Itulah pesan yang saya sampaikan pada mas moderator milis mahasiswa yang merespon keinginan para anggota milis agar meng-cut, mem-banned para “perusuh” yang mengganggu jalannya kreatifitas dan ideologi mahasiswa. Milis sebelumnya telah dirasuki sindrom buruk sangka tanpa bukti dan menjadi ajang pembenturan antara dosen dengan mahasiswa, milis menjadi semacam kendaraan memuluskan rencana jahat meruntuhkan institusi sepertinya menggunakan fuzzy logic tak beraturan. Sesuai etika milis, rambu-rambu bermilis sebenarnya sudah sering didendangkan namun nampaknya sulit dimengerti, sulit dipahami, dan diperparah sang moderator tampak acuh dengan dalih sibuk bekerja bukan sibuk mengurusi milis. Sepertinya milis terkena busung lapar.
Hanya 2 kali posting saya berisi himbauan menyusul cooling down, selebihnya saya tidak mengomentari segala macam pikiran-pikiran buruk yang bersumber dari rasa dendam, amarah dan kecewa memenuhi kepala narasumber yang tetap bersembunyi dibalik namanya. Apakah narasumber takut? Kenapa takut! Tidak ada mahasiswa mengorbankan dirinya sendiri akibat kesalahannya.
By the way, milis mahasiswa adalah tetap milik mahasiswa, kalopun ada pembina, penasehat dari lingkungan birokrasi hendaklah tetap memberikan ruang kebebasan pada mahasiswa dengan mengacu pada kaidah norma dan etika sebagai anggota intelektual. Milis mahasiswa, wadah mahasiswa dalam berdemokrasi, bukan wadah gontok-gontokan, tuduh-tuduhan, membenturkan dan terbentur…
Kamis, Juli 28, 2005
Rabu, Juli 20, 2005
Surat terbuka untuk para pemimpin, pemimpin siapa saja
Bukannya saya mengadu melangkahi sesama
Bukannya saya ingin menjadi pahlawan
Bukannya saya orang yang populis
Tapi sekedar mencoba untuk respek
Respek yang saya harapkan anugerah hanya dariNya.
Saya memang serba kekurangan
Kurang sregep, kurang rajin, kurang disiplin, kurang ndableg…
Bahkan kurang duit…
Saya memang orang biasa, biasa menulis, biasa melamun, biasa mengomel…
Bahkan biasa mencoba sabar…
Namun sepertinya saya hari ini tidak sabar, bahkan tidak biasa…
Saya berharap para pemimpin sedikit mengerti
Bahkan sempat saya tidak berharap akan hal itu
Tapi hari ini, saya tidak sabar
Tidak sabar membiarkan hal-hal yang kurang wajar dibiarkan
Lama untuk memutuskan apa yang harus dilakukan
Tapi akhirnya kupilih:
Jangan terlena dan bertahanlah wahai diriku…
Tetaplah sabar, tetaplah mendekat kepada-Nya, tetaplah mengadu kepada-Nya
Tiada sebaik-baik tempat berlindung hanyalah Dia yang Agung semata.
Bukalah mata hatiku…
Tunjukkanlah diri dan keluargaku pada jalanMu yang benar,
selalu…
Jumat, Juli 15, 2005
HEMAT ENERGI ≠ HEMAT BIAYA
Hemat energi di negeri ini sepertinya menjadi prioritas pemerintah guna memuluskan kebijakannya. Alam demokrasi, pro kontra hal biasa. Saya sendiri tidak mengomentari terlalu jauh tentang euforia aparat pemerintahan atas kebijakan baru ini seperti naik kuda ke kantor yang menurut saya malah bikin repot parkirnya, meringkik ngagetin orang kantor, jadi tontonan orang kantor, belum lagi kalo’ be’ol. Saya menganggap cara berhemat energi yang dicontohkan “penguasa” otonomi daerah sering tidak tepat.
PLN didaerah saya, adalah salah satu yang sering “hemat energi”. Saking hematnya, terhitung tiap hari benar-benar hemat energi. Entahlah, saya mungkin masih kesel dengan PLN, betapa tidak, usaha keluarga berupa pabrik es batu guna memasok kebutuhan nelayan tidak dapat berjalan dengan baik, sebentar-bentar listrik padam, padahal untuk mbikin sebongkar es dengan kapasitas 350 balok perhari paling tidak mesin harus menyala 24 jam, namun karena tersendatnya pasokan listrik, tentu mudah dibayangkan. Seperti kalo’ ada yang usaha mbikin es krim, es ganepo atau es lilin pake’ lemari es atau freezer misalnya, kalo dinginnya sering terputus, nda jadi-jadi dah! Tentu saja, si pembeli nunggu lama beli, malah bisa jadi nda jadi beli.
Susahnya lagi, pasokan listrik yang setengah “jadi” tadi tetap dihitung, alamak! Alih-alih hemat energi tapi kok malah boros biaya?
Anda mengalaminya? Mengapa iya?
PLN didaerah saya, adalah salah satu yang sering “hemat energi”. Saking hematnya, terhitung tiap hari benar-benar hemat energi. Entahlah, saya mungkin masih kesel dengan PLN, betapa tidak, usaha keluarga berupa pabrik es batu guna memasok kebutuhan nelayan tidak dapat berjalan dengan baik, sebentar-bentar listrik padam, padahal untuk mbikin sebongkar es dengan kapasitas 350 balok perhari paling tidak mesin harus menyala 24 jam, namun karena tersendatnya pasokan listrik, tentu mudah dibayangkan. Seperti kalo’ ada yang usaha mbikin es krim, es ganepo atau es lilin pake’ lemari es atau freezer misalnya, kalo dinginnya sering terputus, nda jadi-jadi dah! Tentu saja, si pembeli nunggu lama beli, malah bisa jadi nda jadi beli.
Susahnya lagi, pasokan listrik yang setengah “jadi” tadi tetap dihitung, alamak! Alih-alih hemat energi tapi kok malah boros biaya?
Anda mengalaminya? Mengapa iya?
Selasa, Juli 12, 2005
Nilai Akhir Pemrograman Internet dan Otomasi Perkantoran
Nilai akhir Pemrograman Internet kelas sabtu pagi, urut mulai Nama dan Nilainya sebagai berikut:
M. KAMIL. K (B), RIVAL IBNU F(B), AGUS SRI NUGROHO (A), AZWAR NOORSIN (A), DWI SUDARSO (B), LINURIYAH H (A), EKA AGUSTINA (B), HENDRI PRIANATA (B), M SAFARIA (A), M FANDI SIREGAR (C), NURLENA (B), SYAHRIL (C), RUDI (B), ASMUNI (C), I GEDE EKO ASMARA (B), AGUS SLAMET (C), AZWAR AMRIL (B), RIKA WIJI ASTUTI (B), ALFRIDA BUNGA (B), HERLINA (B), YOAB (A), ALFI RAHMAWATI (A), RAHMAWATI (B), SITI JULAIKA (A), DINO MARTIN L (A), YUNI RAMAYANTI (B), NOORSANAH (A), SHANTI ARYATI (A), RINA YUANA (A), RINI MULYASARI (A), UNI KASARI (A), ARI NANDA NURCAHYO (C).
Nilai tersebut didasarkan pertimbangan atas presensi/aktifitas, tugas dan Ujian Akhir yang telah dipresentasikan dengan bobot paling besar.
Sesuai kesepakatan: Tak ada ujian susulan.
Bagi yang namanya tak tercantum, niscaya dia mendapatkan nilai 'E' alias tak lulus, jangan khawatir masih ada semester depan :)
Dengan demikian jadual ujian sesuai Jadual UAS yang telah beredar/diumumkan untuk mata kuliah pemrograman internet tgl 23 Juli 2005 sabtu pagi ditiadakan. Sedangkan tanggal 18 Juli 2005 kelas malam dipegang Pak Alfiansyah, S.Kom.
Otomasi Perkantoran
Nilai Otomasi perkantoran telah dipasang dipapan media kampus B lantai 2, mohon maaf tidak diumumkan disini mengingat jumlah mahasiswa terlampau banyak, lagi males ngetik ulang nich:)
Ok, silahkan dicheck sendiri ya..
Salam.
M. KAMIL. K (B), RIVAL IBNU F(B), AGUS SRI NUGROHO (A), AZWAR NOORSIN (A), DWI SUDARSO (B), LINURIYAH H (A), EKA AGUSTINA (B), HENDRI PRIANATA (B), M SAFARIA (A), M FANDI SIREGAR (C), NURLENA (B), SYAHRIL (C), RUDI (B), ASMUNI (C), I GEDE EKO ASMARA (B), AGUS SLAMET (C), AZWAR AMRIL (B), RIKA WIJI ASTUTI (B), ALFRIDA BUNGA (B), HERLINA (B), YOAB (A), ALFI RAHMAWATI (A), RAHMAWATI (B), SITI JULAIKA (A), DINO MARTIN L (A), YUNI RAMAYANTI (B), NOORSANAH (A), SHANTI ARYATI (A), RINA YUANA (A), RINI MULYASARI (A), UNI KASARI (A), ARI NANDA NURCAHYO (C).
Nilai tersebut didasarkan pertimbangan atas presensi/aktifitas, tugas dan Ujian Akhir yang telah dipresentasikan dengan bobot paling besar.
Sesuai kesepakatan: Tak ada ujian susulan.
Bagi yang namanya tak tercantum, niscaya dia mendapatkan nilai 'E' alias tak lulus, jangan khawatir masih ada semester depan :)
Dengan demikian jadual ujian sesuai Jadual UAS yang telah beredar/diumumkan untuk mata kuliah pemrograman internet tgl 23 Juli 2005 sabtu pagi ditiadakan. Sedangkan tanggal 18 Juli 2005 kelas malam dipegang Pak Alfiansyah, S.Kom.
Otomasi Perkantoran
Nilai Otomasi perkantoran telah dipasang dipapan media kampus B lantai 2, mohon maaf tidak diumumkan disini mengingat jumlah mahasiswa terlampau banyak, lagi males ngetik ulang nich:)
Ok, silahkan dicheck sendiri ya..
Salam.
Sabtu, Juli 09, 2005
No push email? Nge-pull sendiri dach!
Sejak ramainya promosi Blackbery Indosat dan haloVentus Telkomsel yang mengusung layanan push email bagi pelanggan GSM, banyak yang bertanya apa sich untungnya?
Seperti kalo’ mahasiswa mau beli komputer, sebelum ditanya untungnya pake’ komputer ditanya dulu untuk keperluan apa beli komputer? Jawabnya pasti beragam, ada yang untuk ngetik ngerjain tugas akhir, ada yang untuk main game doang, malah ada yang dipake’ untuk nonton film, atau yang lagi trend hari gini untuk nge-blog, nah untungnya Anda sendiri yang ngerasain khan. Kurang lebih sama dengan layanan push email yang disediakan provider tersebut, untungnya layanan ini cocok buat yang bisnisnya kenceng banget atau biasa menggunakaan email untuk bertukar informasi dan bisnis serba cepat dan segera kaya’ angin ribut, wush!
Nah, sebelum tentukan pilihan layanan push email, mungkin ada yang belum tahu atau sudah tahu tapi belum dimanfaatin, bedanya: kalo’ layanan push email itu email dikirim ke ponsel layaknya SMS dalam bentuk email, kalo’ yang satu ini ponsel nge-pull email yaitu ponsel sendirilah yang menarik email, tentu GPRS harus aktif dulu.
Lalu server mailnya dimana?
Yap, bagi yang sudah punya email Yahoo atau Gmail sudah cukup bagus banget, keduanya sudah terbukti yahut untuk penyedia layanan surat elektronik gratis dengan kapasitas besar dan anti spam. Untuk Yahoo, sebagai misal saya gunakan lewat server Inggris di http://uk.wap.yahoo.com , kalo’ Gmail di http://wap.gmailwireless.com tapi harus registrasi dulu lewat http://www.gmailwireless.com , namun sayangnya hanya bisa saya gunakan untuk kartuHalo Telkomsel saja
Apa ponselnya harus yang mahal-mahal?
Hati-hati dech pilih ponsel, kadang mahal tapi nggak cocok dengan layanan ini. Sebagai gambaran ponsel Samsung SGH-X100 sudah cukup, harga nda mahal-mahal banget. Kalo’ Anda gunakan Nokia 6600 itu lebih bagus, bukan promosi kok.
Tagihannya mahal nda?
Mahal nda-nya tergantung Anda sendiri, biasanya diukur dari besarnya halaman yang diakses atau didownload, sekitar 10 rupiah per-kilobyte-nya, kalikan saja. Pengalaman saya tiap bulan dari billing tagihan Matrix biaya akses GPRS nda sampe 50 ribu untuk halaman teks saja. Lebih mahal biaya akses internet diwarnet Balikpapan yang kadang hanya buka email loading page-nya saja sudah memakan uang 2000 rupiah itupun belum tentu emailnya kebaca.
Sekarang, mengapa bingung? Tentu silahkan memilih…
Seperti kalo’ mahasiswa mau beli komputer, sebelum ditanya untungnya pake’ komputer ditanya dulu untuk keperluan apa beli komputer? Jawabnya pasti beragam, ada yang untuk ngetik ngerjain tugas akhir, ada yang untuk main game doang, malah ada yang dipake’ untuk nonton film, atau yang lagi trend hari gini untuk nge-blog, nah untungnya Anda sendiri yang ngerasain khan. Kurang lebih sama dengan layanan push email yang disediakan provider tersebut, untungnya layanan ini cocok buat yang bisnisnya kenceng banget atau biasa menggunakaan email untuk bertukar informasi dan bisnis serba cepat dan segera kaya’ angin ribut, wush!
Nah, sebelum tentukan pilihan layanan push email, mungkin ada yang belum tahu atau sudah tahu tapi belum dimanfaatin, bedanya: kalo’ layanan push email itu email dikirim ke ponsel layaknya SMS dalam bentuk email, kalo’ yang satu ini ponsel nge-pull email yaitu ponsel sendirilah yang menarik email, tentu GPRS harus aktif dulu.
Lalu server mailnya dimana?
Yap, bagi yang sudah punya email Yahoo atau Gmail sudah cukup bagus banget, keduanya sudah terbukti yahut untuk penyedia layanan surat elektronik gratis dengan kapasitas besar dan anti spam. Untuk Yahoo, sebagai misal saya gunakan lewat server Inggris di http://uk.wap.yahoo.com , kalo’ Gmail di http://wap.gmailwireless.com tapi harus registrasi dulu lewat http://www.gmailwireless.com , namun sayangnya hanya bisa saya gunakan untuk kartuHalo Telkomsel saja
Apa ponselnya harus yang mahal-mahal?
Hati-hati dech pilih ponsel, kadang mahal tapi nggak cocok dengan layanan ini. Sebagai gambaran ponsel Samsung SGH-X100 sudah cukup, harga nda mahal-mahal banget. Kalo’ Anda gunakan Nokia 6600 itu lebih bagus, bukan promosi kok.
Tagihannya mahal nda?
Mahal nda-nya tergantung Anda sendiri, biasanya diukur dari besarnya halaman yang diakses atau didownload, sekitar 10 rupiah per-kilobyte-nya, kalikan saja. Pengalaman saya tiap bulan dari billing tagihan Matrix biaya akses GPRS nda sampe 50 ribu untuk halaman teks saja. Lebih mahal biaya akses internet diwarnet Balikpapan yang kadang hanya buka email loading page-nya saja sudah memakan uang 2000 rupiah itupun belum tentu emailnya kebaca.
Sekarang, mengapa bingung? Tentu silahkan memilih…
The real paradigm
Dalam seminggu terakhir ini, peran profesi guru menjadi pemberitaan media massa, masyarakat, pejabat bahkan walikota turut memperhatikan. Pasalnya, ujian nasional yang telah berlalu itu masih menyisakan kepiluan bagi siswa-siswa sekolah menengah atas yang belum berhasil walaupun masih ada kesempatan ujian susulan pertengahan Agustus nanti, bahkan lebih mengagetkan lagi, dalam berita Metrotv seorang siswa sekolah menengah negeri di kota ini bunuh diri dengan cara menggantung gara-gara nda lulus ujian nasional. Buntutnya, peran guru yang kurang optimal dalam menjalankan profesinya dituding sebagai hal yang paling menentukan. Sebaliknya, guru pun tak mau dituding begitu saja, banyak faktor yang menentukan keberhasilan siswa dalam menempuh studinya, termasuk minimnya gaji guru menjadi salah satu alasan yang mengemuka.
Di lain sisi, dalam milis internal yang anggotanya terdiri dari dosen dan petinggi di lingkungan suatu perguruan tinggi menyebutkan tentang ajakan pada kalangan dosen untuk ‘lebih tegas’ dalam menjalankan profesinya, tidak takut memberi nilai sesuai dengan kemampuan mahasiswanya dan mengharapkan tidak ada ‘markup’ nilai tanpa kompromi apapun.
Dari dua peristiwa berbeda diatas, saya hanya memperhatikan paradigma pengajaran dan pembelajaran yang tampaknya lebih perlu perhatian, walaupun orang melihat ada hal lain yang lebih membutuhkan bukan sekedar perhatian tapi tindakan solusi: minimnya gaji misalnya. Dalam perjalanan pulang bersama Jamal, teman, dari Banjarmasin – Balikpapan usai pelatihan di kopertis tempo hari, dengan logat Suroboyoan saya berujar “Lhee…ala, tiba’e golek ilmu iku larang yo, direwangi budhal adoh soko Balikpapan ninggal anak bojo nyampe kopertis cuma’ diuru’i Total Commander karo carane ngisi data yoo…”. Mendengar saya Jamal ganti tanya “Ilmu itu apa sich, hayoo..”. Saya hanya diam nda tahu supaya Jamal sendirilah yang jawab “Kita kekopertis ini untuk cari ilmu, transfer ilmu Total Commander, nah ilmu itu adalah kalo’ sampean kesulitan mengolah berkas/file terus pake’ Total Commander jadi gampang dan cepat itulah ilmu, iya”. Gitu kuliah singkatnya, ya…ya…ya… saya jadi tahuJ
Nah kalo kita cermati dialog antara saya dan Jamal, setidaknya paradigma pengajaran kurang lebih apa yang saya katakan dengan logat Suroboyoan itu, seperti halnya dosen hanya mengajari cara-cara mengoperasikan software tanpa memberi kesempatan pada mahasiswa bagaimana menangani masalah adanya bug misalnya, guru sekedar mengajari saja tanpa diimbangi dengan upaya agar anak didik belajar bagaimana memecahkan masalah yang timbul, bagaimana mengembangkan potensi dan kreatifitas dirinya. Paradigma pengajaran bukan hanya bergeser ke paradigma pembelajaran, namun keduanya saling mengimbangi dan berjalan serasi dan melibatkan seluruh komponen pendukung lainnya.
Bagaimana menurut Anda?
Di lain sisi, dalam milis internal yang anggotanya terdiri dari dosen dan petinggi di lingkungan suatu perguruan tinggi menyebutkan tentang ajakan pada kalangan dosen untuk ‘lebih tegas’ dalam menjalankan profesinya, tidak takut memberi nilai sesuai dengan kemampuan mahasiswanya dan mengharapkan tidak ada ‘markup’ nilai tanpa kompromi apapun.
Dari dua peristiwa berbeda diatas, saya hanya memperhatikan paradigma pengajaran dan pembelajaran yang tampaknya lebih perlu perhatian, walaupun orang melihat ada hal lain yang lebih membutuhkan bukan sekedar perhatian tapi tindakan solusi: minimnya gaji misalnya. Dalam perjalanan pulang bersama Jamal, teman, dari Banjarmasin – Balikpapan usai pelatihan di kopertis tempo hari, dengan logat Suroboyoan saya berujar “Lhee…ala, tiba’e golek ilmu iku larang yo, direwangi budhal adoh soko Balikpapan ninggal anak bojo nyampe kopertis cuma’ diuru’i Total Commander karo carane ngisi data yoo…”. Mendengar saya Jamal ganti tanya “Ilmu itu apa sich, hayoo..”. Saya hanya diam nda tahu supaya Jamal sendirilah yang jawab “Kita kekopertis ini untuk cari ilmu, transfer ilmu Total Commander, nah ilmu itu adalah kalo’ sampean kesulitan mengolah berkas/file terus pake’ Total Commander jadi gampang dan cepat itulah ilmu, iya”. Gitu kuliah singkatnya, ya…ya…ya… saya jadi tahuJ
Nah kalo kita cermati dialog antara saya dan Jamal, setidaknya paradigma pengajaran kurang lebih apa yang saya katakan dengan logat Suroboyoan itu, seperti halnya dosen hanya mengajari cara-cara mengoperasikan software tanpa memberi kesempatan pada mahasiswa bagaimana menangani masalah adanya bug misalnya, guru sekedar mengajari saja tanpa diimbangi dengan upaya agar anak didik belajar bagaimana memecahkan masalah yang timbul, bagaimana mengembangkan potensi dan kreatifitas dirinya. Paradigma pengajaran bukan hanya bergeser ke paradigma pembelajaran, namun keduanya saling mengimbangi dan berjalan serasi dan melibatkan seluruh komponen pendukung lainnya.
Bagaimana menurut Anda?
Selamat bagi Anda yang baru selesaikan Ujian Pemrograman Internet!
Selamat dan semoga tambah expert!
Selesai sudah ujian pemrograman internet semester ini, secara kesuluruhan saya puas dengan hasil yang ehhhmmm... boleh dibilang masih baru, pemula dan perlu banyak belajar lagi. Nda apa, wong namanya belajar ya bisa plintat-plintut, yang penting usaha dan jangan takut salah.
Kali ini hanya pemrograman seputar sisi server dulu, PHP dan MySQL, masih banyak dan perlu dibahas namun sepertinya waktunya terbatas banget. Saya harapkan Anda dapat mengembangkannya, menggabungkannya dengan sisi client, Java Script misalnya.
Karena batas waktu berakhir untuk yang baru ujian tadi, nilainya apa adanya sesuai kemampuan, al:
1. Linuriyah Husna
2. Asmuni
3. Rika Wiji A
4. Alfrida Bunga
5. M Fandi Siregar
6. Ari Nanda
Oke, sampai jumpa semester depan.
Selesai sudah ujian pemrograman internet semester ini, secara kesuluruhan saya puas dengan hasil yang ehhhmmm... boleh dibilang masih baru, pemula dan perlu banyak belajar lagi. Nda apa, wong namanya belajar ya bisa plintat-plintut, yang penting usaha dan jangan takut salah.
Kali ini hanya pemrograman seputar sisi server dulu, PHP dan MySQL, masih banyak dan perlu dibahas namun sepertinya waktunya terbatas banget. Saya harapkan Anda dapat mengembangkannya, menggabungkannya dengan sisi client, Java Script misalnya.
Karena batas waktu berakhir untuk yang baru ujian tadi, nilainya apa adanya sesuai kemampuan, al:
1. Linuriyah Husna
2. Asmuni
3. Rika Wiji A
4. Alfrida Bunga
5. M Fandi Siregar
6. Ari Nanda
Oke, sampai jumpa semester depan.
Senin, Juli 04, 2005
Ujian Pemrograman Internet, kesempatan sekali lagi...
Tanggal 2 Juli kemarin mestinya sebagai deadline bagi pengikut matakuliah Pemrograman Internet kelas sabtu pagi, tapi sepertinya masih ada yang 'nyangkut' programmnya nda bisa jalan, apalagi yang belum selesai, berikut nama-nama yang berhasil ujian hari itu:
1. Dwi Sudarso
2. Nurlena
3. I Gede Eko Asmara
4. Azwar Amril
5. Agus Slamet
6. Herlina
7. Yuni Ramayanti
8. Noorsanah
9. Shanti Aryati
10. Rina Yuana
11. M Kamil K
12. Rival Ibnu F
Sekali lagi kesempatan saya berikan pada tanggal 9 Juli 2005 pukul 9 pagi di lab teknisi Kampus B bagi yang belum ngikuti Ujian Akhir (presentasi) Pemrograman Internet, untuk lebih amannya, boleh menyiapkan sendiri laptop atau PC (cukup CPU aja, monitor+mouse+keyboard sudah disediakan) dan telah diinstalasi, persiapkan dengan baik.
Ingat, kesempatan sekali saja.
1. Dwi Sudarso
2. Nurlena
3. I Gede Eko Asmara
4. Azwar Amril
5. Agus Slamet
6. Herlina
7. Yuni Ramayanti
8. Noorsanah
9. Shanti Aryati
10. Rina Yuana
11. M Kamil K
12. Rival Ibnu F
Sekali lagi kesempatan saya berikan pada tanggal 9 Juli 2005 pukul 9 pagi di lab teknisi Kampus B bagi yang belum ngikuti Ujian Akhir (presentasi) Pemrograman Internet, untuk lebih amannya, boleh menyiapkan sendiri laptop atau PC (cukup CPU aja, monitor+mouse+keyboard sudah disediakan) dan telah diinstalasi, persiapkan dengan baik.
Ingat, kesempatan sekali saja.
Oleh-oleh dari Koperts XI Kalimantan
Untuk yang kesekian kalinya, Koordinator PerguruanTinggi Swasta Wilayah XI Kalimantan melaksanakan pelatihan bagi operator atau administrator kampus menindaklanjuti sistem pelaporan elektronik. Acara diadakan selama 2 hari mulai tanggal 30 Juni sampai 1 Juli 2005, dipandu oleh Pak Hasan Basri dari kopertis, dengan pembicara utama Pak War (Stefanus Wartono) bersama rekan dari Jakarta. Pelatihan serupa pernah diadakan tahun lalu dengan pembicara yang sama, diikuti perguruan tinggi swasta di seluruh wilayah Kalimantan Selama kurun waktu 3 tahun yang sudah berjalan sepertinya pelatihan akan terus diadakan minimal tiap tahun, mengingat program masih terus dan terus disempurnakan dan disosialisasikan baik melalui pelatihan, website maupun milis. Perguruan tinggi seluruh Indonesia wajib menggunakannya sebagai realisasi Keputusan Dirjen Dikti nomor 34/Dikti/Kep/2002 serta 108/Dikti/Kep/2002.
Untuk perguruan tinggi besar dan telah memiliki sistem pengelolaan akademik terintegrasi serta manajemen yang baik, proses transfer data ke program ini akan lebih cepat, mudah dan tidak menemui masalah berarti. Sebaliknya, perguruan tinggi yang besar atau kecil sekalipun, namun sistem pengelolaan akademiknya manual, ditambah sumber daya yang dimiliki ‘keluar masuk’dan tak ada management knowledge, sepertinya banyak kendala yang dihadapi, jadi lambat dan ketinggalan alias keteter, sebab program yang dibuat untuk semester ini saja sudah tidak digunakan lagi untuk semester berikutnya apalagi semester jauh sebelumnya. Katanya sih kasihan banget pimpinannya nanti, akibatnya perguruan tinggi sulit mengembangkan eksistensinya malah bisa jadi ‘hidup enggan mati tak mau’ membuat kopertis kadang enggan juga untuk memperingati. Selama ini, setahu saya kopertis sebagai kepanjangan Dirjen Dikti hanya sebatas membina perguruan tinggi, informasinya malahan penyelenggaraan pendidikan tinggi di lingkungan Kopertis XI sangat membutuhkan sentuhan kasih sayang yang lebih dibanding wilayah Jawa yang lebih kompleks.
Tak heran, banyak peserta kali ini yang bermuka baru, sangat berbeda dengan tahun lalu yang sepertinya tampak para petinggi kampus turut hadir disana dan mengikuti pelatihan yang seharusnya dimanfaatkan para staffnya. Sehingga saat pelatihan pun kembali lagi mengulang, start dan pilih program pengolah berkas, Total Commander.
Pesan Pak Hasan: "Ditunggu selambatnya tanggal 15 Juli, sampai jumpa bulan depan..."
Untuk perguruan tinggi besar dan telah memiliki sistem pengelolaan akademik terintegrasi serta manajemen yang baik, proses transfer data ke program ini akan lebih cepat, mudah dan tidak menemui masalah berarti. Sebaliknya, perguruan tinggi yang besar atau kecil sekalipun, namun sistem pengelolaan akademiknya manual, ditambah sumber daya yang dimiliki ‘keluar masuk’dan tak ada management knowledge, sepertinya banyak kendala yang dihadapi, jadi lambat dan ketinggalan alias keteter, sebab program yang dibuat untuk semester ini saja sudah tidak digunakan lagi untuk semester berikutnya apalagi semester jauh sebelumnya. Katanya sih kasihan banget pimpinannya nanti, akibatnya perguruan tinggi sulit mengembangkan eksistensinya malah bisa jadi ‘hidup enggan mati tak mau’ membuat kopertis kadang enggan juga untuk memperingati. Selama ini, setahu saya kopertis sebagai kepanjangan Dirjen Dikti hanya sebatas membina perguruan tinggi, informasinya malahan penyelenggaraan pendidikan tinggi di lingkungan Kopertis XI sangat membutuhkan sentuhan kasih sayang yang lebih dibanding wilayah Jawa yang lebih kompleks.
Tak heran, banyak peserta kali ini yang bermuka baru, sangat berbeda dengan tahun lalu yang sepertinya tampak para petinggi kampus turut hadir disana dan mengikuti pelatihan yang seharusnya dimanfaatkan para staffnya. Sehingga saat pelatihan pun kembali lagi mengulang, start dan pilih program pengolah berkas, Total Commander.
Pesan Pak Hasan: "Ditunggu selambatnya tanggal 15 Juli, sampai jumpa bulan depan..."
PLN, BBM dan pekerjaan
Terasa lama banget nda bisa nge-blog, bisa nge-blog kali ini syukur banget dech, mungkin 2 minggu belakangan ini saya dipusingkan dengan dua macam akronim yang sering dimanfaatkan orang banyak, PLN dan BBM. Bisa jadi basbang alias basi banget kalo saya utarakan kepusingan saya akibat kedua akronim ini. Lho kok? emang ada apa?
Nge-blog, bagi sebagian orang dikerjakan untuk mengisi luang waktu, nge-blog bahkan sudah menjadi bagian dalam pekerjaan dan gaya hidup. Saat ini saya menggunakan akses internet adalah bagian dari pekerjaan, kapan dan dimanapun saya usahakan selalu dalam internet walaupun dalam cakupan yang sangat terbatas melalui mobile phone, WAP.
Lalu apa hubungannya dengan PLN dan BBM?
Kita tahu, PLN adalah penyedia nomor satu pasokan listrik di Republik Indonesia tercinta ini, tak heran orang banyak sangat membutuhkannya, bahkan ada orang yang hidupnya menjadi sangat tergantung dengan pasokan listrik. Satu hari tak ada aliran listrik sepertinya membuat gerah dan sangat kegerahan, keringat bercucuran, hawa panas apalagi nda ada es jeruk atau es teh, usaha perdagangan, pabrik, bahkan pekerjaan sehari-hari yang selalu berjibaku dengan listrik saat itu banyak yang tersendat, bahkan terhenti, itu hanya sehari. Kita ingat negara segede Amrik beberapa tahun lalu mengalami padam sebagian negaranya banyak penduduknya yang ngungsi, tidur di bandara, bahkan ngomel-ngomel macam-macam polah tingkah penduduknya malah mau rusuh segala, hanya satu hari. Efeknya, dampaknya, akibatnya banyak, ada sisi negatif dan positif seperti lisrik itu sendiri, aliran positif dan negatif, dan yang paling berbahaya adalah aliran negatif!
Kita tahu, di kota ini, Balikpapan, PLN menghentikan pasokan listriknya lebih dari satu hari walaupun tidak 24 jam, namun 12 jam adalah cukup berarti bagi napas dan detak jantung kota ini. Sepertinya, makhluk hidup apapun yang ada didunia ini tak akan sanggup menahan napas dan detak jantungnya hingga 12 jam sehari bahkan dalam seminggu 4 kali, kecuali makhluk sakti banget. Sebelum krisis BBM, PLN seperti biasanya menahan pasokannya dengan classic reason: recovery and maintenance. Oke, syukurlah banyak yang mahfum, kita patut bangga dengan culture masyarakat yang sabar, legowo dan mau mengerti kondisi itu, bahkan saya pernah ingat beberapa waktu lalu ada alasan yang sulit diterima akal sehat, listrik padam gara-gara generator pembangkit Tanjung Batu dibelit ular, benar-benar ular sakti kali ini. Saat krisis BBM sekarang ini, tanpa dijelaskan lebih panjang, tentu mahfum banget kalo' BBM adalah 99,9% energy resources PLN kota ini. Bisa dibayangkan? Tentu saja tidak.
Nge-blog, bagi sebagian orang dikerjakan untuk mengisi luang waktu, nge-blog bahkan sudah menjadi bagian dalam pekerjaan dan gaya hidup. Saat ini saya menggunakan akses internet adalah bagian dari pekerjaan, kapan dan dimanapun saya usahakan selalu dalam internet walaupun dalam cakupan yang sangat terbatas melalui mobile phone, WAP.
Lalu apa hubungannya dengan PLN dan BBM?
Kita tahu, PLN adalah penyedia nomor satu pasokan listrik di Republik Indonesia tercinta ini, tak heran orang banyak sangat membutuhkannya, bahkan ada orang yang hidupnya menjadi sangat tergantung dengan pasokan listrik. Satu hari tak ada aliran listrik sepertinya membuat gerah dan sangat kegerahan, keringat bercucuran, hawa panas apalagi nda ada es jeruk atau es teh, usaha perdagangan, pabrik, bahkan pekerjaan sehari-hari yang selalu berjibaku dengan listrik saat itu banyak yang tersendat, bahkan terhenti, itu hanya sehari. Kita ingat negara segede Amrik beberapa tahun lalu mengalami padam sebagian negaranya banyak penduduknya yang ngungsi, tidur di bandara, bahkan ngomel-ngomel macam-macam polah tingkah penduduknya malah mau rusuh segala, hanya satu hari. Efeknya, dampaknya, akibatnya banyak, ada sisi negatif dan positif seperti lisrik itu sendiri, aliran positif dan negatif, dan yang paling berbahaya adalah aliran negatif!
Kita tahu, di kota ini, Balikpapan, PLN menghentikan pasokan listriknya lebih dari satu hari walaupun tidak 24 jam, namun 12 jam adalah cukup berarti bagi napas dan detak jantung kota ini. Sepertinya, makhluk hidup apapun yang ada didunia ini tak akan sanggup menahan napas dan detak jantungnya hingga 12 jam sehari bahkan dalam seminggu 4 kali, kecuali makhluk sakti banget. Sebelum krisis BBM, PLN seperti biasanya menahan pasokannya dengan classic reason: recovery and maintenance. Oke, syukurlah banyak yang mahfum, kita patut bangga dengan culture masyarakat yang sabar, legowo dan mau mengerti kondisi itu, bahkan saya pernah ingat beberapa waktu lalu ada alasan yang sulit diterima akal sehat, listrik padam gara-gara generator pembangkit Tanjung Batu dibelit ular, benar-benar ular sakti kali ini. Saat krisis BBM sekarang ini, tanpa dijelaskan lebih panjang, tentu mahfum banget kalo' BBM adalah 99,9% energy resources PLN kota ini. Bisa dibayangkan? Tentu saja tidak.
Langganan:
Postingan (Atom)