Hmm... kok melebar bahasannya ya, ok, kembali ke komunikasi dengan anak-anak, ya... namanya anak-anak, masih sibuk dengan dunianya sendiri. Kadang saat berkomunikasi, si anak tengah sibuk mengerjakan PR (pekerjaan rumah) dari ibu gurunya, entah itu PR sekolah, mengaji, atau PR biasa kerjaannya sendiri. Kalau sudah begitu, si sulung tak mau diganggu gugat, biarpun ibunya merayu ayahnya kangen pingin ngomong, teteup saja si sulung emoh. Tapi, ada tapinya, kalau si anak ini sedang mood pingin ngomong, ya... ngebel saja krang-kring-krang-kring... ;-)
PR ideal, saya quote dengan artikel Kompas tersebut:
Berapa sesungguhnya, banyak atau jumlah PR ideal yang diberikan kepada anak di sekolah? Sekalipun ini sebuah pertanyaan yang penting, tetapi yang lebih esensial bagi guru di sekolah sebenarnya adalah, berapa pun banyak atau jumlah PR yang diberikan guru kepada siswa tidak akan memiliki makna yang besar ketika tidak disertai dengan umpan balik yang sesuai.
Guru yang tidak jeli menakar hal ini akan menjadikan bumerang bagi guru, antara lain anak justru semakin tidak termotivasi dan mencintai belajar.
Begitulah, semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar