Kamis, Juni 19, 2008

Perpustakaan, Kini dan Akan Datang

Dulu, saya mengenal perpustakaan ketika masih menginjak sekolah dasar, dan buku-buku yang saya pinjam adalah komik serial karena tertarik teman. Lambat laun, saya tidak begitu suka komik serial, karena ceritanya tak pernah habis dan bikin nanggung. Saat ini, saya bisa dikatakan termasuk orang yang jarang ke perpustakaan sekolah, kampus ataupun perpustakaan kota yang hening. Pernah memiliki kartu keanggotaan perpustakaan, berbayar tapi tidak atau jarang digunakan untuk meminjam. Biasanya kalau ke perpustakaan karena ada tujuannya, mencari bahan untuk tugas atau keperluan pekerjaan. Justru kini saya lebih suka dan lebih sering ke toko buku murah, misalnya ke Toga Mas atau Gramedia Store, untuk apa ke sana? Untuk mencari hal baru, apa saja yang terlihat menarik untuk dibaca... ;-)

Menariknya, seperti Jogja sini, toko buku tiap hari hampir tidak pernah sepi, apalagi bila menjelang petang, malam minggu atau hari libur. Ini tak berbeda dengan kota tempat tinggal saya, Balikpapan. Tengok saja beberapa toko buku di tengah kota, hampir setiap hari orang masuk lalu lalang sekedar baca buku atau hanya melihat-lihat saja, walaupun tak disediakan meja untuk membaca layaknya perpustakaan, tapi pengunjung tetap puas membaca sambil berdiri. Suasananya pun ramai, berisik, kadang ada musiknya keras-keras. Saya pun biasanya bila sekedar jalan-jalan, tak segan-segan menjadikan toko buku sebagai prioritas untuk dikunjungi, bukan mall.

Bila melihat kondisi yang berbeda di atas, salah satu kelemahan perpustakaan ini banyak sekali dan nampaknya cukup kompleks. Mungkin ada yang menganggap bahwa perpustakaan kini hanya mirip gudang buku dan jurnal usang, buku tebal kertas coklat, berisi penuh filosofi berat, teoritis, numerical dan tak ada hal yang baru. Didukung dengan wajah petugas yang lesu, kurang simpatik, ruangan kusam, gelap, komputer jadul dan hanya bisa dipakai main solitaer, apalagi kartu anggota yang berbayar dan mudah lecek, denda keterlambatan yang muahal, manajemen amburadul, semakin membuat perpustakaan sebagai gedung besar yang berhantu.

Hm... perpustakaan? Bagaimana sebaiknya?

2 komentar:

  1. Pak Subur, tulisan Bapak udah ada sekuelnya lho.. chek this out. (di blog saya)

    BalasHapus
  2. Waah... bagus banget Bu Ika, menginspirasi banget... ;-)

    Linknya: http://ikawindia.blogspot.com/2008/06/perpustakaan-kini-dan-akan-datang.html

    BalasHapus