Selasa, Agustus 12, 2008

Menulis Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar itu Sulit

Berapa lama Anda belajar bahasa Indonesia?
Ada yang menyebut 12 tahun, karena dimulai dari tingkat sekolah dasar (SD) selama 6 tahun, kemudian 3 tahun sekolah menengah pertama (SMP), dan terakhir 3 tahun sekolah menengah atas (SMA). Adapula yang menyebut lebih dari 12 tahun, sebab masih dilanjutkan ujian masuk perguruan tinggi yang menyertakan syarat ujian Bahasa Indonesia, kemudian bila memilih jurusan atau program studi Bahasa Indonesia pun masih belajar lagi hingga sarjana. Bukan itu saja, pada program studi selain itu, syarat untuk menulis laporan tugas akhir, harus memenuhi kaidah berbahasa Indonesia yang baik dan benar, dan ini wajib dilalui dengan baik ketika harus menyelesaikan thesis bagi program pasca sarjana, hingga desertasi doktor.

Jadi, seandainya ada orang yang berpendidikan tinggi, setidaknya cara menulis yang baik dan benar tercermin dalam kegiatan sehari-harinya. Akan menjadi suatu pertanyaan besar dan berbuntut panjang, bila ternyata menulis bahasa Indonesia saja masih kacau balau. Lalu, bagaimana sebaiknya berbahasa Indonesia yang baik dan benar? Apakah seperti tulisan saya ini? Lho... bukannya sudah puluhan tahun belajar bahasa Indonesia? Ah, kacau sekali, baik, baiklah, saya masih perlu belajar lagi menulis yang baik. Untuk itu, tolong sekali lagi ingatkan dan ajarkan saya berbahasa Indonesia yang baik dan benar, minimal Anda dapat memeriksa kesalahan dan membetulkan tulisan saya ini. ;-)

2 komentar:

  1. point of view yang bagus sekali pak... kita memang harus sadar bhw kemampuan berbahasa indonesia bangsa kita sangat kurang.

    kenapa bisa terjadi begitu ya? menurut saya krn karakter bangsa kita yg terlalu "beredaan" (bahasa banjar artinya kira2 "cin cai lah..."). jadi pengembangan bahasa kita tdk pernah bisa baku/standard.

    BalasHapus
  2. Iya pak, saya sendiri kadang bingung dengan semakin banyaknya informasi di Internet, tetapi banyak yang malah membingungkan...

    Saya kira, penulisan artikel bahasa Indonesia setidaknya memperhatikan gaya selingkungnya, jadi tergantung keberadaan sekitarnya. Gaya artikel ilmiah tentu beda dengan gaya artikel media massa, atau gaya artikel blog yang cenderung lebih bebas dan menyesuaikan lingkungannya, tapi setidaknya tetap pada kaidah bahasa dan penulisan yang baik.

    Jadi, menurut saya tak perlu harus baku/standard mirip artikel ilmiah, bisa-bisa malah nggak dibaca karena terkesan kaku... ;-)

    BalasHapus