Unified Modeling Language (UML) adalah bahasa standar pemodelan berorientasi objek dalam bidang rekayasa perangkat lunak. UML mencakup seperangkat teknik notasi grafis untuk menciptakan model visual berorientasi objek sistem perangkat lunak. Sedangkan Netbeans IDE bisa dilihat di Wikipedia.
Instalasi
Berikut instalasi di Netbeans IDE 7.0.1 pada sistem operasi Linux Ubuntu Server yang terhubung ke Internet. Untuk sistem operasi lain prosesnya kira-kira sama saja.
Masuk ke Netbeans, pilih Tools - Plugins - tab Settings
Tambahkan 'Add' masukkan UML dan URL: http://ea.ddns.com.br:8090/netbeans6.8/UML/catalog.xml
Pilih tab Available Plugins dan cari UML, lalu Install.
Selesai.
Testing
Percobaan membuat Use Case Diagram pengisian formulir rencana studi sederhana. Buat proyek baru. Pilih menu File - New Project - UML
Siap buat Use Case Diagram
Semoga bermanfaat.
Rerefensi
[1] Working with UML Diagrams in the NetBeans IDE
[2] Object-Oriented Calculator
[3] NetBeans IDE UML Features
Sabtu, September 24, 2011
Jumat, September 23, 2011
Mengukur Readability Konten Web
Menulis konten untuk pengguna web memiliki tantangan tersendiri, yaitu mudah dibaca dan dipahami pengunjung (readability). Ketika konten sangat mudah dibaca, audiens dapat dengan cepat mencerna informasi yang dibagi. Beberapa informasi menyebutkan bahwa pengguna web memiliki rentang perhatian yang sangat pendek, tidak membaca artikel secara menyeluruh dan keseluruhan.
Hasil Studi
Sebuah studi yang menyelidiki perubahan dalam perilaku kebiasaan membaca yang dilakukan pengguna web di era digital menyimpulkan bahwa, pengguna web cenderung membaca cepat (skimming) untuk menemukan informasi yang diinginkannya, dengan cara mencari kata kunci dan membaca non-linear (bukan dari atas ke bawah).
Untuk itu, salah satu cara yang bisa diterapkan adalah menggunakan teknik headings. Tujuannya agar konten terorganisir dan pembaca langsung menemukan informasi yang dicarinya.
Mengukur Readability
Setelah sekian lama menulis, saya ingin tahu sampai dimana tingkat kemudahan konten blog ini dibaca dan dipahami. The Readability Test Tool, adalah Perangkat Uji Readability yang cukup fleksibel untuk menilai formula keterbacaan konten web.
Dari hasil uji coba, secara keseluruhan blog ini memiliki grade level sekitar 14. Ini berarti mudah dipahami oleh orang berusia 19 sampai 20 tahun. Hm... masih cukup sulit untuk anak-anak. :-)
Semoga bermanfaat.
Referensi
[1] 7 Best Practices for Improving Your Website’s Usability
[2] Show Numbers as Numerals When Writing for Online Readers
Update:
- Pengukuran untuk keseluruhan konten web dinamis akan berbeda hasilnya. Saat ini, Selasa, 4/10/2011, saya coba ukur kembali mendapat grade level 11 atau mudah dibaca dan dipahami orang usia 16-17 tahun.
Hasil Studi
Sebuah studi yang menyelidiki perubahan dalam perilaku kebiasaan membaca yang dilakukan pengguna web di era digital menyimpulkan bahwa, pengguna web cenderung membaca cepat (skimming) untuk menemukan informasi yang diinginkannya, dengan cara mencari kata kunci dan membaca non-linear (bukan dari atas ke bawah).
Untuk itu, salah satu cara yang bisa diterapkan adalah menggunakan teknik headings. Tujuannya agar konten terorganisir dan pembaca langsung menemukan informasi yang dicarinya.
Mengukur Readability
Setelah sekian lama menulis, saya ingin tahu sampai dimana tingkat kemudahan konten blog ini dibaca dan dipahami. The Readability Test Tool, adalah Perangkat Uji Readability yang cukup fleksibel untuk menilai formula keterbacaan konten web.
Dari hasil uji coba, secara keseluruhan blog ini memiliki grade level sekitar 14. Ini berarti mudah dipahami oleh orang berusia 19 sampai 20 tahun. Hm... masih cukup sulit untuk anak-anak. :-)
Semoga bermanfaat.
Referensi
[1] 7 Best Practices for Improving Your Website’s Usability
[2] Show Numbers as Numerals When Writing for Online Readers
Update:
- Pengukuran untuk keseluruhan konten web dinamis akan berbeda hasilnya. Saat ini, Selasa, 4/10/2011, saya coba ukur kembali mendapat grade level 11 atau mudah dibaca dan dipahami orang usia 16-17 tahun.
Kamis, September 22, 2011
Tutorial Membuat Tema Wordpress dengan 2 Sidebar
Melanjutkan posting sebelumnya tentang membuat Templat Sederhana dengan CSS dan HTML5, selanjutnya templat bisa digunakan untuk membangun tema CMS Blog. Sesi ini mencoba menerapkan templat tersebut untuk Tema Wordpress, mari dimulai saja jangan banyak cincong! :-)
Desain awal
Desain awal adalah seperti ini, saya tandai kotak merah yang akan disisipkan kode php dari fungsi-fungsi Wordpress.
Dengan demikian terdapat bagian header, 2 buah bilah sisi (sidebar 1 & sidebar 2), dan content.
Berikutnya saya ambil kode index.html dan style.css dari posting sebelumnya untuk dimodifikasi.
Implementasi
Hasil
Hasil kurang lebih seperti dibawah ini. Jika ingin terlihat cantik, ubah sendiri menurut selera. :-)
Semoga bermanfaat.
Referensi:
[1] Theme Development, Basic Templates
[2] Designing Headers
[3] Function Reference
[4] Widgetizing Themes
[5] Function Reference/register sidebars
Desain awal
Desain awal adalah seperti ini, saya tandai kotak merah yang akan disisipkan kode php dari fungsi-fungsi Wordpress.
Desain awal |
Dengan demikian terdapat bagian header, 2 buah bilah sisi (sidebar 1 & sidebar 2), dan content.
Berikutnya saya ambil kode index.html dan style.css dari posting sebelumnya untuk dimodifikasi.
Implementasi
- Buat berkas header.php, isi kode lihat disini.
- Modifikasi index.html tersebut dan simpan sebagai berkas php menjadi index.php.
- Buat berkas functions.php, isinya lihat disini.
- Modifikasi index.php, sisipkan fungsi header, sidebar, looping content pada bagian "Leftbar", "Rightbar", dan "Content" seperti disini.
- Modifikasi style.css, hapus properti height pada selector #content
- Kumpulkan berkas-berkas tersebut dalam satu direktori, dan letakkan di direktori themes Wordpress.
- Tema siap dipasang.
- Masuk ke Widgets Wordpress dan dapati 2 buah Sidebar yang telah dibuat.
Hasil
Hasil kurang lebih seperti dibawah ini. Jika ingin terlihat cantik, ubah sendiri menurut selera. :-)
Hasil Tema Wordpress sangat light banget :-) |
Semoga bermanfaat.
Referensi:
[1] Theme Development, Basic Templates
[2] Designing Headers
[3] Function Reference
[4] Widgetizing Themes
[5] Function Reference/register sidebars
Rabu, September 21, 2011
Tutorial CSS dan HTML5: Membuat Template Sederhana
Kemarin ada yang nanya melalui email tentang membuat template untuk Wordpress. Setelah saya lihat kodenya kok saya jadi tambah bingung hehehe...
Intinya pertanyaan adalah ybs kesulitan membuat sidebar multi widget di kanan dan kiri. Dari hasil yang telah dibuatnya menunjukkan sidebar malah berjajar ke samping semua. Bila bila itu yang jadi masalah, asumsi saya adalah persoalan tata letak saja, soal CSS.
Untuk itu saya ambil template kaku saya yang sudah saya sesuaikan dengan masalah tersebut seperti screenshot di atas, sedangkan kode sumbernya bisa dilihat disini.
Semoga bermanfaat.
Posting terkait:
Tutorial Membuat Tema Wordpress dengan 2 Sidebar
Intinya pertanyaan adalah ybs kesulitan membuat sidebar multi widget di kanan dan kiri. Dari hasil yang telah dibuatnya menunjukkan sidebar malah berjajar ke samping semua. Bila bila itu yang jadi masalah, asumsi saya adalah persoalan tata letak saja, soal CSS.
Untuk itu saya ambil template kaku saya yang sudah saya sesuaikan dengan masalah tersebut seperti screenshot di atas, sedangkan kode sumbernya bisa dilihat disini.
Semoga bermanfaat.
Posting terkait:
Tutorial Membuat Tema Wordpress dengan 2 Sidebar
Selasa, September 06, 2011
Tutorial Menjalankan XAMPP Setiap Kali Booting pada Ubuntu GNU/Linux
Masih melanjutkan pertanyaan dari email yang belum terjawab, berikut tutorial sederhana menjalankan XAMPP setiap kali booting di Ubuntu 11.04 Natty Narwhal yang baru diinstalasi.
Sebelumnya saya pastikan komputer saya belum berisi web server Apache, buka terminal dan ketik:
Tak ada apache2, dengan demikian belum ada web server Apache yang aktif yang dapat mengganggu uji coba ini.
Untuk instalasi ada 4 langkah seperti petunjuk dari situsnya:
Gunakan terminal untuk instalasi, masuk dimana file unduhan berada dan ketik untuk sekaligus membuat direktori /opt:
Start
Kemudian jalankan:
Test
Untuk lihat status apakah XAMPP dalam kondisi running atau tidak, ketik ini:
Nah, sampai di sini shutdown dan booting lagi, lalu cek statusnya:
is not running, berarti nggak jalan. Untuk menjalankan setiapkali boot-up di Ubuntu ada 2 cara, cara tradisional atau cara Upstart.
Cara Tradisional
Ingat runlevel? Sebuah runlevel adalah sebuah kondisi operasi yang telah ditetapkan pada sistem operasi mirip Unix. Sederhananya, sebuah 'runlevel' menentukan program mana yang dijalankan pada saat startup sistem. Sebagian besar berurusan dengan sistem startup.
Runlevel Linux secara umum diberi nomor 0 sampai 6. Runlevel berhenti di nomor enam untuk alasan praktis dan historis, tetapi bisa memiliki tingkatan lebih jika diinginkan. Di Ubuntu 6.10 (Edgy Eft) dan versi berikutnya letak nomor level ini ada di direktori "/etc/rc{runlevel}.d/".
Langsung saja, agar XAMPP jalan setiap kali booting, maka dengan cara tradisional buka terminal dan ketik:
Booting lagi dan cek status lagi, voila! :-)
Nah, skrip yang ada rc.local ini akan diseksekusi di semua runlevel (/etc/rc1.d, /etc/rc2.d dst...)
Cara Upstart
Mulai Ubuntu 6.10 (Edgy Eft) dan versi berikutnya menggunakan Upstart sebagai pengganti proses init-tradisional, tetapi Ubuntu masih menyediakan skrip init-tradisional dan SysV-rc Upstart yang cocok digunakan untuk memulai service.
Semua “service” yang dipanggil terletak di direktori “
Buka terminal dan ketik:
lalu sisipkan skrip ini dan simpan:
buat file eksekusi:
kemudian update rc.d
Booting lagi dan cek status lagi, voila! :-)
Semoga bermanfaat.
Referensi:
[1] RcLocalHowto
[2] http://en.wikipedia.org/wiki/Runlevel
[3] Debian and Ubuntu Linux Run Levels
[4] UbuntuBootupHowto
[5] InitScriptList
[6] http://en.wikipedia.org/wiki/Init
[7] An introduction to run-levels
[8] http://en.wikipedia.org/wiki/Upstart
[9] http://wiki.linuxquestions.org/wiki/Run_Levels
Sebelumnya saya pastikan komputer saya belum berisi web server Apache, buka terminal dan ketik:
:~$ sudo service ap
//tekan tab sampai muncul nama2 serviceapparmor apport
Tak ada apache2, dengan demikian belum ada web server Apache yang aktif yang dapat mengganggu uji coba ini.
Untuk instalasi ada 4 langkah seperti petunjuk dari situsnya:
- Download
- Installation
- Start
- Test
Gunakan terminal untuk instalasi, masuk dimana file unduhan berada dan ketik untuk sekaligus membuat direktori /opt:
:~$ sudo tar xvfz xampp-linux-1.7.4.tar.gz -C /opt
Start
Kemudian jalankan:
:~$ sudo /opt/lampp/lampp start
Starting XAMPP 1.7.4...
XAMPP: Starting Apache with SSL (and PHP5)...
XAMPP: Starting MySQL...
XAMPP: Starting ProFTPD...
XAMPP for Linux started.
Test
Untuk lihat status apakah XAMPP dalam kondisi running atau tidak, ketik ini:
:~$ sudo /opt/lampp/lampp status
Version: XAMPP for Linux 1.7.4
Apache is running.
MySQL is running.
ProFTPD is running.
Bisa juga buka browser dan akses http://localhostNah, sampai di sini shutdown dan booting lagi, lalu cek statusnya:
:~$ sudo /opt/lampp/lampp status
Version: XAMPP for Linux 1.7.4
Apache is not running.
MySQL is not running.
ProFTPD is not running.
is not running, berarti nggak jalan. Untuk menjalankan setiapkali boot-up di Ubuntu ada 2 cara, cara tradisional atau cara Upstart.
Cara Tradisional
Ingat runlevel? Sebuah runlevel adalah sebuah kondisi operasi yang telah ditetapkan pada sistem operasi mirip Unix. Sederhananya, sebuah 'runlevel' menentukan program mana yang dijalankan pada saat startup sistem. Sebagian besar berurusan dengan sistem startup.
Runlevel Linux secara umum diberi nomor 0 sampai 6. Runlevel berhenti di nomor enam untuk alasan praktis dan historis, tetapi bisa memiliki tingkatan lebih jika diinginkan. Di Ubuntu 6.10 (Edgy Eft) dan versi berikutnya letak nomor level ini ada di direktori "/etc/rc{runlevel}.d/".
Langsung saja, agar XAMPP jalan setiap kali booting, maka dengan cara tradisional buka terminal dan ketik:
:~$ sudo nano /etc/rc.local
Lalu sisipkan skrip ini sebelum 'exit 0'
dan simpan: sudo /opt/lampp/lampp start
Booting lagi dan cek status lagi, voila! :-)
Nah, skrip yang ada rc.local ini akan diseksekusi di semua runlevel (/etc/rc1.d, /etc/rc2.d dst...)
Cara Upstart
Mulai Ubuntu 6.10 (Edgy Eft) dan versi berikutnya menggunakan Upstart sebagai pengganti proses init-tradisional, tetapi Ubuntu masih menyediakan skrip init-tradisional dan SysV-rc Upstart yang cocok digunakan untuk memulai service.
Semua “service” yang dipanggil terletak di direktori “
/etc/init.d/
”, di contoh akan dikupas membuat service xampp
Buka terminal dan ketik:
:~$ sudo nano /etc/init.d/xampp
lalu sisipkan skrip ini dan simpan:
sudo /opt/lampp/lampp start
buat file eksekusi:
:~$ sudo chmod +x /etc/init.d/xampp
kemudian update rc.d
:~$ sudo update-rc.d xampp defaults
Booting lagi dan cek status lagi, voila! :-)
Semoga bermanfaat.
Referensi:
[1] RcLocalHowto
[2] http://en.wikipedia.org/wiki/Runlevel
[3] Debian and Ubuntu Linux Run Levels
[4] UbuntuBootupHowto
[5] InitScriptList
[6] http://en.wikipedia.org/wiki/Init
[7] An introduction to run-levels
[8] http://en.wikipedia.org/wiki/Upstart
[9] http://wiki.linuxquestions.org/wiki/Run_Levels
Minggu, September 04, 2011
Server Web Sekolah: Pilih XAMPP atau LAMP?
Ada pertanyaan ke saya melalui email seputar membuat server web di Linux. Pertanyaannya agak panjang dan rinci, berikut saya ringkas dalam sebuah kasus kemudian diikuti pembahasannya.
Kasus
Saya akan membuat Sistem Informasi Sekolah berbasis web. Sistem informasi disediakan dan diakses user (guru dan siswa) kurang lebih 200 orang dalam jaringan lokal, ke depan diharapkan bisa diakses lewat jaringan Internet. Pihak sekolah meminta saya menyediakan server yang menggunakan Sistem Operasi Ubuntu Linux, karena user ada yang menggunakan Ubuntu. Setahu saya, untuk membuat server web, banyak teman-teman saya menggunakan Xampp, tapi ada saran untuk menggunakan Lamp. Bagaimana saya harus memilih, Xampp atau Lamp?
Pembahasan
Xampp merupakan salah satu dari AMP, yaitu sekumpulan komponen atau subsistem perangkat lunak bebas dan open source yang diperlukan untuk memberikan solusi fungsional server web (dan software pendukungnya) secara penuh. Seperti yang disebutkan dalam situsnya, latar belakang munculnya Xampp karena beberapa tahun lalu (mungkin sekitar 10 tahun lalu), banyak orang kesulitan menginstalasi web server Apache sepaket dengan software MySQL, PHP, dan Perl. Ide Xampp adalah beberapa software tersebut dibundel sehingga dapat disimpan dan dijalankan dalam drive kecil (portable), serta dapat digunakan di lintas sistem operasi (cross-platform). Dengan demikian, kesulitan instalasi dapat diatasi dengan hanya mengunduhnya, mengesktrak, lalu jalankan.
Karena kemudahan dan portabilitasnya, Xampp sering digunakan developer aplikasi untuk mengembangkan aplikasi atau sistem informasi berbasis web tanpa perlu direpotkan dengan instalasi server web dan perangkat lunak pendukungnya.
Saat ini, penggunaan Xampp dimaksudkan sebagai alat untuk mengembangkan/membangun aplikasi lalu mengujinya, tanpa perlu terhubung ke jaringan Internet. Untuk alasan kemudahan penggunaan, beberapa fitur keamanannya dinonaktifkan. Namun dalam prakteknya, adakalanya Xampp digunakan untuk melayani halaman web pada World Wide Web atau Internet. Jika demikian, maka diperlukan tools khusus untuk alasan keamanan.
Sementara itu, LAMP juga salah satu dari AMP, latar belakang kemunculannya kurang lebih juga sama dengan Xampp, yaitu mempermudah instalasi. So, bila dulu sulit, saat ini menjadi lebih mudah. Hanya dengan beberapa baris perintah atau menggunakan packet-manager misalnya, maka server web (dan beberapa fiturnya) sudah bisa digunakan. LAMP didesain khusus berjalan di lingkungan Linux. Dengan ubuntu-server misalnya, LAMP sudah tersedia, saat menginstalasi sistem operasi cukup pilih LAMP hanya dari sekeping CD ubuntu-server tersebut, tanpa perlu mengunduhnya dari repository.
Keuntungan utama LAMP adalah kemudahan konfigurasi berbasis teks, setting apapun dapat dikonfigurasi dan dimodifikasi sampai detil terkecil menyesuaikan penggunaan dan kebutuhan. LAMP berjalan pada berbagai platform perangkat keras, sehingga pengembang memiliki fleksibilitas penuh mengambil keputusan dalam deployment dan desain infrastruktur server. Manfaat desain arsitektur ini akan memberikan kombinasi optimal dalam efisiensi pemanfaatan sumber daya, ketersediaan yang tinggi, serba guna, serta memiliki skalabilitas tinggi. Dengan skalabilitas tinggi ini, sistem akan lebih mudah ditingkatkan di masa yang akan datang.
Sampai di sini, pilihan sudah bisa ditentukan sendiri, kan? Bagaimana menurut Anda? :-)
Semoga bermanfaat.
Penyangkalan: Pembahasan hanya seputar definisi sederhana yang dikutip dari referensi dan tidak membahas perbandingan teknis antara XAMPP (for Linux) dengan LAMP. Referensi atau rujukan artikel langsung pada taut terkait.
Kasus
Saya akan membuat Sistem Informasi Sekolah berbasis web. Sistem informasi disediakan dan diakses user (guru dan siswa) kurang lebih 200 orang dalam jaringan lokal, ke depan diharapkan bisa diakses lewat jaringan Internet. Pihak sekolah meminta saya menyediakan server yang menggunakan Sistem Operasi Ubuntu Linux, karena user ada yang menggunakan Ubuntu. Setahu saya, untuk membuat server web, banyak teman-teman saya menggunakan Xampp, tapi ada saran untuk menggunakan Lamp. Bagaimana saya harus memilih, Xampp atau Lamp?
Pembahasan
Xampp merupakan salah satu dari AMP, yaitu sekumpulan komponen atau subsistem perangkat lunak bebas dan open source yang diperlukan untuk memberikan solusi fungsional server web (dan software pendukungnya) secara penuh. Seperti yang disebutkan dalam situsnya, latar belakang munculnya Xampp karena beberapa tahun lalu (mungkin sekitar 10 tahun lalu), banyak orang kesulitan menginstalasi web server Apache sepaket dengan software MySQL, PHP, dan Perl. Ide Xampp adalah beberapa software tersebut dibundel sehingga dapat disimpan dan dijalankan dalam drive kecil (portable), serta dapat digunakan di lintas sistem operasi (cross-platform). Dengan demikian, kesulitan instalasi dapat diatasi dengan hanya mengunduhnya, mengesktrak, lalu jalankan.
Karena kemudahan dan portabilitasnya, Xampp sering digunakan developer aplikasi untuk mengembangkan aplikasi atau sistem informasi berbasis web tanpa perlu direpotkan dengan instalasi server web dan perangkat lunak pendukungnya.
Saat ini, penggunaan Xampp dimaksudkan sebagai alat untuk mengembangkan/membangun aplikasi lalu mengujinya, tanpa perlu terhubung ke jaringan Internet. Untuk alasan kemudahan penggunaan, beberapa fitur keamanannya dinonaktifkan. Namun dalam prakteknya, adakalanya Xampp digunakan untuk melayani halaman web pada World Wide Web atau Internet. Jika demikian, maka diperlukan tools khusus untuk alasan keamanan.
Sementara itu, LAMP juga salah satu dari AMP, latar belakang kemunculannya kurang lebih juga sama dengan Xampp, yaitu mempermudah instalasi. So, bila dulu sulit, saat ini menjadi lebih mudah. Hanya dengan beberapa baris perintah atau menggunakan packet-manager misalnya, maka server web (dan beberapa fiturnya) sudah bisa digunakan. LAMP didesain khusus berjalan di lingkungan Linux. Dengan ubuntu-server misalnya, LAMP sudah tersedia, saat menginstalasi sistem operasi cukup pilih LAMP hanya dari sekeping CD ubuntu-server tersebut, tanpa perlu mengunduhnya dari repository.
Keuntungan utama LAMP adalah kemudahan konfigurasi berbasis teks, setting apapun dapat dikonfigurasi dan dimodifikasi sampai detil terkecil menyesuaikan penggunaan dan kebutuhan. LAMP berjalan pada berbagai platform perangkat keras, sehingga pengembang memiliki fleksibilitas penuh mengambil keputusan dalam deployment dan desain infrastruktur server. Manfaat desain arsitektur ini akan memberikan kombinasi optimal dalam efisiensi pemanfaatan sumber daya, ketersediaan yang tinggi, serba guna, serta memiliki skalabilitas tinggi. Dengan skalabilitas tinggi ini, sistem akan lebih mudah ditingkatkan di masa yang akan datang.
Sampai di sini, pilihan sudah bisa ditentukan sendiri, kan? Bagaimana menurut Anda? :-)
Semoga bermanfaat.
Penyangkalan: Pembahasan hanya seputar definisi sederhana yang dikutip dari referensi dan tidak membahas perbandingan teknis antara XAMPP (for Linux) dengan LAMP. Referensi atau rujukan artikel langsung pada taut terkait.
Langganan:
Postingan (Atom)