Ada pertanyaan ke saya melalui email seputar membuat server web di Linux. Pertanyaannya agak panjang dan rinci, berikut saya ringkas dalam sebuah kasus kemudian diikuti pembahasannya.
Kasus
Saya akan membuat Sistem Informasi Sekolah berbasis web. Sistem informasi disediakan dan diakses user (guru dan siswa) kurang lebih 200 orang dalam jaringan lokal, ke depan diharapkan bisa diakses lewat jaringan Internet. Pihak sekolah meminta saya menyediakan server yang menggunakan Sistem Operasi Ubuntu Linux, karena user ada yang menggunakan Ubuntu. Setahu saya, untuk membuat server web, banyak teman-teman saya menggunakan Xampp, tapi ada saran untuk menggunakan Lamp. Bagaimana saya harus memilih, Xampp atau Lamp?
Pembahasan
Xampp merupakan salah satu dari AMP, yaitu sekumpulan komponen atau subsistem perangkat lunak bebas dan open source yang diperlukan untuk memberikan solusi fungsional server web (dan software pendukungnya) secara penuh. Seperti yang disebutkan dalam situsnya, latar belakang munculnya Xampp karena beberapa tahun lalu (mungkin sekitar 10 tahun lalu), banyak orang kesulitan menginstalasi web server Apache sepaket dengan software MySQL, PHP, dan Perl. Ide Xampp adalah beberapa software tersebut dibundel sehingga dapat disimpan dan dijalankan dalam drive kecil (portable), serta dapat digunakan di lintas sistem operasi (cross-platform). Dengan demikian, kesulitan instalasi dapat diatasi dengan hanya mengunduhnya, mengesktrak, lalu jalankan.
Karena kemudahan dan portabilitasnya, Xampp sering digunakan developer aplikasi untuk mengembangkan aplikasi atau sistem informasi berbasis web tanpa perlu direpotkan dengan instalasi server web dan perangkat lunak pendukungnya.
Saat ini, penggunaan Xampp dimaksudkan sebagai alat untuk mengembangkan/membangun aplikasi lalu mengujinya, tanpa perlu terhubung ke jaringan Internet. Untuk alasan kemudahan penggunaan, beberapa fitur keamanannya dinonaktifkan. Namun dalam prakteknya, adakalanya Xampp digunakan untuk melayani halaman web pada World Wide Web atau Internet. Jika demikian, maka diperlukan tools khusus untuk alasan keamanan.
Sementara itu, LAMP juga salah satu dari AMP, latar belakang kemunculannya kurang lebih juga sama dengan Xampp, yaitu mempermudah instalasi. So, bila dulu sulit, saat ini menjadi lebih mudah. Hanya dengan beberapa baris perintah atau menggunakan packet-manager misalnya, maka server web (dan beberapa fiturnya) sudah bisa digunakan. LAMP didesain khusus berjalan di lingkungan Linux. Dengan ubuntu-server misalnya, LAMP sudah tersedia, saat menginstalasi sistem operasi cukup pilih LAMP hanya dari sekeping CD ubuntu-server tersebut, tanpa perlu mengunduhnya dari repository.
Keuntungan utama LAMP adalah kemudahan konfigurasi berbasis teks, setting apapun dapat dikonfigurasi dan dimodifikasi sampai detil terkecil menyesuaikan penggunaan dan kebutuhan. LAMP berjalan pada berbagai platform perangkat keras, sehingga pengembang memiliki fleksibilitas penuh mengambil keputusan dalam deployment dan desain infrastruktur server. Manfaat desain arsitektur ini akan memberikan kombinasi optimal dalam efisiensi pemanfaatan sumber daya, ketersediaan yang tinggi, serba guna, serta memiliki skalabilitas tinggi. Dengan skalabilitas tinggi ini, sistem akan lebih mudah ditingkatkan di masa yang akan datang.
Sampai di sini, pilihan sudah bisa ditentukan sendiri, kan? Bagaimana menurut Anda? :-)
Semoga bermanfaat.
Penyangkalan: Pembahasan hanya seputar definisi sederhana yang dikutip dari referensi dan tidak membahas perbandingan teknis antara XAMPP (for Linux) dengan LAMP. Referensi atau rujukan artikel langsung pada taut terkait.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar