidak terlihat tanda-tanda pergerakannya, hanya beberapa kecil pengguna dan itupun individual, atau berkaitan dengan pekerjaan dan profesinya.

Untuk komentar diatas mungkin sangat bervariasi, akan tetapi sesuai dengan analisa saya dari berbagai komentar baik di milis, situs berita maupun weblog, kebanyakan yang lebih tepat komentar para pakar seperti kalimat berikut ini: tak ada kata terlambat, tak ada pahlawan kesiangan, bila tidak mampu maka diamlah, jangan hipokrit, ya sudah lakukanlah, ok kita tunggu, apa yang bisa Anda lakukan? Apa yang Anda tahu? Ah ... saya malas mengurai benang kusut filosofi yang membingungkan ini.

Jumat sore kemarin, saya mendapat undangan dari mas Wahyu Budi untuk ikut serta urun rembug mengenai Linux dan aktifitas kelompok penggunanya di Balikpapan. Sayangnya, Balikpapan tidak memiliki kelompok (yang biasa disebut KPLI) yang secara resmi tercatat dalam daftar KPLI yang digagas mas Ronny Haryanto ini. Walaupun begitu, saya pribadi salut dengan munculnya pergerakan masyarakat pengguna Linux di kota ini meskipun amat malu-malu kucing. Biasanya, di kota-kota pelajar kebanyakan aktifisnya adalah para mahasiswa dan akademisi. Sangat berbeda dengan Balikpapan, pada saat pertemuan yang diharapkan menjadi cikal bakal KPLI Balikpapan ini pesertanya tidak hanya mahasiswa dan kalangan akademisi, tetapi juga pekerja teknologi informasi di perusahaan asing hingga seorang direktur yang telah menyatakan bersedia membantu secara kemampuan maupun fasilitasnya. Sungguh itu merupakan suatu bentuk kepedulian yang sangat berarti. Harapan saya, kelompok ini dapat membantu penyebarluasan pemanfaatan piranti lunak alternatif dan sekaligus menanamkan kesadaran tentang pentingnya Hak atas Kekayaan Intelektual, yang sehingga secara tidak langsung diharapkan berakibat dapat membantu mengurangi prosentasi sebagai negara dengan tingkat pembajakan piranti lunak yang sangat mencengangkan ini, tanpa perlu terjebak dengan istilah kesiangan.

Nah, foto-foto rembug coba browsing disini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar