Kadang saya memperhatikan acara tv Wisata Kulinernya pak Bondan, mengapa sering kali pak Bondan memuji makanan yang disantapnya, maknyus? Kadang bertanya-tanya mengapa tak pernah ada ungkapan “Ini gak enak!” atau malah dimuntahkan?
Dalam etika Islam, Rasululloh memberikan contoh ketika berada pada jamuan makan untuk mengambil hidangan makanan yang paling dekat di sisinya, dan tidak berdiri 'nggayuk' makanan yang paling menggoda sekalipun yang berada nun jauh di ujung meja. Rasululloh juga memberikan contoh hanya memakan makanan yang halal, diketahui keberadaannya, menggunakan tangan kanan dengan 3 jarinya untuk mengambil makanan secukupnya masuk ke dalam mulut, menikmatinya perlahan dan tidak tergesa-gesa seperti mulut penuh, dan tentu saja menyantap makanan yang disukai. Itulah mengapa Rasululloh adalah manusia seperti kita manusia biasa, kadang suka, kadang ada yang tak suka. Untuk makanan yang tak disukai, Rasululloh hanya diam tidak memakannya, tidak pula sekalipun mencelanya, apalagi malah membahasnya yang tidak-tidak. ;-)
Baik sebelum dan sesudah menyantap makanan, Rasululloh selalu menyebut dan memuji kepada Alloh yang Maha Memberi atas nikmat yang disantapnya. Mengapa hal itu dilakukan Rasululloh? Karena Rasululloh sendiri pernah berkata bahwa bila seseorang menyebut asma Alloh ketika akan makan, maka setan dan temannya tidak akan ikut makan bersamanya. Setan, dimanapun selalu hadir di sisi seseorang untuk bersiap mengekploitasinya, setan tak berhenti mencari dimanapun titik kelemahan seseorang, hingga makanan yang hendak dimakan saat itu terjatuh dan kotor, setan pun berada di sana, menggoda agar makanan itu tidak dimakan dan terbuang! Sebaiknya bila memungkinkan, bersihkan bagian makanan yang kotor, lalu makanlah hingga bersih. Bersih? Ya bersih, itulah mengapa selesai makan nasi di piring pun sebaiknya hingga bersih tak tertinggal nasi sebijipun, bila perlu dijari-jari yang masih tersisa makanan pun bersih termakan, karena seseorang tidak tahu, pada bagian mana makanan yang dimakan ada berkahNya. Begitu pula ketika selesai menyantap makanan, Rasululloh juga pernah berkata bahwasannya Alloh niscaya meridhoi hambaNya yang makan makanan lalu memujiNya atas makanan yang dimakannya, atau minum lalu memujiNya atas minuman yang diminumnya, alhamdulillah... ;-)
Satu yang membuat saya terbahak bila teringat cerita Rasululloh menyantap makanan adalah beliau bukanlah orang yang rewel, bahkan membuat orang yang tadinya tidak suka makanan itu, akhirnya jadi ketagihan! Ada satu cerita, suatu ketika Rasululloh mengajak salah satu sahabatnya untuk makan bareng di rumahnya. Saat itu, pelayan menghidangkan beberapa potong roti saja tanpa lauk atau bumbu dan hanya ditemukan cuka. Maka apa kata beliau? Cuka adalah bumbu yang paling enak! ... maknyus! :-D
* Cerita sederhana di lingkungan terdekat, dipadusarikan dari HR Muslim Kitabul Ath'imah, ditulis ringan dengan harapan mudah dibaca, syukur-syukur akhirnya bermanfaat. Yogyakarta, 16 Maret 2009.
nyam nyam
BalasHapus