Kamis, Desember 15, 2005

The Amazing Race Part I

Pasti banyak yang tahu sekuel reality show yang katanya terbesar didunia ini yang disiarkan salah satu stasiun televisi swasta di Indonesia. Saya tidak bercerita tentangnya, namun saya hanya menceritakan pengalaman saya yang mirip atau dimirip-miripkan dengan acara ini saat saya bersama Pak Setyo memulai perjalanan dari Balikpapan ke Jogjakarta, bukan untuk mencari hadiah atau harta karun, tapi dalam rangka mengikuti seminar nasional yang diadakan oleh universitas muda di Jogjakarta, UTY. Keikutsertaan saya pada event semacam ini adalah yang ke 2 sekaligus ke 3, karena saya mengajukan 2 judul makalah yang berbeda, sedangkan Pak Setyo dalam setahun ini sudah 5 kali lebih terbang kesana kemari, sudah jadi hobinya kali :)

Perjalanan dimulai dari Balikpapan ke Surabaya yang tiba kurang lebih pukul 10:00 WIB, sedang Surabaya ke Jogjakarta dilanjutkan perjalanan darat. Karena waktu yang sempit, setibanya di bandara Juanda kami pilih bis damri dari bandara ke terminal Bungurasih, sedang untuk ke Jogja bus Eka patas AC menjadi pilihan agar lebih cepat dan nggak lelah, yang diperkirakan pukul 19:00 WIB nyampe di Jogja. Seperti biasa perjalanan melalui kota-kota yang dilewati, seperti tampak sebelah kiri saat mampir diterminal bis Tirtonadi Surakarta atau Solo. Tiba di Jogja, ternyata sudah nyampe pas magrib, nggak langsung cari penginapan, tapi ke Togamas Gejayan dulu untuk cari-cari buku. Buku pertama yang saya cari berjudul “Tuhan, izinkan aku menjadi pelacur”, komentar tentang buku ini ramai di media. Sayang, saya tidak menemukannya, saat dicari dikatalog komputer ternyata stok kosong. Saya mengetahui buku itu saat pertama saya berada di Jogja 3 bulan lalu, hanya sempet membaca sinopsisnya tapi nggak sempet membelinya, katanya orang Kalimantan kepuhunan.

Tak berhenti disitu, saya terus surfing dari blok ke blok, namun ada buku baru yang sangat menarik yang tebalnya lumayan tebel, “Ensiklopedia Etika Islam”. Melihat harganya yang hampir seratus ribu, saya putuskan memilihnya dan betul-betul nggak peduli tentang harga, harga pastilah nggak ada apa-apanya jika buku itu dapat memberikan manfaat yang lebih banyak. Setelah dihitung kasir, ternyata mendapat potongan harga hampir sepertiganya, lebih dari cukup untuk bisa beli nasi kucing. Setelah itu, makan sore sekaligus makan malam langsung dua piring dilanjutkan cari penginapan, hotel Ishiro dekat UGM akhirnya sebagai pilihan. Tak lupa menerima kedatangan Pak Sumardi yang tinggal berdekatan dan berkunjung balasan ke tempat kostnya di daerah pugung dalapan sia, ssttt ... dia agak stress dikejar tugas kuliahnya, S2 Ilkom UGM, yang terus menumpuk. Tapi tenang saja, dia telah ditemani 5 orang cewek yang kelihatan “Zerro Worries”nya, he...he...

Ok, sebelum cerita perjalanan dilanjutkan pada posting berikutnya, tengah malam itu kami bertiga sempatkan nangkring mangan sego kucing sate usus sinambi ngopi ... hmmm. Cukup limang ewu limangatus tambah gorengan. Nggak lama Pak Sumardi pamit pulang, saya sama Pak Setyo njajal warnet sebelah cukup 1 jam telung ewu rupiah wae. Wis jan murah tenan. Malam dikamar saya penasaran dengan buku yang baru beli tadi, baca, bolak-balik, isi cukup ringan namun mendasar tentang adab dan etika tingkah laku muslim yang semestinya yang dirujuk dari kitab suci dan hadist-hadist shohih. Waktu menunjuk pukul 2 dinihari baru kantuk makin berat dan akhirnya lelap. Sehari semalam perjalanan seribu cerita panjang lelah dan menyenangkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar