Dua tahun yang lalu, saya berujar pada teman saya, “Rasanya tak lengkap ke Yogyakarta tapi nda mampir ke Mirota Batik”. Ya, ini adalah toko yang berada di depan Pasar Beringharjo, Malioboro. Kesan saya sebagai pendatang, sepintas memang tidak ada bedanya dengan toko-toko lainnya. tetapi saya merasakan ada perbedaan bila singgah di sana, bukan, bukan karena bau dupanya, juga bukan alunan piano yang hanya boleh dimainkan di hari-hari tertentu, tetapi karena pingin beli ramuan tradisional dan ngunduh peta gratisannya hehehe...
Di toko itu, saya juga akhirnya mengenal barang-barang antik yang konon milik anggota keluarga Kraton Yogyakarta, gadget telepon tempo doeloe ini misalnya. Ada banyak perangkat yang dipajang, seperti gramofon, radio transistor, timbangan surat, jam antik, mesin penghitung uang, sampai tombak pun ada. Beberapa diantaranya tertulis masih bisa digunakan. Sayang, barang-barang antik ini dijual untuk umum dengan harga yang sangat terjangkau, beberapa terlihat sudah tidak berada di tempatnya. Menurut saya, justru barang-barang antik ini memiliki daya tarik sendiri agar pengunjung tetap ramai. Mungkin sebaiknya Mirota Batik menyediakan ruang pamer khusus untuk barang peninggalan kraton jaman dulu. Yang lain boleh terjual, tetapi tidak untuk barang antik. Dengan begitu, ciri khas yang dimiliki toko ini menjadi tombak keberadaannya sendiri.
Hmm... akhirnya saya jadi tahu kan, jaman dulu saja para darah biru ini sudah biasa menggunakan gadget yang canggih ya, apalagi sekarang... kira-kira gadget macam apa yang dipunyai?
Jumat, Januari 25, 2008
Senin, Januari 21, 2008
Minggu, Januari 20, 2008
Dasar Penggunaan PLBOS
Topik perbincangan ringan mengenai seberapa jauh penetrasi dan penyerapan (penerapan?) Perangkat Lunak Bebas dan Open Source (PLBOS), bagi saya, ini sangat melelahkan, ini bukan perbincangan ringan, bro! Betapa tidak, kata seberapa jauh identik dengan pengukuran, dan biasnya berupa nilai-nilai yang tersusun secara statistika dengan menggunakan metode pengambilan data yang tepat. Ini sangat bertele-tele dan bukan perkara mudah. Bukan hanya itu saja, lalu apa pengaruhnya bagi kita apabila sudah mendapatkan hasil statistiknya? Apa dengan melihat data statistik tersebut dapat memacu penetrasi berikutnya agar lebih meningkat? Lalu juga bisa mengetahui penyerapannya? Apa hubungannya? Ingat, menurut data statistik BSA tahun 2006, Indonesia masuk di antara peringkat paling tinggi penggunaan perangkat lunak bajakan, lalu apa tindakan pemerintah untuk menurunkan peringkat tersebut? Pening rasanya memutar-mutar data tersebut tanpa tindakan konkrit, sudah banyak pakar yang membahasnya.
Mungkin bila Anda penjual PLBOS, lalu merasakan kok pendapatannya belum significant, lalu Anda menghitung berapa pendapatan atau keuntungan bersih setiap bulannya, maka dari perhitungan tersebut diketahui hasilnya ternyata tidak banyak. Lalu apa tindakan yang harus Anda lakukan? Meningkatkan penjualan, melakukan penetrasi pasar? Bagaimana caranya? Ini PR Anda para penjual. Dan biasanya, penjual hanya tahu jualannya laku, artinya penyerapan oleh pasar berhasil, tanpa tahu apakah penerapannya sesuai atau tidak.
Yang jelas bagi saya selaku pengguna, dasar menggunakan PLBOS adalah berangkat dari kesadaran, kebutuhan, dan manfaat. Sila diterjemahkan sendiri. ;-)
Minggu, Januari 13, 2008
Ingkang Mboten Saged Nulis Blog Sekedap Kemawon, Nggih...
Tumindak ngangsu kaweruh dumateng ngaYogyokarto, sakmeniko badhe nyiapaken ujian ingkang dipun wulangaken dinten sabtu mbenjing. Tumrap sarehipun mboten keteter plunga-plungo, sakmeniko kulo mboten saged rumaos ngangsu ingkang blogspot meniko, menawi wonten tiang utawi rencang ingkang ngersaaken dolan mlampah-mlampah ingkang pasar kelithikan, utawi dayoh kemawon dumateng kost, utawi malih mung uluk salam dumateng sego kuching lan gudeg mbarek, sakmeniko email kulo siap jejeg jumeneng nampi pesen utawi serat ingkang panjenengan sedoyo aturaken. Mbok bilih wonten kelepatan ingkang kathah kelintu-kelintunipun, kulo ngaturaken samudro pangapunten dumateng panjenengan sedoyo, lan kulo nyuwun pandungonipun sedoyo enggal saged mungkasi ujian kanthi sempurno. Hehehe ...
Selasa, Januari 08, 2008
Blogger Kalimantan Timur Bersatu
Kebiasaan saya ketika akan membaca blog, pertama yang selalu saya kunjungi adalah planet-planet-an, selain itu, beberapa feed dari blog maupun media melalui bookmark feeder saya. Kini, kemudahan itu bertambah lagi, bila sebelumnya ingin membaca informasi mengenai Kalimantan Timur, saya mengunjungi media lokal online, maka kini saya mendapatkan aggregasi blog yang disusun oleh pak Adriyanto, yang beliau beri nama: Kaltim Blogs. Ingat, alamatnya ada 2, yang benar adalah: http://kal-tim.blogspot.com, bukan http://kaltim.blogspot.com. Bagi Anda yang masih suka menuliskan alamat pada link address browser, apalagi masih berlangganan akses Internet dengan volume based, jangan slaha kteik. :-)
Saat ini, sudah ada 41 blog yang tersusun dari sisi kiri, tengah dan kanan, dan mungkin akan bertambah lagi. Kebanyakan para blogger berasal dari Samarinda dan Balikpapan, yang merupakan 2 kota dengan tingkat aktifitas penggunaan Internet paling tinggi dibanding kota-kota lainnya se-Kalimantan Timur, dan mungkin juga se-Kalimantan. ;-)
Mari kita come on... :D
[Update, 09/01/2008]
Sudah masuk blogger dari Tarakan, come on Tarakan!
Senin, Januari 07, 2008
Sharpen English Skills with StarDict
I'm writing some articles on this blog with my English skill that messy having some destination. Some previous, I admittedly want to learn English language, but nothing challenge that absorbingly. Several time ago, the translator software were not available. Generally, after new release, if you want to install this software, you must buy it with several expensive value. It's also known as a proprietary software. Furthermore, if you've got this software, you must installing them on to Windows only. Stardict, the community software are very different that easy installed and free charge as well. It's available on to the Internet that online or off-line translating, running on a multi-platform operating system. I feel, I have a lot of assisted with this software that running on my Ubuntu Linux, as like writing this article. So, I would not hijacking proprietary software into completing my report or reading some articles on English language.
Ah, masak iya sich?
Ah, masak iya sich?
Minggu, Januari 06, 2008
Being Present
Berapa sering kita menerima panggilan telepon genggam atau sekedar membuka sms ketika menghadapi orang secara tatap muka? Berapa sering pikiran kita melayang tidak konsentrasi bila sedang kuliah, bekerja, menghadapi klien, wawancara, atau saat menghadapi orang-orang yang selalu dekat dengan kita, seperti ibu, ayah, saudara, istri, bahkan pada anak sendiri? Atau yang lebih pokok lagi, pikiran melayang tidak konsentrasi saat melakukan hal yang paling prinsip sekalipun, seperti sholat? Bisa dibayangkan saat kita berkendara di jalan raya bebas hambatan, tetapi pikiran melayang tidak konsentrasi, akan sangat beruntung bila tidak terjadi sesuatu yang menyebabkan nyawa melayang, seperti berita ini.
Saya teringat setelah membaca harian nasional yang saya beli kemarin, pada kolom klasika, terdapat istilah Being Present. Kata “present”, berarti “hadiah” yang juga berarti “saat ini”. Jadi, menurut si penulis, “being present” adalah keberadaan kita saat ini merupakan “present” atau hadiah. Being present berarti realistis dan sadar apa yang ada di hadapan kita, menghargai dan memanfaatkan resources yang kita miliki. Sangat mudah dikatakan, tetapi sulit dilakukan.
Seperti barusan yang saya alami ini, padahal saya sudah tahu. Seperti hendak mengendarai kendaraan, tiba-tiba saja kunci tertinggal karena pikiran melayang entah kemana. Atau bertelepon interlokal dengan istri, tetapi pandangan tertuju ke televisi dan tertawa sendiri. Apakah ada yang mengalaminya?
Saya teringat setelah membaca harian nasional yang saya beli kemarin, pada kolom klasika, terdapat istilah Being Present. Kata “present”, berarti “hadiah” yang juga berarti “saat ini”. Jadi, menurut si penulis, “being present” adalah keberadaan kita saat ini merupakan “present” atau hadiah. Being present berarti realistis dan sadar apa yang ada di hadapan kita, menghargai dan memanfaatkan resources yang kita miliki. Sangat mudah dikatakan, tetapi sulit dilakukan.
Seperti barusan yang saya alami ini, padahal saya sudah tahu. Seperti hendak mengendarai kendaraan, tiba-tiba saja kunci tertinggal karena pikiran melayang entah kemana. Atau bertelepon interlokal dengan istri, tetapi pandangan tertuju ke televisi dan tertawa sendiri. Apakah ada yang mengalaminya?
Sabtu, Januari 05, 2008
Saran Seorang Perencana Keuangan
Alhamdulillah, hari ini baru bisa mulai menulis blog lagi, cuaca Yogyakarta yang cerah dan suasana yang tenang, membuat segelas kopi terasa semakin nikmat saja. Pagi setelah dari kampus, saya sempatkan jalan-jalan ke toko buku langganan, dengan tujuan membeli buku TOEFL dan jarimatika untuk anak saya. Tetapi akhirnya, saya tertarik membeli sebuah koran nasional seharga tiga lembar uang ribuan dan majalah luar negeri berbahasa Indonesia edisi kecil. Biasanya, saya membeli koran ini seribu rupiah menjelang petang. Maklumlah, kali ini saya harus bisa mengelola keuangan agar lebih hemat, agar tetap bisa mengepulkan asap dapur ibunya anak-anak, juga membayar cicilan, melunasi tagihan, atau sekedar membeli susu dan Internet. ;-)
Setelah pulang dan membacanya, saya terhenyak dengan sebuah petuah sederhana dan ingin mencatatnya di sini. Seorang perencana kauangan menyarankan untuk fokus dalam 3 hal, agar keadaan finansial menjadi lebih baik. Pertama, pola belanja menganut prinsip 3:10, yaitu lebih baik membeli barang yang berkualitas tinggi dalam jumlah sedikit daripada membeli barang berkualitas rendah dalam jumlah banyak. Kedua, investasi. Dan ketiga, mulai menambah atau mengembangkan sumber penghasilan. Seorang entrepreneur sukses menambahkan, bahwa point ketiga perlu disertai dengan keberanian mengambil resiko dan ikhtiar.
Saya jadi teringat ada keinginan untuk mengembangkan usaha pada tahun lalu, ketika tawaran tugas belajar belum begitu menarik minat saya. Namun, dorongan dari rekan-rekan maupun keluarga saya yang semakin kuatlah, sehingga saya akhirnya menyerah dan sejenak melepaskan usaha yang belum tercapai itu. Saat akan mengambil tawaran tersebut, ada godaan yang luar biasa yang mungkin bisa saja saya peroleh dengan mudah, yaitu double funding. Syukurlah, akhirnya saya harus menendang jauh-jauh godaan itu dan cenderung percaya terhadap apa yang sudah saya sepakati bersama. Hal ini perlu saya luruskan di sini, saya tidak tahu lagi sudah berapa banyak rekan saya yang mendengar gosip ini. It's no problem if they don't understand, I have a mind set as well, at least according to me... ;-)
Langganan:
Postingan (Atom)