Hari minggu lalu, 6 Juli 2008, ada teman yang nikahan di Klaten, kami sekelas -- ada yang bolos -- akhirnya berangkat sama-sama. Jujugan di KPTU, lalu berangkat dengan 5 (6?) mobil, yaa... mirip konvoi, hanya saya dan Azhar naik tigernya. Kenapa nggak sama-sama naik mobil? Yaa... biar bisa lihat-lihat pemandangan, lagian menghindari mabok, si Azhar juga pulang kampung. Lumayan jauh juga sampai di Klaten, lalu acara demi acara berlalu, ya... seperti biasa adat Jawa halus, bahasanya pun sulit saya pahami -- padahal orang Jawa tulen.
Urusan kondangan pernikahannya teman, tahun ini ada banyak yang masuk daftar, pertama si Himawan yang diadain di JEC dan dihadiri para pejabat, ada pak Amien Rais, ada menteri... wah. Orang penting banget. Lalu nikahnya si Dian Gondrong -- sudah jadi bos malah baru nikah -- di Malang. Lalu si Nur di Gresik, yang ini bisanya cuman titip salam doang, si Titik Klaten, disusul bulan Agustus nanti tampaknya juga ada, si Said di Balikpapan, tapi kayaknya enggak bisa datang. Belum termasuk undangan tetangga kampung yang nikah... weleh.
Kembali ke cerita awal, sehabis pulangan kondangan dari Klaten, bareng Azhar saya sempatkan mampir di Bogem -- setelah Prambanan -- pinggir jalan minum es dawet Banjarnegara. Rasanya seger, manis, enak. Lupa sudah berapa kali saya minum es dawet di situ, yang jelas pertama kali saya minum bareng istri dan anak-anak sehabis dari Prambanan tahun lalu. Waktu itu BBM belum naik, sekarang BBM sudah naik pun harga segelas es dawet Banjarnegera masih stabil, Rp 1.000. Padahal, segelas es teh dengan volume yang sama lebih mahal 2x lipatnya.
wah jadi bikin kangen sama es dawetnya pak...slurp...:)
BalasHapus