Senin, September 26, 2005

Musibah Kebakaran lagi …



Belum selesai cobaan dan ujian panic buying menjelang kenaikan BBM, menyusul pencurian crude oil di Pertamina UP V, dan berhembusnnya issue flu burung, sepertinya Balikpapan masih merasa terusik juga. Kebakaran (sekali lagi) terjadi di Balikpapan tepat dibelakang persis kilang minyak Pertamina UP V, pada hari ini senin menjelang subuh hingga pukul 8 pagi api baru bisa dijinakkan setelah hujan kiriman juga ikut membantu memadamkan. Kurang lebih 492 rumah yang kebanyakan terbuat dari kayu diatas laut hangus terbakar rata dengan tanah, juga hampir menghabiskan perumahan kampung air yang dibangun pemerintah kota Balikpapan. Belum diketahui sebab musababnya, namun sepertinya bukan karena lilin.


Sungguh, saya tidak habis mengerti, heran, trenyuh, dan hanya doa memohon kepadaNya berlindung atas segala cobaan yang mendera. Tak ada komentar yang banyak dari saya, mungkin inilah sebagian duka yang saya rekam yang mungkin dapat mengatakannya, saat kejadian mulai subuh hingga matahari terbit, hiruk-pikuk masyarakat yang bingung mencari famili, mengungsi hingga disudut-sudut laut, serta petugas pemadam kebakaran yang masih meng-grojok sisa-sisa api yang menyala.






Terlihat jelas raut muka 2 anak yang tengah tertegun melihat sisa rumahnya yang masih mengepulkan asap dan rata dengan tanah, mereka masih mengenakan bajunya yang tadi malam dikenakannya, kaos yang telah basah kuyub bercampur keringat letihnya, semestiya mereka pagi itu mengenakan baju seragam sekolahnya, semestinya mereka mengumpulkan pekerjaan rumahnya dan membahas bersama teman-temannya dikelas.

Ani, siswi kelas 3 SD Pertamina dengan Ayahnya, tak tahu lagi apa yang harus dilakukan, hanya bisa melihat rumah-rumah yang sekian tahun ditempatinya telah menjadi abu, rumah yang menjadi saksi masa kecilnya hingga dewasa.
Bapak tua yang tengah berjibaku dan tak mau berdiam diri termangu, seolah ingin menghajar api yang masih menggerigiti tiang rumahnya yang luluh lantak. Disinilah kebersamaan, solidaritas dan membantu sesama sangat dibutuhkan, menghapus duka meraih masa depan.

Semoga musibah seperti ini tidak terjadi lagi..., gumam Pak Ridwansyah yang kusut penuh peluh ini...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar