Kemarin saat iseng waping (istilah Internetan pake ponsel) kaget juga melihat weblog ini masuk dalam daftar Aksi Penulis Blog Indonesia Untuk ‘Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2006′ di blogger Indonesia terkenal, Priyadi.Net. Banyak sekali komentar macam-macam disana, saya sendiri begitu melihat aksi ini langsung ikutan tanpa pikir panjang lagi, entahlah nanti kena Priyadi Effect :)
Mengenai apakah saya merokok?
Ah, sejak kecil saya paling nggak suka merokok, dulu waktu kecil awal tahun 80-an suka di gung-gung teman-teman diminta nyoba ngerokok utis bekas rokoknya orang-orang tua yang ikut acara kendurenan di rumah. Tapi dasar anak kecil, digodain gitu sempet juga ragu-ragu dan isep sedikit, "uhuk ... uhuk ...". Nah, saat itu Ayah saya ngelihat dan dibauinya mulutku, lha ... ketahuan kan. Syukurlah nda marah, hanya disuruh cuci mulut dan sedikit nasehat yang hingga sekarang saya tidak merokok.
Apa Ayah saya ngerokok?
Sejak kecil, saya tidak pernah tahu Ayah saya adalah perokok, karena memang sepanjang sepengetahuan saya Ayah tidak merokok hingga sekarang. Tapi, suatu ketika saat memegang tangan Beliau, di jari Ayah terlihat kuku yang agak rusak. Saya nggak berani tanya, tapi lalu tanya Ibu saya "Bu, kenapa sih tangan Ayah kok jarinya kaya' gitu". Ibu saya bilang "Ooh ... dulu Ayahmu suka merokok, jari itu akibat rokoknya selalu dipegang dan rasa panasnya bikin keenakan ...", dan itu dilakukan Beliau saat saya belum lahir dan masih kecil. Yang saya suka Beliau adalah tidak merokok didepan kami selaku anak-anak kecil. Hingga kini tidak ada saudara saya yang merokok, walaupun ada asbak di meja tamu, biasalah, untuk tamu yang ngerokok biar nggak kotor :)
Bagaimana dengan saya selaku Ayah?
Ya, saat ini saya masih tinggal di RMI (baca: Rumah Mertua Indah), yang saya risaukan adalah masih ada saudara istri yang ngerokok, sembarangan lagi. Pernah ponakan laki-laki saya yang masih kecil nangis koar-koar gara-gara makan utis bekas rokok pamannya. Aduuhh ... harus dicarikan solusi ini :)
Merokok? Bagi saya tidak ada manfaat sedikitpun daripada mudhorotnya. Mudhorot akan mudah ditinggalkan apabila ada niatan yang ikhlas dan itu diniati sebagai ibadah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar