Minggu, Februari 05, 2012

The Rules of Parenting, Opini tentang Aturan Pengasuhan Anak bagi Orang Tua


Kurang lebih seminggu ini di sela-sela rutinitas saya sempatkan membaca buku ini, The Rules of Parenting karya Richard Templar. Meski penulisnya menilai buku ini tidak kontroversial, tetapi saya – dan mungkin beberapa pembaca lainnya – malah menilai kontroversial, karena berisi tentang opini 100 aturan pengasuhan bagi orang tua yang memiliki anak balita hingga remaja atau sebelum usia 18 tahun. Opini? Ya, setidaknya menurut saya, karena ditulis berdasarkan pengamatan dan pengalaman selama dua kali berumah tangga dan pergaulannya dengan orang tua lain.

Penulis buku bestseller internasional The Rules of Life ini tampaknya memang ahli menuangkan pikirannya dengan baik ke dalam kalimat sederhana dan enak dimengerti. Mungkin itu yang membuat orang tertarik membaca, sehingga terjual laris manis. Ini terlihat dari penjelasan dari aturan-aturan pengasuhan yang ditulisnya, sangat runtut, bahkan ia mampu mengaitkan aturan satu dengan aturan lainnya dengan baik.

Tetapi, sering saya dibuat bertanya-tanya dengan apa yang ditulisnya, bukankah buku ini bicara soal aturan? Seperti pada pendahuluan, tampaknya ada pesan kontraproduktif, seperti ini:

Saya tidak mengatakan hanya ada 100 aturan yang harus Anda ikuti dan tidak ada aturan lainnya. Sama sekali tidak. Menurut pengamatan saya, aturan-aturan inilah yang paling penting. [xv]

Jika memang tidak harus diikuti, mengapa aturan-aturan itu penting dan menjadi The Rules?
Apalagi di halaman yang lain penulis dengan jelas menulis kalimat ini:

Saya hanya berusaha menuangkan beberapa prinsip kunci ke dalam tulisan sehingga lebih mudah bagi kita untuk mengikutinya. [145]

Bila pembaca menelusuri dari halaman ke halaman berikutnya mungkin akan menemukan kalimat-kalimat sejenis dan ambigu. Tampaknya penulis bermaksud menyembunyikan pesan agar tidak tampak terlalu keras mengatur pembaca, padahal keras atau lunak inti pesannya sama saja, sama-sama mengatur, dan mungkin secara tidak sadar merasa “lebih” dari orang lain, seperti ini:

Namun untungnya, saya di sini bukan untuk memaksa Anda menjadi seperti saya. Saya hanya meneruskan apa yang telah saya pelajari dari orang tua lain, banyak di antara mereka justru lebih sukses dari saya. [90]

Tampaknya penulis merasa lebih baik dari orang tua lain, dengan menyebutkan orang lain “lebih sukses” secara materi, dan merasa pola pengasuhannya lebih baik daripada orang tua lain.

Pada Aturan 80 soal perilaku sehat terhadap seks anak remaja, saya menangkap pesan penulis tidak secara tegas melarang seks pranikah. Secara implisit aturan ini tampaknya 'membolehkan' seks pranikah asalkan dilakukan dengan bertanggung jawab secara moral dan tidak merugikan kesehatan. Ini terlihat di akhir penjelasannya sebagai berikut:

Saya tidak berkata Anda tidak boleh melakukan hubungan seks pranikah, tapi saya hanya berpendapat tidaklah benar mempermainkan perasaan orang lain, atau menimbulkan risiko bagi kesehatan mereka. [205]

Membaca kalimat tersebut, seolah-olah akan memancing pertanyaan berikutnya: bagaimana dengan seks pranikah yang dilakukan suka sama suka dan pakai kondom?
Ini jelas kontroversial kan? Tentu banyak orang akan menjawab agama sangat jelas dan tegas melarang, bahkan jika melanggar ada sanksinya.

Mungkin pembaca harus membaca aturan demi aturan ala Richard Templar ini dengan pikiran jernih, cerdas, dan tidak emosional. Sepanjang yang saya baca, buku ini tidak menyinggung sedikit pun soal aturan agama atau yang terkait ibadah tertentu. Mungkin harapannya agar buku ini menjadi universal, sehingga mudah diterima masyarakat internasional, tanpa memandang suku, agama, ras, dan sosial.

Meski demikian, apabila pembaca menginginkan untuk memperluas wawasan tentang bagaimana pola pengasuhan anak sebelum usia 18 tahun, buku ini mungkin bisa dijadikan salah satu referensi. Seperti baru-baru ini, anak saya mengalami bullying dengan anak lain. Malam sebelumnya saya membaca Aturan 65 yang mengajarkan anak berani membela diri ketika di-bully atau diejek. Melihat kejadian tersebut, apa yang harus saya lakukan? Saya ikuti Aturan 65 tersebut dengan mendorong anak agar tampil percaya diri dan berani melawan ketika di-bully. Hasilnya, meski anak sempat menangis saat diejek, ia segera bangkit, melupakan tangis, dan kembali bermain. Bahkan anak yang nge-bully itu ternyata ketahuan cemen, karena tidak lama kemudian justru menangis karena di-bully orang lain. :-)

Selanjutnya, buku ini terserah Anda, dibaca atau tidak sama sekali, dan buku ini bukan kitab suci. Dari 100 aturan yang ada, Aturan 4 mengatakan bahwa hampir semua aturan sesekali dapat dilanggar. Ingat, ada kata hampir! Artinya, tidak semua rules itu boleh dilanggar, kalaupun ada yang dilanggar itupun sesekali saja, tidak boleh terlalu sering! :-D

Hadeeh... aturan kok boleh dilanggar. :-)

Rabu, Januari 18, 2012

Bayangkan Sebuah Dunia Tanpa Pengetahuan Bebas

Sebagai catatan. Hari ini, 18 Januari 2012 seluruh penentang SOPA dan PIPA melakukan unjuk rasa menggelapkan Internet selama 24 jam dengan sebutan Internet Blackout Day. Lihat Wikipedia edisi bahasa Inggris hari ini.

Kurang lebih terjemahan bebas pesannya seperti ini:

Bayangkan Sebuah Dunia Tanpa Pengetahuan Bebas

Selama lebih dari satu dekade, kami telah menghabiskan jutaan jam untuk membangun ensiklopedia terbesar dalam sejarah manusia. Kini, Kongres AS mempertimbangkan sebuah perundangan yang bisa berakibat fatal pada internet yang merdeka dan terbuka. Selama 24 jam, demi meningkatkan kesadaran akan isu ini, kami menggelapkan Wikipedia.

Berikut Wordpress.com


Bagaimana dengan Indonesia?
Pak Onno W Purbo, pegiat Internet dan Open Source ketika diminta pendapatnya mengatakan:


Referensi:
- SOPA dan Pengaruhnya Bagi Indonesia
- Wikipedia Bahasa Inggris Mulai Dimatikan

Selasa, Januari 10, 2012

Inilah Hosting Gratis Website Sekolah dari Unair!

Screenshot sch-id.net
Kabar baik untuk sekolah-sekolah yang sedang membutuhkan layanan hosting web sekolah tetapi terbentur anggaran yang minim. Informasi yang saya peroleh disini menyebutkan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya menyediakan layanan hosting gratis, sch-id.net. Meski nantinya nama sekolah menggunakan subdomain dan dibawah TLD umum .net, tetapi sekilas memiliki ccTLD mirip .sch.id yang resmi dari pandi.or.id. Sebagai misal, jika nama sekolah adalah Sekolah Dasar Negeri 1001 Balikpapan, maka nama subdomain yang bisa diajukan adalah sdn1001.sch-id.net, keren kan? :-)

Kesan saya, tentu ini kesempatan bagus bagi sekolah-sekolah yang belum memiliki website. Apalagi layanan ini berada dan berjejaring dengan layanan lainnya seperti guru-indonesia.net, siswa-indonesia.net, dan yayasan-indonesia.net, yang memungkinkan sekolah dari daerah dapat "berbagi dan berbicara" dengan sekolah lain di seluruh Indonesia. Pengelolaannya pun tampaknya dikelola langsung oleh Unair sebagai bentuk pengabdian pada masyarakat dan komitmen Unair dalam memajukan dunia pendidikan Indonesia.

Hanya saja saya tidak tahu sampai kapan layanan hosting gratis ini disediakan dan bagaimana kualitas layanannya, misalnya untuk mem-backup konten bila terjadi gangguan, dan lain sebagainya. Mungkin informasi lebih lanjut dapat ditanyakan ke Pak Soegianto Soelistiono.

Analogi Kulkas

Kulkas atau lemari es fungsinya kurang lebih untuk mendinginkan makanan agar kondisi dan kesegarannya tetap terjaga. Kulkas, juga memiliki kapasitas yang berbeda sesuai peruntukannya, begitu pula kualitasnya. Ketika seseorang telah membeli kulkas, tindakan selanjutnya adalah mengisi kulkas dan merawatnya, isi pun tak boleh sembarangan, agar kesegaran makanan tidak terkontaminasi satu sama lain.

Pertanyaannya adalah siapa yang mengisi kulkas? Bagaimana merawatnya? Bagaimana agar isinya tetap segar dan menarik minat orang lain untuk mengambil isi kulkas dan menikmatinya?

Website sekolah, mestinya memiliki fungsi lebih dari sekadar kulkas, karena kulkas tak memiliki jejaring sosial kulkas. Ia hanya dimanfaatkan si empunya kulkas, tetapi pola pengelolaan mirip, sama-sama dirawat dan diisi konten yang berkualitas, segar dan tidak sembarangan. :-)

Untuk itu, bagi sekolah yang akan menggunakan layanan tersebut secara pribadi saya menyarankan agar ada operator yang siap mengelola dan mengisi konten dengan baik. Sebaik apapun kulkas, eh, website, jika tidak diisi konten yang bagus dan terkini akan tetap jadi barang biasa. :-D

Yuk, mari... :-)

Sabtu, Januari 07, 2012

Orientasi Perguruan Tinggi, Berbasis Riset atau Entrepreneurship?

Selama kurang lebih seminggu ini saya mengamati -- tentu ini sekadar pengamat -- apa dan mengapa perguruan tinggi swasta di Jawa yang secara perlahan terus menurun drastis. Dari data program studi non-teknik PTS ternama di Jawa Timur ini menunjukkan penurunan sangat drastis selama kurun waktu 10 tahun. Jika dihitung berdasarkan deret ukur, maka kurang dari 10 tahun berikutnya program studi di PTS tersebut tanpa mahasiswa. Beberapa waktu yang lalu pun PTS di Yogyakarta sudah "dijual" kepengelolaannya karena bangkrut.

Statistik Jumlah Mahasiswa dan Lulusan PTS di Jawa Timur. Sumber: evaluasi.dikti.go.id

Dari berbagai sumber, beberapa faktor yang mungkin menjadi sebab menurunnya jumlah mahasiswa PTS adalah:
  • Persaingan kompetitif. Di hampir seluruh daerah maupun kota di seluruh Indonesia telah berdiri PTS maupun PTN dengan berbagai program studi dan jenjang, seperti Politeknik dan Institut Negeri mulai hadir di Kalimantan, padahal kita tahu selama ini Kalimantan menjadi salah satu pemasok sejumlah besar mahasiswa di pulau Jawa.
  • Pemerintah memperluas kemampuan menerima mahasiswa dan meluluskan sarjana di bidang teknik, sains, dan pertanian. Bidang teknik menjadi perhatian khusus hingga 2015. Dengan begitu harapan dan peluang menjadi mahasiswa di bidang ini cukup besar.
  • PT yang sustainabilitasnya terjaga adalah yang berhasil dan konsisten menjaga kualitas dan memenuhi standar kebutuhan stakeholder.
  • PT besar dan ternama, terakreditasi, dengan fasilitas memadai dan dosen yang berkualitas saja belum cukup, tetapi perlu faktor lain yang harus dilibatkan.
  • Efek domino, sejumlah SMK saat ini telah berhasil merakit sejumlah karya nyata seperti laptop, mobil, hingga pesawat terbang -- belum termasuk gedung tinggi, waduk, dan jembatan? Kemungkinan ini memicu sejumlah lulusan SMP tertarik melanjutkan ke SMK teknik, dan sejumlah lulusan SMK diprediksi akan melanjutkan ke perguruan tinggi teknik.
  • Krisis ekonomi masih menyentuh di berbagai pelosok daerah di luar Jawa. Sejumlah besar calon mahasiswa mencari perguruan tinggi terdekat dan hemat biaya, syukur-syukur ada beasiswa.
  • Ketersediaan dan kemudahan lapangan kerja di daerah terbuka lebar. Sejumlah besar mahasiswa yang bekerja berpeluang meningkatkan karir dengan melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi di perguruan tinggi yang sesuai dan realistis.

Dengan beberapa faktor ini, kemungkinan di masa yang akan datang kelak ada 2 dikotomi orientasi perguruan tinggi, yaitu berbasis riset (High Learning University and Research University) dan entrepreneurship (Entrepreneurial University). Perguruan tinggi yang fokus di bidang riset, baik teknologi dan pengetahuan, pendidikan, dan kesehatan akan terus menjaga sustainaibilitasnya agar tidak kehilangan mahasiswa dan stakeholder serta terus meningkat.

Hal yang sama akan dilakukan perguruan tinggi berbasis entreprenurship yang mencetak lulusan yang mampu mandiri dan berwirausaha, dengan harapan mampu meningkatkan ekonomi kerakyatan dan pergerakan pasar lokal sehingga tercipta peluang kerja dan mampu menjadi bangsa mandiri yang tidak banyak tergantung pada negara asing. PTS berpeluang untuk fokus di orientasi ini.

Meski demikian, beberapa perguruan tinggi yang mampu saat ini telah menjalankan kedua orientasi tersebut ke dalam bentuk komunitas seperti Pusat Inkubator Bisnis ITB dan Community Entrepreneur Program (CEP) UGM. Kegiatan yang dijalankan komunitas ini seperti seminar, talkshow, short course, loka karya, workshop, praktek usaha, kerjasama usaha, Entrepreneurship Expo, Entrepreneurship Challange dan sebagainya.

Well... siap berkompetisi?

Tangkapan layar https://forlap.ristekdikti.go.id/ perguruan tinggi tersebut, diakses tanggal 27/8/2017

Referensi:
- Pemerintah akan gandakan jumlah mahasiswa teknik
- Strategi Perguruan Tinggi Mewujudkan Entrepreneurial Campus
- https://forlap.ristekdikti.go.id/

Jumat, Januari 06, 2012

Pengalaman Memberdayakan Smartphone



Berikut pengalaman personal saya selama kurang lebih 3 bulan menggunakan Smartphone Android selain digunakan untuk kalender pengingat to-do-list dan komunikasi jarak jauh seperti SMS, telepon, chatting, email, atau komunikasi melalui jejaring sosial. Hanya saja untuk konferensi visual saya belum pernah coba. Insya Allah suatu saat nanti. :-)

Kabel USB
Kabel USB Smartphone ini benar-benar serbaguna, selain digunakan untuk menghubungkan komputer untuk koneksi Internet atau data, juga bisa digunakan untuk Charger! Ini yang tidak bisa dilakukan ponsel sebelumnya, Nokia N5130, kecuali dengan membawa batere cadangan. :-D

Fotografi
Kamera digital sudah mulai jarang digunakan untuk keperluan memotret karena secara perlahan digantikan Smartphone ini. Hasil foto pun cukup memuaskan dan bisa digunakan seketika, apalagi ada software manipulasi gambar yang cukup bagus. Kegiatan reportase maupun hobi sudah cukup dengan Smartphone ini, kecuali pada yang lebih serius. :-)

Memeriksa dan Mengirim Dana
Ya, beberapa kali diuntungkan dengan hal ini meski sebenarnya sudah bisa dilakukan oleh ponsel jadul sebelumnya. Bila dengan ATM, maka harus keluar rumah dengan jarak cukup jauh apalagi terkena charge biaya ATM. Syaratnya hanya punya rekening, Internet Banking, dan akses Internet. Hati-hati untuk yang ini.

Pemindai
Ini benar-benar tidak bisa dilakukan ponsel sebelumnya. Suatu saat saya memerlukan dokumen penting dalam bentuk softcopy yang harus dikirimkan tetapi saya tidak memiliki scanner yang dapat memindai berkas hardcopy-nya. Maka Smartphone ini pun bekerja dengan baik dengan cara memotret berkasnya lalu diedit sedikit dengan Gimp, hasilnya pun bisa dibaca jelas dan diterima pihak penerima. Luar biasa! :-)

Penunjuk Arah Kiblat
Saat dalam perjalanan naik kapal kadang bingung menentukan arah Kiblat. Bila tak ada orang yang bisa ditanya seperti awak kapal muslim yang lebih pengalaman, maka aplikasi kompas bisa memverifikasinya sekaligus memastikan arah yang benar. Makin yakin dan mantap kan?

Hiburan
Bermain game tentu saja, membaca media atau memutar musik dan film. Ini untuk mengisi waktu kesal seperti menunggu atau sekadar hiburan saja. Ingat, hanya sebentar, jangan terlena dan jangan menjadi procrastinator.

Membuat Catatan
Menulis catatan dan seringkali langsung diposkan di blog menjadi sarana untuk mengingat apa saja yang perlu diingat, tak perlu disimpan di kepala terlalu lama. Menulis, bagi saya sudah menjadi kebutuhan, seperti makan dan minum serta buang hajat. Mengapa? Ketika pikiran ini suntuk dengan lalu lintas data macam-macam yang kadang bisa membuat stuck kepala, maka menulis adalah salah satu cara menyalurkan curahan hati dan pikiran agar lalulintas data yang ada di kepala ini keluar dari kemacetan. Coba deh.

Remote Server
Mengelola server jarak jauh. Hm... beberapa orang mungkin sudah bisa melakukannya, tapi untuk saya hal itu cukup konyol karena jelas saya tak bisa berbuat banyak dengan layar kecil dan sempit, apalagi tools yang tersedia sangat terbatas meskipun mungkin bisa. Lebih baik Smartphone dijadikan modem, entah dengan USB tethering atau access-point, dan... maknyus. :-)

Dan mungkin masih ada banyak lagi yang belum saya explorasi. Kalau sudah diekspos begini tampaknya Smartphone ini harus diproteksi atau diasuransikan nggak ya? :-)

Bagaimana pengalaman Anda?

Rabu, Januari 04, 2012

Tips LibreOffice: Beda Penomoran Halaman dalam Sebuah Naskah Buku

Buku biasanya terdiri atas bagian-bagian seperti sampul, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, bab, hingga lampiran yang masing-masing memiliki nomor halaman berbeda-beda. Ada yang tanpa nomor halaman, nomor Romawi, nomor angka, hingga nomor abjad. Beberapa orang ada yang membuat laporan atau buku dengan cara dipecah menjadi beberapa berkas dokumen menurut nomor halaman. Dengan begitu dalam satu direktori/folder ada beberapa berkas seperti cover.doc, daftar-isi.doc, bab1.doc, bab2.doc, sampai lampiran.doc untuk sebuah naskah buku.

Berkas dokumen yang terpecah-pecah tersebut tentu tidak efisien dari sisi penulis, sebab penyuntingan menjadi lama karena butuh ketelitian lebih detil, dan ini mengganggu konsentrasi menulis saat dikejar deadline. Bagaimana bila institusi menghendaki laporan harus dipecah per bab untuk alasan berkas menjadi lebih kecil dan praktis di-donwload misalnya? Oh, itu bisa dilakukan belakangan, yang penting fokus konten lebih dulu.

Nah, berikut tutorial membuat nomor halaman yang berbeda-beda dalam satu berkas dokumen menggunakan LibreOffice/OpenOffice.

1. Diasumsikan sudah ada beberapa halaman dan akan membuat seperti contoh berikut ini.


2. Tekan F11, pilih Page Styles, dan buat style baru dengan nama HalamanRomawi, lalu ikuti langkah seperti gambar berikutnya.



3. Buat style baru HalamanAngka dan ikuti langkah seperti gambar berikutnya.





4. Arahkan pointer pada lembar kerja yang akan dibuat nomor halaman Romawi, lalu pada Styles and Formatting tekan double-click pada HalamanRomawi.

5. Untuk halaman berikutnya, misalnya nomor halaman angka, pilih menu Insert > Manual Break > Page Break > HalamanAngka, lalu sesuaikan nomor halamannya menurut keinginan.




Sampai disini sudah bisa dilanjutkan sendiri step-by-step.
Semoga bermanfaat.

Tips LibreOffice: Penomoran Kiri Kanan Halaman Buku

Buku tebal dengan halaman bolak-balik biasanya memiliki nomor halaman di sebelah kiri dan kanan. Ini bisa dilakukan baik menggunakan OpenOffice atau LibreOffice, software gratis padanan Microsoft Word. Untuk tips ini saya gunakan LibreOffice 3.3.0 pada Ubuntu Lucid Lynx, untuk sistem operasi lain langkahnya sama saja.

Contoh penomoran halaman kiri dan kanan di bagian header seperti contoh berikut ini;

Nah, berikut langkah-langkah membuatnya:
1. Diasumsikan artikel sudah ada beberapa halaman, tinggal penomoran di bagian header.
2. Pilih menu Insert > Header > Default
3. Arahkan dan letakkan pointer ke header tersebut.
4. Pilih menu Insert > Fields > Page Number.
5. Berikutnya tekan F11 atau menu Format > Styles and Formatting, lalu pilih tab Page Styles.
6. Pilih Default, klik kanan mouse dan lakukan Modify. Anda bisa memilih New bila menghendaki membuat style baru.

7. Pada tab Header non-aktifkan “Same content left/right” seperti berikut.

8. Kembali ke halaman kerja, letakkan pointer di header, pilih halaman ganjil sebagai rata kiri (Ctrl+L), dan halaman genap rata kanan (Ctrl+R).

Semoga bermanfaat.

Key words: OpenOffice, LibreOffice, Laporan, Artikel, Ilmiah, Buku

Senin, Desember 05, 2011

SD: Semangat Menginspirasi Kaum Muda


Sabtu pagi kemarin di meja saya ada buku dari Pak Satria Dharma. Sebelumnya, Jumat malam Beliau mengadakan acara miladnya, dan kebetulan saat itu saya sedang bekerja sehingga tidak dapat menghadiri acara.

Isi buku sebagian besar diambil dari tulisan-tulisan yang ada di satriadharma.com berikut sebagian komentar yang ada. Untuk itulah, buku ini lebih ditujukan untuk kolega atau kenalan yang tidak sempat membaca artikel di situs tersebut secara online.

Saya sendiri sebagian besar sudah membacanya, sedangkan buku ini akan menambah koleksi saya di perpustakaan pribadi, siapa tahu akan menginspirasi anak-anak, keluarga, dan siapa saja yang berkunjung ke perpustakaan kecil saya.

Tentang konteks buku, secara pribadi saya menilai buku yang sarat dengan esai atau opini tentang pendidikan, Islam, dan pengalaman pribadi ini mampu memotivasi saya untuk menulis dan membaca. Jujur, blog saya ini awalnya termotivasi atas blog dan tulisan-tulisan beliau.

Hal yang tak bisa saya imbangi darinya adalah soal kecepatan menyusun kalimat dan mengetik. Salah satu fakta yang bisa dilihat adalah tulisannya yang diketik ketika melakukan perjalanan di dalam pesawat terbang. Meski saya melihat kemampuan mengetiknya yang luar biasa itu 11 tahun yang lalu -- ketika itu mementori saya --, tapi bunyi ketukan keyboard itu terasa masih terngiang di telinga saya sampai sekarang, seperti bunyi rentetan senjata.

Di buku ini ada hal-hal yang dapat memotivasi saya, seperti pelajaran hidup dari orangtuanya untuk tidak pernah mengeluh dalam mengarungi kehidupan di dunia, tentang sebuah epifani. Semangatnya untuk bekerja dan memotivasi siapa saja, terutama kaum muda untuk berbuat yang terbaik bagi bangsa, dan masih banyak lagi.

Hm... Jadi pengen buat buku dari blog ini. Happy birthday Pak! :-)

Kamis, Desember 01, 2011

Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas menulis

Selama bulan November kemarin perhatian menulis saya beralih menuju ke blog yang akunnya sudah saya miliki sejak 5 tahun yang lalu di Wordpress.com ini. Saya membuat tulisan soal apa saja yang bisa saya tulis, entah itu kejadian yang ada disekitar saya, soal pekerjaan, atau soal apa yang perlu saya catat dari apa yang saya dengar, lihat, baca, rasa, atau saya alami. Semua tulisan bukan untuk siapa-siapa kecuali untuk catatan saya sendiri, adapun orang lain suka atau tidak itu bukan masalah, inilah yang saya suka dengan blog, bebas tapi ada tapinya. :-)

Menulis dimulai dari komitmen, lalu ada kemampuan (baca: sehat) dan kesempatan yang mendukung. Alhamdulillah syukur atas nikmat sehat dan kesempatan itu.

Hasilnya, terhitung dalam sebulanan itu saya berhasil membuat posting sekitar 31 catatan artikel, meski cukup banyak kutipan. Ini berarti hampir tiap hari saya posting artikel. Ada beberapa kunjungan dari blogger lain, bahkan beberapa di antaranya ada yang berlangganan, wah! Padahal blog tersebut sengaja saya biarkan untuk percobaan, tidak di-broadcast ke milis atau sindikasi blog lainnya, cukup di twit dari twitter pribadi saja. Mungkin dirasa manfaat beberapa pembaca yang tertarik pun me-retweet, duh terima kasih ya. Swear deh ini bikin saya lebay banget.

Terlepas dari lebay-lebayan itu, saya sepakat dengan Ian Sommerville soal faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas software engineering dalam bukunya Software Engineering. Pasalnya, saya rasa ada benarnya terdapat persamaan antara programmer dengan penulis seperti yang pernah saya catat itu. Faktor-faktor itu adalah:

  • Pengalaman domain tulis-menulis. Penulis yang telah memahami domain tulis-menulis, mengerti tata bahasa, ejaan, tanda baca, akurasi data, mungkin merupakan yang paling produktif.
  • Kualitas proses, proses penulisan yang dipakai memiliki efek yang signifikan pada produktivitas. Ada cara atau metode untuk memproduksi software seperti SDLC yang ditunjang tools yang tepat. Dengan begitu software yang dihasilkan cepat dan tepat sesuai dengan rencana. Begitu juga menulis. Misal ada tools improvement seperti editing, pemandu, pengutip, yang bisa memperbaiki kesalahan, membimbing menulis, dan mengutip rujukan secara cepat dan tepat.
  • Ukuran tulisan, tulisan yang singkat, pendek, padat, rutin, lama-lama menjadi bukit, mirip prinsip modularitas pengembangan sistem yang makin membesar.
  • Dukungan teknologi, ada Internet dan tools untuk menulis cepat, mudah, nyaman, posting, dan voila! Online... online!
  • dan lingkungan menulis, suasana nyaman dan mendukung ini harus ada, jika berisik, gaduh, ramai, mencekam... agak sulit menulis deh.

Itu catatan saya di awal Desember ini.

Minggu, Oktober 23, 2011

Membaca Buku Saja Tidak Cukup!

Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang cepat, dan teori-teori yang telah ditemukan sebelumnya kini segera usang dan ditinggalkan. Membaca buku saja di perpustakaan tidak cukup saat ini, bahkan Indiana Jones pernah bilang pada mahasiswanya sejak perang dunia pertama long time ago. :-)

Meski demikian, buku menjadi sumber awal dan dasar informasi, secara fisik tak lekas usang -- kecuali terbakar atau disobek-sobek atau dibuang ke laut. Bisa dikatakan buku menjadi inspirasi dan pemicu untuk tindakan berikutnya. Buku menjadi sangat berjasa bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang membentuk peradaban baru manusia seperti saat ini. Menjadikannya koleksi dan membacanya saja tidaklah cukup saat ini, ia butuh referensi lain yang sahih, agar kaya implementasi, tindakan, aksi, atau amal bagi pembacanya.

Selamat berakhir pekan! :-)