Saat roadshow selebriti IT beberapa waktu lalu, Pak Onno bertanya pada seluruh peserta tentang keberadaan komunitas IT di Balikpapan atau Kalimantan Timur ini. Tapi tak ada satupun peserta yang tahu atau minimal ngaku aktif di milis informatika. Hal ini membuat serba salah seorang anggota milis informatika lokal sehingga mendorong dirinya untuk “sambat” pada anggota yang lain melihat seabreg kegiatan komunitas sejenis di Pulau Jawa, sedangkan di Balikpapan nggak ada. Saya nggak tahu Jawa bagian mana seh, hanya setahu saya yang rame ya dikota-kota dimana berdiri perguruan tinggi ternama saja yang tetep exist, selebihnya ya seperti biasa, pasang surut. Di Kalimantan yang gedenya kurang lebih 3 kali dari pulau Jawa ini, saya hanya mengetahui yang paling rame adalah komunitas dari Samarinda yang dipelopori mahasiswa Unmul, walau nggak rame bener, setidaknya mereka boleh dibilang exist, maklum anggotanya berbeda-beda lapisan, ada mahasiswa, pegawai hingga pengusaha. Jadi nggak heran, kalo' mereka aktif ya pas ada waktu luang dan ada kegiatan saja, selebihnya ya itu tadi, pasang surut. Saya rasa cukup wajar.
Akhirnya, para milister informatika lokal sepakat mau mendirikan komunitas IT lokal ini, tapi anehnya nggak ada yang mau jadi pengurusnya, alasannya sederhana, sibuk dan nggak mau bekerja sendirian. Bahkan si penggagas yang sambat tersebut nggak ada komentarnya lagi alias nggak mau ditunjuk mempelopori. Weleh weleh.
Saat saya ditanya tentang hal ini, saya nyatakan OK seperti biasa saya ikut mendukung seperti beberapa waktu yang lalu. Hanya saja saya paling nggak suka orang yang suka sambat dan keras suaranya saja tapi nggak ada actionnya alias NATO, malah ngilang lagi, huh!
Harapan saya atau bisa dikatakan mimpi saya, komunitas ini nantinya berdiri secara independen yang merangkul berbagai lapisan masyarakat, tidak tergantung oleh salah satu perguruan tinggi tertentu saja. Sehingga diharapkan sharing knowledge lebih merata, berbagi wawasan dan informasi bahkan pekerjaan atau proyek dapat dimanfaatkan anggotanya. Saya melihat, dikota ini sebenarnya banyak sumber daya manusia profesional yang siap dan welcome berbagi ilmunya dan nggak kalah jika dibanding dengan profesional di Jawa, karena mereka sebenarnya juga dari Jawa yang bekerja di perusahaan migas di Kalimantan ini. Dari sini, kegiatan dan aktiftas anggota dapat dilaksanakan dengan memanfaatkan fasilitas dan sarana yang lebih lengkap dan lebih kompleks implementasinya.
Saya sendiri sebenarnya mengerti maksud teman-teman yang lain yang mengharapkan perguruan tinggi memfasilitasi kegiatan ini, ah, mimpi dech. Memang benar jika ada yang beranggapan dari sanalah komunitas dapat berkembang, tapi jangan lupa, terbatasnya sumber daya yang ada dapat menghambat perkembangan komunitas itu sendiri.
Well, gimana dong solusinya? Read the rest entry again.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar