Minggu, Januari 20, 2008

Dasar Penggunaan PLBOS


Topik perbincangan ringan mengenai seberapa jauh penetrasi dan penyerapan (penerapan?) Perangkat Lunak Bebas dan Open Source (PLBOS), bagi saya, ini sangat melelahkan, ini bukan perbincangan ringan, bro! Betapa tidak, kata seberapa jauh identik dengan pengukuran, dan biasnya berupa nilai-nilai yang tersusun secara statistika dengan menggunakan metode pengambilan data yang tepat. Ini sangat bertele-tele dan bukan perkara mudah. Bukan hanya itu saja, lalu apa pengaruhnya bagi kita apabila sudah mendapatkan hasil statistiknya? Apa dengan melihat data statistik tersebut dapat memacu penetrasi berikutnya agar lebih meningkat? Lalu juga bisa mengetahui penyerapannya? Apa hubungannya? Ingat, menurut data statistik BSA tahun 2006, Indonesia masuk di antara peringkat paling tinggi penggunaan perangkat lunak bajakan, lalu apa tindakan pemerintah untuk menurunkan peringkat tersebut? Pening rasanya memutar-mutar data tersebut tanpa tindakan konkrit, sudah banyak pakar yang membahasnya.

Mungkin bila Anda penjual PLBOS, lalu merasakan kok pendapatannya belum significant, lalu Anda menghitung berapa pendapatan atau keuntungan bersih setiap bulannya, maka dari perhitungan tersebut diketahui hasilnya ternyata tidak banyak. Lalu apa tindakan yang harus Anda lakukan? Meningkatkan penjualan, melakukan penetrasi pasar? Bagaimana caranya? Ini PR Anda para penjual. Dan biasanya, penjual hanya tahu jualannya laku, artinya penyerapan oleh pasar berhasil, tanpa tahu apakah penerapannya sesuai atau tidak.

Yang jelas bagi saya selaku pengguna, dasar menggunakan PLBOS adalah berangkat dari kesadaran, kebutuhan, dan manfaat. Sila diterjemahkan sendiri. ;-)

1 komentar:

  1. Ini menarik sekali, terima kasih pak RQ, atas tanggapannya.

    Apa tidak terbalik. Bukannya semakin besar pengguna maka semakin besar peluang (bisnis)nya?

    Nah, jalan sudah terbuka, pertanyaan berikutnya, “bagaimana memicu pelaku usaha untuk lebih cerdas mengambil peluang?” sebenarnya sudah terjawab di opini saya, bahwa saya sebagai pengguna, dasar menggunakan PLBOS adalah berangkat dari kesadaran, kebutuhan dan manfaat. Ini berarti setidaknya saya sebagai salah satu pengguna telah (berusaha) mengakui bahwa PLBOS bukanlah sebagai alternatif karena murah, gratis atau karena bebas virus misalnya, tapi (sekali lagi) karena kebutuhan. Jadi, tugas “penjual” tidak lagi pesimis terhadap penetrasi yang kecil yang cenderung menguras modal, tetapi (untuk saat ini) konsentrasi menanamkan pemahaman sejak dini akan kebutuhan PLBOS dalam mendukung produktifitas kerja misalnya, sehingga sisi manfaatnya akan terlihat. Bila kebutuhan masyarakat akan PLBOS telah meningkat, “penjual” tak perlu repot-repot penetrasi, karena masyarakatnya sendiri akan seperti ngantri BBM, tak ada ceritanya ngantri teh botol hehehe...

    BalasHapus