Perangkat lunak bebas dan Open Source (PLBOS) bisa digunakan untuk produktifitas kerja? Kenapa tidak? Tentu bisa dong. Sepengetahuan saya, saat ini penggunaan Linux sudah semakin banyak, beberapa bulan lalu saya masuk kelas, beberapa teman menggunakan sistem operasi bawaan dari pembelian laptopnya, Windows Vista. Saat itu, mungkin hanya saya saja yang menjadi bahan cibiran sebagai satu-satunya orang yang menggunakan barang gratisan dekstop Linux untuk kegiatan belajar – cieee... sok gaya elo... -- hehehe... iya, saya hanya user biasa yang baru belajar dan tidak mengerti apa-apa. Sebenarnya ada teman yang menggunakan Linux untuk server pribadinya, walaupun dalam keseharian tetap menggunakan Vista. Tapi entahlah, lambat laun saya lihat kini ada beberapa teman yang menggunakan Linux di laptopnya, ada yang menggunakan Linux Mint, Ubuntu, OpenSuse, Fedora, bahkan ternyata banyak yang mahir. Walaupun demikian, satu dua orang ada yang masih menggunakan Vmware untuk sekedar coba-coba. ;-)
Bukan hanya itu, Linux kini sudah hampir selalu digunakan di komputer kantor-kantor, perpustakaan, bagian tata usaha, administrasi keuangan, beberapa divisi dalam perusahaan, yang digunakan untuk operasioal sehari-hari menunjang proses produktifitas perusahaan dan sebagainya. Jadi, bisa dikatakan “ndeso” kalau kini belum tahu Linux. ;-)
Salah satu hal mengapa kini Linux banyak digunakan oleh masyarakat luas adalah kemudahan mengoperasikan dan dukungan pengembangannya yang sangat luas. Hampir segala perangkat keras komputer dapat menjalankannya, dan apabila kesulitan pun hampir selalu ditemukan solusinya di Internet atau teman terdekat. Ya, walaupun tidak tertutup kemungkinan banyak juga yang stress gara-gara gagal sini gagal sana... ;-)
Kalau begitu, kalau memang mudah menggunakan Linux dan OSS, contohnya apa?
Hmm... iya ya, kadang lebih suka omong doang, omdo gitu, nggak cocok dengan kenyataan sebenarnya. Hmm... gimana ya, ya... maafinlah, namanya juga manusia, oiya, berikut saya tuliskan tutorial Mudahnya Membuat Animasi dengan GIMP di Linux, yang saya posting di situsnya KPLI Balikpapan, mudah-mudahan bermanfaat. ;-)
Ditulis disela-sela mengerjakan PR, lagi bete... :P
Selasa, Juni 24, 2008
Senin, Juni 23, 2008
Italia Kalah
Pertandingan perempat final antara Spanyol vs Italia dini hari tadi sebenarnya cukup menarik, apalagi komentator tamu, Pak Din Syamsuddin, ternyata menjagokan Spanyol mengikuti prediksi kebanyakan orang. Waah... penasaran, tapi apa daya... rasa kantuk yang amat sangat membuat mata ini sulit diajak kompromi, bangun-bangun sudah subuh, itupun karena dengar adzan subuh. Tapi lumayan, ada berita pagi, ah... Italia, berakhir di tangan Spanyol lewat adu tendangan pinalti, praktis Group C tak ada wakilnya satupun yang lolos ke semifinal. Sudahlah, kalah menang itu sudah biasa... ;-)
Jadi, jago siapa lagi nich?
Ah... enggak ada, si jago sudah kalah, sulit berpaling ke yang lain... ;-)
Lalu, siapa kira-kira yang menang?
Dilihat saja akhirnya, secara strategi-teknik-fisik itu bisa dilihat tim mana yang kira-kira bakal menang, tetapi dari kemampuan tim yang rata-rata bermain sangat baik serta adanya keberuntungan --kalo orang tua menyebut: wis dadi qodare--, hampir semua prediksi kebanyakan orang tak ada yang benar, ya begitulah, bola itu bundar... ;-)
Jadi, jago siapa lagi nich?
Ah... enggak ada, si jago sudah kalah, sulit berpaling ke yang lain... ;-)
Lalu, siapa kira-kira yang menang?
Dilihat saja akhirnya, secara strategi-teknik-fisik itu bisa dilihat tim mana yang kira-kira bakal menang, tetapi dari kemampuan tim yang rata-rata bermain sangat baik serta adanya keberuntungan --kalo orang tua menyebut: wis dadi qodare--, hampir semua prediksi kebanyakan orang tak ada yang benar, ya begitulah, bola itu bundar... ;-)
Kamis, Juni 19, 2008
Perpustakaan, Kini dan Akan Datang
Dulu, saya mengenal perpustakaan ketika masih menginjak sekolah dasar, dan buku-buku yang saya pinjam adalah komik serial karena tertarik teman. Lambat laun, saya tidak begitu suka komik serial, karena ceritanya tak pernah habis dan bikin nanggung. Saat ini, saya bisa dikatakan termasuk orang yang jarang ke perpustakaan sekolah, kampus ataupun perpustakaan kota yang hening. Pernah memiliki kartu keanggotaan perpustakaan, berbayar tapi tidak atau jarang digunakan untuk meminjam. Biasanya kalau ke perpustakaan karena ada tujuannya, mencari bahan untuk tugas atau keperluan pekerjaan. Justru kini saya lebih suka dan lebih sering ke toko buku murah, misalnya ke Toga Mas atau Gramedia Store, untuk apa ke sana? Untuk mencari hal baru, apa saja yang terlihat menarik untuk dibaca... ;-)
Menariknya, seperti Jogja sini, toko buku tiap hari hampir tidak pernah sepi, apalagi bila menjelang petang, malam minggu atau hari libur. Ini tak berbeda dengan kota tempat tinggal saya, Balikpapan. Tengok saja beberapa toko buku di tengah kota, hampir setiap hari orang masuk lalu lalang sekedar baca buku atau hanya melihat-lihat saja, walaupun tak disediakan meja untuk membaca layaknya perpustakaan, tapi pengunjung tetap puas membaca sambil berdiri. Suasananya pun ramai, berisik, kadang ada musiknya keras-keras. Saya pun biasanya bila sekedar jalan-jalan, tak segan-segan menjadikan toko buku sebagai prioritas untuk dikunjungi, bukan mall.
Bila melihat kondisi yang berbeda di atas, salah satu kelemahan perpustakaan ini banyak sekali dan nampaknya cukup kompleks. Mungkin ada yang menganggap bahwa perpustakaan kini hanya mirip gudang buku dan jurnal usang, buku tebal kertas coklat, berisi penuh filosofi berat, teoritis, numerical dan tak ada hal yang baru. Didukung dengan wajah petugas yang lesu, kurang simpatik, ruangan kusam, gelap, komputer jadul dan hanya bisa dipakai main solitaer, apalagi kartu anggota yang berbayar dan mudah lecek, denda keterlambatan yang muahal, manajemen amburadul, semakin membuat perpustakaan sebagai gedung besar yang berhantu.
Hm... perpustakaan? Bagaimana sebaiknya?
Menariknya, seperti Jogja sini, toko buku tiap hari hampir tidak pernah sepi, apalagi bila menjelang petang, malam minggu atau hari libur. Ini tak berbeda dengan kota tempat tinggal saya, Balikpapan. Tengok saja beberapa toko buku di tengah kota, hampir setiap hari orang masuk lalu lalang sekedar baca buku atau hanya melihat-lihat saja, walaupun tak disediakan meja untuk membaca layaknya perpustakaan, tapi pengunjung tetap puas membaca sambil berdiri. Suasananya pun ramai, berisik, kadang ada musiknya keras-keras. Saya pun biasanya bila sekedar jalan-jalan, tak segan-segan menjadikan toko buku sebagai prioritas untuk dikunjungi, bukan mall.
Bila melihat kondisi yang berbeda di atas, salah satu kelemahan perpustakaan ini banyak sekali dan nampaknya cukup kompleks. Mungkin ada yang menganggap bahwa perpustakaan kini hanya mirip gudang buku dan jurnal usang, buku tebal kertas coklat, berisi penuh filosofi berat, teoritis, numerical dan tak ada hal yang baru. Didukung dengan wajah petugas yang lesu, kurang simpatik, ruangan kusam, gelap, komputer jadul dan hanya bisa dipakai main solitaer, apalagi kartu anggota yang berbayar dan mudah lecek, denda keterlambatan yang muahal, manajemen amburadul, semakin membuat perpustakaan sebagai gedung besar yang berhantu.
Hm... perpustakaan? Bagaimana sebaiknya?
Rabu, Juni 18, 2008
Italia, Menyebalkan tapi Menang
Ya, itulah laporan pandangan mata saya melihat Italia vs Perancis pada Group C Piala Eropa 2008 ini, entahlah kalau memang demikian adanya. Betapa tidak, pola permainan masih tampak sama dengan permainan sebelumnya ketika melawan Rumania dan Belanda, hampir tak ada perkembangan. Sepanjang pertandingan, biasanya saya tegang, berdebar-debar, teriak dus! Tapi ternyata malam tadi lebih banyak sukanya. Banyak pihak mencibir Italia akan tersisih, tidak salah juga anggapan ini karena pola permainannya yang menyebalkan! Ya begitulah Italia, dari kebiasaan sebelumnya, selalu tertatih-tatih diawal kompetisi, tapi anehnya sering melenggang terus hingga semifinal.
Mari ditunggu saja babak selanjutnya. ;-)
Mari ditunggu saja babak selanjutnya. ;-)
Sabtu, Juni 14, 2008
Italy dan Luar Biasanya Belanda
Menariknya nonton pertandingan itu karena ada yang jadi jagonya, dengan begitu ada pelibatan emosi, ada teriakan keras, ada tarikan napas panjang, detak jantung berpacu kencang membawa aliran darah mengalir deras di seluruh urat nadi, ada gairah yang menggolara mirip pasangan pengantin berpacu di atas ranjang asmara. Ketika sang jago melempem, mandul, dan gagal, maka gairah itu seperti menggantung, menunggu mendapatkan kesempatan sekali lagi untuk melampiaskannya secara tuntas!
Sebaliknya, sangat beda dan hambar rasanya bila tanpa sang jago, gol sini teriak gol, gol sana teriak gol, tak jelas mendukung siapa, tak ada yang menggelorakan, tak ada yang menarik, semua nampak biasa dan berlalu begitu saja. Nggak tahu kalau memang jadi wasit atau pengamat saja, hehehe...
Bermain seri 1:1 melawan Rumania, Italy memang mendebarkan. Zambrotta... banyak pendukungmu yang berbalik mencemooh, meledek, menyesalkan, tapi itu biarlah sudah terjadi. Luca Toni, mengapa terus diberi kepercayaan mengeksekusi sundulan demi sundulan padahal tak berkutik ditempel Tamas? Roberto “Lionel Luthor” Donadoni... ah capek dech komentar, saya malah berharap dia diganti saja. Beruntung pahlawan hari itu Gianluigi Buffon, jadi masih tersisa peluang tipis maju ke perempat final. Melihat penampilan Belanda yang sangat cemerlang mengalahkan Prancis 4:1, berarti di atas kertas bisa juga kalahkan Rumania, karena dengan begitu, Italy memiliki kesempatan bila juga mampu kalahkan Prancis! Bila tidak, maka angkat saja kopernya Donadoni keluar lapangan, biar dia pulang sendirian!
Sebaliknya, sangat beda dan hambar rasanya bila tanpa sang jago, gol sini teriak gol, gol sana teriak gol, tak jelas mendukung siapa, tak ada yang menggelorakan, tak ada yang menarik, semua nampak biasa dan berlalu begitu saja. Nggak tahu kalau memang jadi wasit atau pengamat saja, hehehe...
Bermain seri 1:1 melawan Rumania, Italy memang mendebarkan. Zambrotta... banyak pendukungmu yang berbalik mencemooh, meledek, menyesalkan, tapi itu biarlah sudah terjadi. Luca Toni, mengapa terus diberi kepercayaan mengeksekusi sundulan demi sundulan padahal tak berkutik ditempel Tamas? Roberto “Lionel Luthor” Donadoni... ah capek dech komentar, saya malah berharap dia diganti saja. Beruntung pahlawan hari itu Gianluigi Buffon, jadi masih tersisa peluang tipis maju ke perempat final. Melihat penampilan Belanda yang sangat cemerlang mengalahkan Prancis 4:1, berarti di atas kertas bisa juga kalahkan Rumania, karena dengan begitu, Italy memiliki kesempatan bila juga mampu kalahkan Prancis! Bila tidak, maka angkat saja kopernya Donadoni keluar lapangan, biar dia pulang sendirian!
Rabu, Juni 11, 2008
Gudeg Kayu
Rasanya, tak banyak mahasiswa yang tahu dimana makan gudeg yang enak. Pernah tanya teman yang sudah tahunan tinggal di Jogja, dimana makan gudeg yang enak? Jawabnya di daerah Malioboro. Hmm... setelah dicoba, walah... kerongkongan ini susah menelan, glek. Pernah juga mencoba di utara kantor pusat UGM, 10 meter dari lampu merah perempatan kaliurang - selokan mataram, seperti posting saya terdahulu di sini.
Tapi, dari semua itu rasanya masih beda banget dengan Gudeg Kayu di Jalan Solo, persis depan hotel Saphir - Saphir Square. Gudeg Kayu? Sepintas saya kira itu hanya namanya saja, malah ada yang mengira lauknya campur kayu hehehe... Saya sendiri bingung kenapa disebut gudeg kayu, tapi setelah datang ke sana, lalu memesan dan duduk, baru tahu, ternyata warung gudeg ini satu atap dengan penjual kayu untuk bangunan. Ow... begitu ya, tapi saya masih agak ragu, mau tanya sendiri kok kayak wartawan saja. Sambil makan, lauk telor bacem dan... lauk mirip serabut kayu, lho kok? Setelah dimakan, hmm... nyam-nyam, empuk enak, serabut kayu itu ternyata ayam goreng, yang diambil dagingnya. Tambah es teh manis, 2 biji gorengan, jumlah seluruhnya hanya Rp 8.000 saja, bandingkan dengan harga seporsi nasi goreng saja tanpa minum di Balikpapan. :P
SGPC is SeGo PeCel
Ketika tahu ada tulisan besar "SGPC" di daerah Klebengan depan Universitas Negeri Jogja (dulu IKIP Jogja), saya bingung, SGPC itu apaan sih? Setelah tahu, walah... ternyata SeGo PeCel tho... ndeso ya... ;-)
Omong-omong SGPC, di Jogja banyak banget, harganya variasi sesuai ukuran kantong, mulai yang kantong cekak sampai kantong tebal ada. Untuk yang kantong cekak, saya coba di area Candi Prambanan, weih... jauh amat! Wehehe... ini sekalian jalan ke sana antar ponakan yang datang dari Bontang, setelah capek mutar-mutar candi baru makan minum di pinggir jalan. Seporsi (sakpincuk) SGPC standard plus dua potong tahu (setengah jadi) bacem hanya Rp 5.000 saja, lebih murah dibanding bensin premium seliter. Hmm... nyam-nyam, lumayan buat ganjel perut.
Berikutnya Gudeg Kayu.
Omong-omong SGPC, di Jogja banyak banget, harganya variasi sesuai ukuran kantong, mulai yang kantong cekak sampai kantong tebal ada. Untuk yang kantong cekak, saya coba di area Candi Prambanan, weih... jauh amat! Wehehe... ini sekalian jalan ke sana antar ponakan yang datang dari Bontang, setelah capek mutar-mutar candi baru makan minum di pinggir jalan. Seporsi (sakpincuk) SGPC standard plus dua potong tahu (setengah jadi) bacem hanya Rp 5.000 saja, lebih murah dibanding bensin premium seliter. Hmm... nyam-nyam, lumayan buat ganjel perut.
Berikutnya Gudeg Kayu.
Selasa, Juni 10, 2008
Tak Tega Nonton Italy Babak Belur Tanpa Balas
Entahlah, malam tadi nggak tega nonton Italy yang kelihatan ringkih banget, permainan nggak berkembang, bobol gol kedua rasanya mata ini nggak tega meneruksan nonton, hiks... sudah begitu nggak ngeh rasanya lihat pelatih Roberto Donadoni, kenapa bukan Mancini? Kalah 3:0 dari Belanda tanpa balas makin bikin rupeg saja. Ah, sudahlah, mau gimana lagi, tapi biarlah Italy berusaha, langkah makin berat, harus bisa kalahin Rumania dan Prancis!
Minggu, Juni 08, 2008
Ngeblog Nyambi Nonton Swiss vs Ceko
Entahlah, hari ini selain nonton bola Euro 2008 sambil baca-baca blog, ternyata ada banyak artikel yang bercerita tentang diri dan keluarganya, terharu dech... Gol! 1 – 0 buat Ceko... kalahin tuan rumah, Swiss! Eh, lah... ini gara-gara nonton bola sambil ngeblog... halah!
Kembali ke cerita, sampai mana tadi, ah... lupa sudah, hmm... iya, ceritanya orang yang cerita di negara sono, yaah... kurang lebih satu lautan dari Yogyakarta, ah... nggak kosentrasi nich... kacau balau, mana yang lebih penting, nonton bola apa ngeblog? Ah... meleset! Tendangan persis depan gawang! Hampir saja Swiss menyamakan kedudukan... huhuhu... sikat! Alaah... meleset jauh, tuh kan pelatih Swiss lompat-lompat terus...
Jadi pilih mana nih, Swiss apa Ceko?
Italy saja dech... :p
Kembali ke cerita, sampai mana tadi, ah... lupa sudah, hmm... iya, ceritanya orang yang cerita di negara sono, yaah... kurang lebih satu lautan dari Yogyakarta, ah... nggak kosentrasi nich... kacau balau, mana yang lebih penting, nonton bola apa ngeblog? Ah... meleset! Tendangan persis depan gawang! Hampir saja Swiss menyamakan kedudukan... huhuhu... sikat! Alaah... meleset jauh, tuh kan pelatih Swiss lompat-lompat terus...
Jadi pilih mana nih, Swiss apa Ceko?
Italy saja dech... :p
Sabtu, Juni 07, 2008
EURO 2008: Forza Azzurri
World Cup 2006 dua tahun lalu dan Euro 2008 ini, sulit sekali untuk tidak mendukung Italy. Seingat saya, saya mengenal Italy sejak World Cup 1982, ketika Paolo Rossi bermain. Dan di liga Italy, jagoku tentu AC Milan.
Berada di group C, ada Belanda, Prancis dan Rumania, weh... cukup berat coy! Tapi gue... eh, saya mantap dech dukung Italy, Forza Azzurri!
Langganan:
Postingan (Atom)