Senin, November 28, 2005

Pengennya instan mulu!

Nggak tahu ya, jaman sekarang ini memang dimana-mana mau dapat mewujudkan keinginan itu sudah serba instan, gampang dan murah, trus enak. Intinya pengen dapat enak itu mudah dan instan, tinggal dicelupin air hangat mateng sudah.
Ceritanya Jumat sore kemaren saat saya dikampus lagi guyonan lewat YM melalui Meebo dengan Mas Dwi di Jember, agak sedikit “terganggu” dengan pesan netopschool yang dipake’ Pak Djumhadi mengirimkan pesan antar komputer berkali-kali. Maklum, Pak Djum lagi mengawasi mahasiswa yang sedang aktif di lab sambil berselancar internet, sedang saya surfing di ruang khusus dosen. Pertama pesan itu berisi ajakan halus menghimbau mahasiswa agar menggunakan internet untuk lari ke situs ilmukomputer dan searching tulisan-tulisan bagus buat belajar, seiring bertambahnya waktu pesan terus bermunculan dan secara global ke seluruh jaringan lokal mengajak ke hal-hal yang lebih memberikan manfaat belajar, jangan cari gambar Mayang, hingga masalah jodoh. Setelah sekian menit baru muncul pesan yang agak serem “Ingat, apapun yang Anda buka saya mengetahuinya!”. Kaget, sampai bingung barangkali saya ketahuan chating dan buka milis atau donlud gambar, pesan itu sepertinya tertuju pada saya, saya perhatikan lagi tulisan itu ternyata ditujukan ke lab, ohhh… lega. Dan pesan terakhir muncul “Butuh waktu yang nggak sebentar untuk jadi teknisi jaringan yang handal” mungkin kalo’ boleh saya tambahkan pada kalimat itu agar lebih jelas maksudnya “makanya belajarlah, jangan main-main yang nggak-nggak!” atau “kalo’ mau belajar sama saya!” he… he…

Saya heran, memang mahasiswa sekarang (jangan protes, nggak semuanya kok) kebanyakan pengennya instan mulu, nilai instan, tugas akhir instan, skripsi instan, mie instan, yang dicari nilai sing penting lulus.

Pengalaman baru saya ini menunjukkan gejala nggak beres, lusa kemarin saat saya berinteraksi dengan salah satu kelas mahasiswa baru yang menurut beberapa dosen banyak membuat mengelus dada, saya katakan sampaikan uneg-uneg kalian pada saya, kritik tentang gaya saya mengajar langsung atau lewat email, hal ini sudah menjadi kebiasaan saya diujung tatap muka akhir semester. Yang terjadi adalah sepertinya mereka menuntut sesuai apa yang mereka inginkan yang lucunya telah saya jelaskan sejak awal perkuliahan melalui sap maupun kesepakatan, nah, ketahuan jarang kuliah. Juga saya sampaikan besok mau ujian, sengaja soal saya bocorkan, saya beri soal yang sama dengan soal ujian, lho kok gitu? Pertama yang saya pikir adalah mereka punya kesempatan memperbaiki nilai ujian sebelumnya yang sangat kritis, dan yang kedua adalah “Alaaahh… paling nggak iso…!!” Pengen tahu hasilnya, 8 orang bisa dan kebanyakan mereka tetap nggak bisa, dari 8 inipun menurut pengamatan saya hanya separohnya benar-benar bisa dan sisanya karena saya biarkan yang bisa mengajari teman sebelahnya.

Hmm...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar