Sabtu, Mei 30, 2009

Rokok, Antara Kesehatan dan Penerimaan Negara

Rendahnya harga rokok, pertumbuhan penduduk, kenaikan pendapatan rumah tangga, dan mekanisasi industri rokok kretek ikut menyumbang meningkatnya konsumsi tembakau yang signifikan di Indonesia sejak tahun 1970-an. Sebagian besar perokok di Indonesia (88 persen) mengkonsumsi rokok kretek yaitu rokok yang terdiri dari tembakau yang dicampur cengkeh.

Akibat informasi yang tidak sempurna, sebanyak 78 persen dari perokok Indonesia mulai merokok sebelum usia 19 tahun. Nikotin bersifat sangat adiktif (mencandu), hal ini ditunjukkan oleh perokok usia di bawah 15 tahun, dimana 8 dari 10 diantaranya gagal dalam usahanya untuk berhenti merokok. Konsumen rokok secara terus menerus dihadapkan pada gencarnya iklan yang mempromosikan rokok sebagai sesuatu yang umum diterima di lingkungan sosial.

Merokok menyebabkan timbulnya biaya bagi mereka yang tidak merokok dan masyarakat pada umumnya. Biaya yang harus dikeluarkan untuk menyembuhkan penyakit yang terkait dengan konsumsi rokok mencapai Rp 2,9 triliun sampai Rp11 triliun per tahun (US$ 319 juta – US$ 1,2 milyar). Selain itu, asap rokok bersifat karsinogenik (penyebab kanker). Lebih dari 97 juta penduduk Indonesia yang tidak merokok terpapar asap rokok orang lain.

Rumah tangga perokok menghabiskan 11,5 persen dari total pengeluaran bulanan untuk membeli rokok. Tingginya pengeluaran tersebut memiliki dampak serius terhadap kesejahteraan. Hasil studi pada masyarakat miskin perkotaan menyimpulkan bahwa rumah tangga yang kepala keluarganya merokok akan mengalihkan pengeluarannya dari makanan ke rokok dan meningkatkan prevalensi kurang gizi pada anak-anaknya.

Separuh dari 57 juta perokok di Indonesia saat ini akan meninggal akibat penyakit yang berhubungan dengan rokok. Ironisnya, dari sisi penerimaan negara, cukai tembakau lebih mudah dikelola, karena enam perusahaan rokok besar berkontribusi sekitar 88 persen pada total penerimaan cukai tembakau, dan sekitar 71 persen pangsa pasar dikuasai oleh tiga perusahaan [1].

Indonesia hingga per tanggal 22 Mei 2009, adalah satu-satunya negara di South-East Asian yang belum menjadi anggota Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) [2]. Masa kalah sama Timor Leste?

* Dengan sedikit penyuntingan dan tambahan, sebagian besar artikel dikutip dari ringkasan eksekutif laporan penelitian Ekonomi Tembakau di Indonesia - Lembaga Demografi, FE, UI - 2008. http://www.fctc.org
** Untuk memperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia, 31 Mei 2009.

Taut terkait:
[1] http://www.fctc.org/index.php?option=com_content&view=section&layout=blog&id=5&Itemid=183
[2] http://www.fctc.org/index.php?option=com_docman&task=doc_details&gid=131&Itemid=159

Rabu, Mei 27, 2009

Kapan Waktu yang Tepat Mengucapkan Selamat Pagi, Siang, dan Malam?

Hari itu terlihat lalu lalang orang pergi bekerja melewati jalanan, saat jam dinding menunjukkan pukul 9.10, dan saya pun menelpon sebuah kantor "Selamat Siang...", begitu sapaan dari seberang kantor itu. Saya pun membalas "Selamat Pagi..." Perbedaan sapaan ini saya sengaja, dan ini bukan yang pertama kali. Saya katakan bahwa hari itu masih pagi, masih pukul 9 pagi lebih sedikit, dan itu sebuah kantor! Tapi, apa jawaban di sana, "Oh... not bad, itu karena Bapak bangunnya kesiangan... " Wahaha...

Memang, ada yang menyebutkan batas pagi dan siang, tidak dapat ditentukan secara tegas. Namun demikian saya sepakat dengan artikel pak Gunawan Munsyi, yang menyebutkan kita lazim mengucapkan selamat siang antara pukul 10.00 dan pukul 14.00. Selamat sore lazim diucapkan antara pukul 14.00 dan pukul 18.30. Pada pukul 16.30 sampai pukul 18.30, pada situasi yang formal, lazim diucapkan selamat petang. Selamat malam lazim diucapkan antara pukul 18.30 dan 04.00. Kita tidak lazim mengucapkan selamat subuh atau selamat dini hari. Antara pukul 04.00 dan pukul 10.00 lazim diucapkan selamat pagi.

Semoga bermanfaat.

Kamis, Mei 21, 2009

CD Ubuntu 9.04, Backup dan Sebarkan



Sekitar 2 minggu yang lalu 5 CD paket Ubuntu 9.04 atau Jaunty Jackalope edisi Desktop yang saya pesan dari shipit Canonical sudah saya terima, termasuk paket-paket sebelumnya, untuk itu saya ucapkan terima kasih pada Mark Shutterlworth melalui Canonical atas kirimannya. Jumlah CD sengaja saya tidak mengambil banyak, bahkan versi sebelumnya saya hanya memesan 1 buah saja. Tujuannya untuk membantu hemat Canonical, halah, padahal ongkos kirim mungkin sama dengan jumlah CD yang lebih banyak ya... :-)

Saya sendiri malah hingga saat saya tulis ini belum sempat menjajal Jaunty, bahkan Intrepid Ibex pun juga belum, maklum, masih nyaman dengan Hardy Heron yang -- rasanya -- lebih stabil untuk development.

Bagi yang sudah menerima namun dalam jumlah sedikit, sedangkan jumlah peminat cukup banyak, apalagi bandwidth mahal tak mampu download file iso, tak perlu khawatir untuk berbagi merasakan manisnya Ubuntu bersama orang-orang terdekat, tetangga kiri kanan, atau bahkan mau dijual pun boleh-boleh saja asal ada yang mau beli. Gunakan disk-dump untuk meng-iso-kan CD dengan perintah:
$ sudo dd if=/dev/cdrom of=/home/path/anda/cdimage.iso

Semoga bermanfaat.

Jumat, Mei 01, 2009

Facebook Desktop for AIR: Boros Memori dan Bikin Cepat Panas?


Sudah beberapa kali kejadian laptop tiba-tiba mati shutdown sendiri tanpa ada pemberitahuan, atau minimal notifikasi lebih dulu dari sistem memberitahukan bahwa sistem operasi akan shutdown 5 menit lagi. Dengan begitu saya bisa siap-siap mematikan sendiri secara prosedur, tapi anehnya notifikasi itu tidak ada. Selidik punya selidik, dari informasi sistem saat proses shutdown memberitahukan CPU kepanasan, nah loh!

Memang, dari letak laptop di atas meja, di sudut ruangan yang sirkulasi udaranya kurang tepat, ditambah lapisan meja beralaskan kertas koran menjadi kurang baik untuk pendingin dan sirkulasi udara di bawah laptop, plus hawa udara yang juga panas. Selain itu, proses sistem bekerja ternyata juga mempengaruhi, misalnya, saya coba bandingkan dua aktivitas yang berbeda. Pertama, mengetik saja menggunakan OpenOffice, hasilnya tidak atau jarang menyebabkan laptop tiba-tiba mati. Kedua, berinternet menggunakan Firefox dan Facebook Desktop for AIR. Yang terakhir ini yang paling dominan bikin panas dan shutdown mendadak. Dari System Monitor terlihat, woo... pantas saja... nomor satu penggunaan memori paling tinggi adalah Facebook Desktop for AIR, CPU usage malah 30% lebih dan makin lama makin naik! Herannya, mau di-uninstall kok sayang... hehehe...

Source Donwload: Facebook Desktop for AIR, Adobe AIR