Kenapa beli peta? Apa belum hapal jalanan Jogja?
Ya. Saya belum begitu familiar jalan-jalan di Jogja, sebenarnya tahu saja, hanya beberapa lokasi yang menyebutkan tempat tanpa alamat saja yang kadang bikin sebel. Selain itu, kadang saya butuh relaks, biasanya balas dendam soal makananan, dengan mencari tempat-tempat warung makan yang nyaman sekaligus enak. Maklum, hari-hari makan tidak teratur, apa adanya, kadang disebut 4 sehat saja sudah syukur, apalagi 5 sempurna. Ini yang kadang istri saya tak bosan-bosannya mengingatkan agar kondisi badan dan kesehatan dijaga. Sempat bulan lalu saya dibawakan tepung bubuk temulawak dan jahe bikinannya sendiri, agar rutin dan mudah saya minum.
Dengan adanya peta kuliner, saya berharap dapat menjumpai sekaligus menjajal segala macam makanan sesuai peta tersebut. Tentu tidak semuanya dan sekaligus, setidaknya sesuai lingkar perut dan lidah serta ukuran kantong mahasiswa saja. ;-)
Lalu, bagaimana dengan Google Maps?
Google Maps yang diakses secara mobile melalui handset akan lebih membantu, apabila saya adalah seorang ibnu-sabil yang sering melakukan perjalanan jauh dan berpindah-pindah kota, propinsi, bahkan antar negara. Dalam waktu tidak terlalu lama, saya kira Google Maps akan melengkapinya dengan disertai beberapa penunjuk jalan, tentu beberapa area harus didukung infrastruktur jaringan Internet yang memadai.
Bagaimana dengan yang di lokasi pengeboran minyak di lepas pantai atau rig, lalu penambangan di hutan, pekerjaan proyek infrastruktur hingga nelayan di laut misalnya, apakah bisa dengan Google Maps? Lebih dari itu, GPS berbasis satelit biasanya yang dipakai dan lebih memadai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar