Saya tidak tahu bagaimana Balikpapan akan menjadi kota besar, kota saiber, atau cuman kota minyak doang, tapi saya baru tahu bagaimana bila bermimpi saja tentang kota besar dan maju. Bagaimana tidak, mulai dari listrik yang ancur tak berdaya, air PDAM yang pasang surut dan masih banyak warga yang tergantung penuh olehnya, hingga kondisi lalulintas yang banyak dikuasai "taxi" alias angkot, beuh ... ngetem sembarangan, atau cari penumpang berhenti di tengah jalan. Hati-hati bila berkendara di belakang "taxi", atau barusan tadi saya bermotor, eh... itu "taxi" main klakson bunyi-bunyi minta jalan menang sendiri, beberapa kali saya mengalaminya, ngelus dada dech ... Kok nggak dimarahin saja, lempar batu gitu? Beuh ... orang begini ini model hilang akal dan waras, lebih baik ngelus dada saja ... Lalu, polisi, polhub dimana? hehehe... minggir saja dech.
Listrik, seperti yang sudah saya tulis sebelumnya, PLN sering maunya menang sendiri, usaha keluarga kini tak berdaya akibat pemutusan sepihak tanpa pemberitahuan, padahal masih belum jatuh tempo, apa-apaan ini PLN, bukankah sudah banyak dan setiap hari sampah hujatan melayang di media massa hanya untuk PLN dan temannya, PDAM? Saya jadi kurang yakin dengan pencanangan Balikpapan Cyber City bisa terus berlanjut, lha wong ngurusi listrik saja tidak bisa kok ngurusi yang lain, mimpi kali yee ...
Kalau PDAM, saya sendiri sudah tidak ambil pusing dengannya, mau dibubarin sekalian toh sama saja, keberadaannya sama dengan ketiadaannya. Uhh... keluh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar