Setelah membaca tulisan Priyadi ini, saya jadi berkeinginan untuk mengungkit sedikit tentang kekesalan saya akibat kabut asap yang cukup mengganggu. Pasalnya, di Balikpapan ini hampir tiap hari pada saat ngabuburit hampir selalu tertipu dengan suasana alam, gelap duluan 1/2 jam lebih cepat sebelum maghrib. Akibatnya, seperti yang akan diperkirakan sebelumnya, saya hampir-hampir segera menyantap hidangan buka puasa gara-gara bunyi suling palesu. Nah lho!
Sekadar informasi, di sini, untuk mengetahui waktu tanda berbuka puasa kebanyakan ngikut bunyi suling yang dibunyikan kilang Pertamina UP V yang membahana hampir diseluruh penjuru kota. Jadi, bukan adzan maghrib karena pasti kedahuluan bunyi suling.
Terus, apa bener kabut asap atau barangkali itu mendung? Bukan, itu bukan mendung, karena bola matahari terlihat merah dan cahayanya terhalang-halangi secara samar. Saat saya tulis posting ini saja, suasana kota masih diselimuti kabut asap, seperti mau hujan tapi nggak hujan.
Saya nggak ngerti dan hanya bisa kesal melihat kondisi lingkungan seperti ini, di berbagai media memberitakan bahwa usaha untuk melakukan pemadaman di sejumlah titik api sepertinya kurang signifikan.
*hmm ... tarik napas dan garuk kepala*
Wah boleh nih artikelnya saya pakai untuk bahan tugas, Terima kasih ya!
BalasHapusSekalian bagi-bagi ilmu sama teman2 semua.. Jadikan kegiatan ngabuburitmu berfaedah dan bisa bikin kaya loh..
ngabuburit yang berfaedah
Bisa di baca juga artikelnya https://www.andisyam.web.id/2019/07/ciri-kriteria-pinjaman-kta-yang-aman-terpercaya.html
BalasHapus