Kamis, Februari 15, 2007

Antara Kota Saiber dan Persepsi

Kita banyak yang tahu ide dan wacana Cyber City memang sudah meluas di milis-milis bahkan media massa atau dalam bentuk tantangan, sehingga berbondong-bondong berbagai kalangan baik dari komunitas, akademisi hingga pemerintah mempunyai keinginan yang sama mewujudkan kota saiber di masing-masing kota mereka. Tapi, adakah yang memiliki kesamaan landasan?

Jujur saja, saya merasa risau dan saya harus memaksakan diri belajar dengan melahap berbagai sumber bak mempersiapkan thesis Magister Teknologi Informasi tentang Concept and Strategy Indonesia Cyber City, Cases Study: Silicon Valley, USA.

Konsepnya ternyata tidak sesederhana apa yang ada di angan-angan dan ingin segera diwujudkan begitu saja, atau melihat apa yang kita lihat kemudian mencontohnya dan diterapkan begitu saja tanpa melakukan kajian terlebih dahulu. Hasil kajian inilah dasar pemikiran untuk mewujudkan sebuah kota layak tidaknya menjadi kota saiber, dari tingkat kelayakan itu pula maka konsep dan strategi yang sesuai dapat ditentukan. Lalu, bagaimana melakukan kajian atau penelitian? Cukupkah itu semua?
Menurut saya, inilah tantangan yang sebenarnya dan ini pulalah yang menurut saya seperti mempersiapkan thesis.

Kerisauan saya ini hanyalah sepenggal curahan hati saja, karena saya merasa tak mampu menyusun outline dasar dan proposal dalam waktu yang begitu singkat, 1-2-3 hari saja sebagaimana saya menulis blog. Saya hanya bisa tertegun kosong mendapati sms dari seorang rekan yang juga nampaknya mengalami hal yang sama, gundah gulana, dan tampak "marah-marah" pada saya dan menganggap saya tidak menanggapinya. Tulisan ini juga bukan saya maksudkan sebagai apologi saya, namun sekedar menunjukkan ternyata selama ini saya memiliki persepsi yang berbeda.

2 komentar:

  1. jadi intinya Balikpapan Cyber City, perlu waktu yang lama untuk mewujudkannya yah pak ? tidak semudah yang di bayangkan gitu :D
    oh yah pak saya mohon ijin blog pak subur saya taruh di links blog saya :) boleh kan ( hayah pasti boleh dah )

    BalasHapus
  2. bukan, bukan itu intinya.
    intinya itu saya pusssiiing banget bikin proposal tentang ini.
    BCC itu milik masyarakat, jadi saya rasa mudah apabila masyarakat, pemerintah dan komunitas terkait duduk bersama membangun dan memanfaatkan BCC. Nah, yang bikin pusing itu bagaimana mengajak mereka duduk bersama, itu saja.

    Ok, seep boleh-boleh di-links :)

    BalasHapus