Ada kejadian lucu yang sebenernya sudah lama terjadi sebelum saya berangkat ke Jogja minggu lalu, saat itu saya agak angin-anginan masuk kerja, maklum nggak enak badan. Nah, hari itu baru berada dikampus sebentar saya pulang duluan karena kepala juga ikutan cenut-cenut, padahal besoknya saya harus persiapan terbang ngikuti kompetisi “The Amazing Race” ke Jogja lewat Surabaya dengan waktu dan biaya yang sangat terbatas. Praktis, dari Surabaya ke Jogja harus saya lalui lewat darat, dan tentu tenaga juga pikiran jangan sampe' terganggu gara-gara kecapean.
Kembali ke cerita awal, sehabis pulang dari kampus lebih awal itu, saya langsung istirahat menjaga stamina dan tak lupa meminta istri untuk mencarikan obat sakit kepala, Paramex dan flu, Decolgen. Setelah minum obat satu-satu langsung bablas tidur, baru rasanya berjalan 10 menit, bunyi ponsel istri saya berbunyi, kloneng-kloneng-kloneng, merasa hapal nomor tak dikenal yang tertera di screen ponsel tanpa babibu istri saya menerimanya dan langsung disorongkan ke muka saya yang lagi merem tidur. Sambil berkata “Mas, ini ada si ...” menyebut nama mahasiswa yang kerap menghubungi ponsel istri saya. Dalam kondisi pusing, tidur mata merem dan malas menerimanya, langsung saja saya setengah berteriak “Nggak usah ditrima! Nggak usah ditrima!” rasanya kepala makin nyut-nyuten, dan istri saya pun membalas pembicaraan. Setelah agak enakan, bangun dan makan siang saya baru bertanya pada istri, “Ada apa mahasiswa itu?” “Itu, dia mau diajari instalasi Linux di komputer barunya...” jawab istri sambil menjelaskan. “Oooohh...” dengan ekspresi datar saya baru sadar, kalo saya teriak “Nggak usah ditrima!” tadi itu tepat diponsel, artinya jelas terdengar jelas si penelepon disana.
Duh, apa yang terjadi? Galak!! Pak Subur Galak!! Itulah image yang timbul akibat kecerobohan tadi. Sorry.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar