Senin, Oktober 30, 2006
Antara Ubuntu, Windows, dan Mac OS
Saya lagi demen Mac OSX yang bisa jalan di Intel, memang OS ini lagi menarik minat untuk dicoba, saya suka sekali desainnya. Tapi sayang, saya sulit cari OS ini dalam bentuk CD atau DVD, ada nggak ya yang bisa nunjukin dimana saya bisa memperolehnya?
Ok dech, untuk sementara sekedar pelampiasan daripada nggak dapet, Ubuntu Dapper Drake udah kepoles mirip Mac OS, saking kesengsemnya dengan Dapper Drake nggak ada niatan untuk ganti Ubuntu 6.10 yang barusan dirilis kemarin. Abis males ngoprek lagi nah, udah keseringan 'apt-get'. Lagian kan Long Term Support (LTS) 3 tahun, masih lama banget lah ... :D
Trus, Wendaow juga di poles ala Mac OS, edan tenan, ternyata polesannya lumayan cespleng. Jadi, rasanya nggak ada bedanya dech pake' Ubuntu, Windows, Mac OS.
Weleh-weleh ...
Oh ya, untuk yang pengen coba di Wendaows, donwload FlyakiteOSX
Untuk Ubuntu, sudah banyak blog yang mengulasnya kok, googling saja.
Jumat, Oktober 27, 2006
SMS Lebaran dan Moto itu
Beberapa hari menjelang dan sesudah lebaran kemarin saya mendapat banyak SMS, baik dari kolega, rekan hingga kerabat yang jauh yang tak sempat untuk berkunjung. Adakalanya SMS tersebut sempat saya balas sebagai bentuk penghargaan atas perhatian yang diberikan kepada saya, namun sepertinya masih ada yang luput yang saya tidak tahu, yang jelas bukan atas kesengajaan. Kadang, seseorang mengirimkan lebih dari sekali SMS dengan content yang sama kepada saya, yang saya sendiri pernah melakukannya karena saya lupa apakah yang bersangkutan sudah atau belum dikirimi SMS.
Saya sendiri membalas dan mengirimkan SMS tepat pada hari pertama lebaran, selasa, 24/10/2006, dan jelas sekali ini berarti saya memilih mengikuti hasil itsbat pemerintah, jadi bagi yang mengirim SMS jauh hari sebelumnya akan agak lama mendapat balasan dari saya, apalagi itupun baru sempat siang harinya, soalnya sungkeman ke pinisepuh dan kerabat dekat dulu, sorry ya ... he ... he ...
Eniwei, dalam rangkaian pelaksanaan sholat ied biasanya dilanjutkan dengan mendengarkan kotbah dari sang imam, yang juga biasanya selalu disisipi sambutan walikota yang selalu terkesan formal, kaku, dan bikin nggak sabaran pingin cepet pulang santap ketupat. Nah, pada saat pembacaan sambutan ini ada sesuatu yang menarik yang sedikit membuat saya terkekeh memperhatikan.
Menarik? Apanya? Iya, gaya penyampaian Pak Kyai dalam mengolah kata dan kalimat formal itu menjadi pusat perhatian. Salah satunya terdapat kalimat moto pasangan walikota dan wawali saat pilkada beberapa bulan lalu yaitu: “Kami melayani, bukan dilayani!” yang dibaca berulang 3x dengan nada tegas dan tinggi. Lho kok? Menurut pengamatan saya sich, kalimat ini hanya ada sekali pada naskah sambutan itu, ini dibuktikan ketika saya melihat Pak Kyai membaca kalimat tersebut pertama kalinya, pandangan matanya tertuju ke naskah, namun untuk kalimat yang sama berikutnya dan berikutnya lagi, pandangan mata meyakinkan tertuju pada seluruh jamaah sholat ied. Bukannya apa, pernah terlintas nggak, seandainya moto itu masuk menjadi bagian rangkaian kalimat yang ada pada SMS lebaran, misalnya seperti ini
Saya sendiri membalas dan mengirimkan SMS tepat pada hari pertama lebaran, selasa, 24/10/2006, dan jelas sekali ini berarti saya memilih mengikuti hasil itsbat pemerintah, jadi bagi yang mengirim SMS jauh hari sebelumnya akan agak lama mendapat balasan dari saya, apalagi itupun baru sempat siang harinya, soalnya sungkeman ke pinisepuh dan kerabat dekat dulu, sorry ya ... he ... he ...
Eniwei, dalam rangkaian pelaksanaan sholat ied biasanya dilanjutkan dengan mendengarkan kotbah dari sang imam, yang juga biasanya selalu disisipi sambutan walikota yang selalu terkesan formal, kaku, dan bikin nggak sabaran pingin cepet pulang santap ketupat. Nah, pada saat pembacaan sambutan ini ada sesuatu yang menarik yang sedikit membuat saya terkekeh memperhatikan.
Menarik? Apanya? Iya, gaya penyampaian Pak Kyai dalam mengolah kata dan kalimat formal itu menjadi pusat perhatian. Salah satunya terdapat kalimat moto pasangan walikota dan wawali saat pilkada beberapa bulan lalu yaitu: “Kami melayani, bukan dilayani!” yang dibaca berulang 3x dengan nada tegas dan tinggi. Lho kok? Menurut pengamatan saya sich, kalimat ini hanya ada sekali pada naskah sambutan itu, ini dibuktikan ketika saya melihat Pak Kyai membaca kalimat tersebut pertama kalinya, pandangan matanya tertuju ke naskah, namun untuk kalimat yang sama berikutnya dan berikutnya lagi, pandangan mata meyakinkan tertuju pada seluruh jamaah sholat ied. Bukannya apa, pernah terlintas nggak, seandainya moto itu masuk menjadi bagian rangkaian kalimat yang ada pada SMS lebaran, misalnya seperti ini
Harta paling berharga adalah sabar, teman paling setia adalah amal, ibadah paling indah adalah ikhlas, identitas paling tinggi adalah iman, pekerjaan paling berat adalah memaafkan, pemimpin mulia adalah melayani dan bukan dilayani, selamat hari raya idul fitri 1427H, maafin ye ...Wew!
Minggu, Oktober 22, 2006
Menunggu Lebaran
Apa yang Anda lakukan untuk menunggu Lebaran?
Tahun ini, saya nggak mudik ke Surabaya dimana kedua orang tua berada, karena rencananya justru orang tua bulan depan mau ke rumah nengok cucu. Jadi, nyiapin acara lebaran di rumah saja, ngecat rumah, bikin kue, shoping, ngisi bak air, ndudut kompor mertua, ngepel lantai, belanja dapur, gosok pakaian, cuci pakaian, cuci popok, cuci motor, nina bobokin si kecil, dan yang satu ini: habisin pulsa masa promosi StarOne yang tinggal 1 hari lagi habis buat Internet, nggak tahu ya kok pas lebaran :)
Trus, kira-kira lebaran jatuh tanggal berapa?
Iya nih, ini yang ditunggu, kapan ya? entar malam ada pengumuman itsbat, tunggu saja.
Tahun ini, saya nggak mudik ke Surabaya dimana kedua orang tua berada, karena rencananya justru orang tua bulan depan mau ke rumah nengok cucu. Jadi, nyiapin acara lebaran di rumah saja, ngecat rumah, bikin kue, shoping, ngisi bak air, ndudut kompor mertua, ngepel lantai, belanja dapur, gosok pakaian, cuci pakaian, cuci popok, cuci motor, nina bobokin si kecil, dan yang satu ini: habisin pulsa masa promosi StarOne yang tinggal 1 hari lagi habis buat Internet, nggak tahu ya kok pas lebaran :)
Trus, kira-kira lebaran jatuh tanggal berapa?
Iya nih, ini yang ditunggu, kapan ya? entar malam ada pengumuman itsbat, tunggu saja.
Sabtu, Oktober 21, 2006
Rabu, Oktober 18, 2006
Kamis, Oktober 12, 2006
Workshop Ramadhan
Siang ini, saya barusan menyelesaikan Workshop Ramadhan di lingkungan Yayasan Airlangga Balikpapan. Pesertanya, semua guru-guru yang masih belum mengenal aplikasi komputer. Pelaksanaannya sebenarnya sudah mulai hari senin kemarin hingga jumat besok atau 5 hari, materinya padat banget. Untuk materi yang saya bawakan adalah database, menggunakan M$ Access, sayang waktunya hanya kurang lebih 3 jam, sehingga target materi yang hendak dicapai sangat jauh dari rencana. Jangan ditanya, kenapa kok pake software M$, bukan opensource atau free software? Ah, saya nggak tahu dech, saya hanya manut panitianya saja kok :D
Yang lebih dibuat berbeda adalah yang saya hadapi ini guru-guru, usianya banyak yang diatas saya, dan ini membutuhkan penanganan dan kesabaran yang ekstra dibanding ketika harus berhadapan dengan mahasiswa atau siswa. Saya sendiri berusaha menghilangkan gaya menggurui yang biasa saya terapkan pada saat perkuliahan, namun kadang saya merasa kikuk seolah-olah seperti melakukan gaya seorang "guru" yang menjelaskan kepada muridnya, namun syukurlah, saya banyak dibantu assisten yang ternyata sudah siap membantu disana, Mbak Syafrida dan Mbak Satya.
Seperti perkiraan saya sebelumnya, materi database ini tidak cukup diselesaikan dalam hitungan 3 jam ini saja, dan ternyata memang benar, dengan alasan materi yang saya sampaikan katanya terlalu dalam dan penjelasannya sangat cepat. Padahal maksud saya sich ingin tepat sesuai target materi yang diberikan. Olala ... akhirnya sampai juga.
Namun begitu, saya masih mempersilahkan pada Ibu Bapak Guru yang masih kesulitan dan ingin bertanya seputar materi workshop, selain bisa langsung di Kampus juga bisa via email ke subura[at]gmail.com
Rabu, Oktober 11, 2006
Oh ... Situs Balikpapan ... (2)
Selasa, Oktober 10, 2006
Oh ... Situs Balikpapan ...
Sudah beberapa kali situs balikpapan.go.id terkena hack, mungkin sudah ratusan kali. Biasanya, situs ini hanya kena deface saja. Dan menurut pantauan saya, para hacker berasal dari luar Balikpapan maupun dalam kota.
Saya sendiri, pun pernah memberi tahu pak admin yang kebetulan saya mengenalnya baik, bahwa ada sesuatu yang kritis pada situs CMS itu. Namun seperti biasa, admin hanya berterima kasih dan menerima saja masukan tanpa ada tindakan yang berarti.
Kesan saya sebagai warga kota melihat aktifitas situs ini sebenarnya sangat menarik karena dinamis dan cukup ramai, sangat berbeda dengan situs-situs pemerintahan lainnya yang hanya tampil cantik tapi garing informasi dan forum yang mati. Bahkan, kebanyakan guestbook situs pemerintahan selalu dipenuhi oleh sampah-sampah basi yang sangat menyebalkan.
Apabila diperhatikan dengan seksama, dengan dinamisasi situs terlihat masyarakat kota Balikpapan kini telah berusaha untuk melek Internet dengan baik, media Internet menjadi salah satu media paling tepat untuk menyalurkan segala uneg-uneg yang tersumbat. Media cetak lokal yang biasanya sangat kritis, sedikit tampaknya bergeser ke arah birokrasi dan ini juga nampaknya dibaca masyarakat.
Ah, saya jadi ngelantur nih, bicara soal situs, eh, ke politik ..., nggak ah!
Senin, Oktober 09, 2006
Ngabuburit bareng kabut asap
Setelah membaca tulisan Priyadi ini, saya jadi berkeinginan untuk mengungkit sedikit tentang kekesalan saya akibat kabut asap yang cukup mengganggu. Pasalnya, di Balikpapan ini hampir tiap hari pada saat ngabuburit hampir selalu tertipu dengan suasana alam, gelap duluan 1/2 jam lebih cepat sebelum maghrib. Akibatnya, seperti yang akan diperkirakan sebelumnya, saya hampir-hampir segera menyantap hidangan buka puasa gara-gara bunyi suling palesu. Nah lho!
Sekadar informasi, di sini, untuk mengetahui waktu tanda berbuka puasa kebanyakan ngikut bunyi suling yang dibunyikan kilang Pertamina UP V yang membahana hampir diseluruh penjuru kota. Jadi, bukan adzan maghrib karena pasti kedahuluan bunyi suling.
Terus, apa bener kabut asap atau barangkali itu mendung? Bukan, itu bukan mendung, karena bola matahari terlihat merah dan cahayanya terhalang-halangi secara samar. Saat saya tulis posting ini saja, suasana kota masih diselimuti kabut asap, seperti mau hujan tapi nggak hujan.
Saya nggak ngerti dan hanya bisa kesal melihat kondisi lingkungan seperti ini, di berbagai media memberitakan bahwa usaha untuk melakukan pemadaman di sejumlah titik api sepertinya kurang signifikan.
*hmm ... tarik napas dan garuk kepala*
Sekadar informasi, di sini, untuk mengetahui waktu tanda berbuka puasa kebanyakan ngikut bunyi suling yang dibunyikan kilang Pertamina UP V yang membahana hampir diseluruh penjuru kota. Jadi, bukan adzan maghrib karena pasti kedahuluan bunyi suling.
Terus, apa bener kabut asap atau barangkali itu mendung? Bukan, itu bukan mendung, karena bola matahari terlihat merah dan cahayanya terhalang-halangi secara samar. Saat saya tulis posting ini saja, suasana kota masih diselimuti kabut asap, seperti mau hujan tapi nggak hujan.
Saya nggak ngerti dan hanya bisa kesal melihat kondisi lingkungan seperti ini, di berbagai media memberitakan bahwa usaha untuk melakukan pemadaman di sejumlah titik api sepertinya kurang signifikan.
*hmm ... tarik napas dan garuk kepala*
Minggu, Oktober 08, 2006
Masalah untuk Masalah
Malam setelah sholat terawih, saya mendapatkan sms dari rekan sejawat yang mengabarkan kerisauannya akan ulah saya menolak mempercayai seseorang yang mengajak saya untuk bekerjasama, boleh dikatakan bisnis kecil yang nggak memberi keuntungan. Rekan saya merasa tertekan karena penolakan saya dianggap merugikannya yang dapat menyebabkan masalah besar baginya. Lho kok? Memang masalah besar apa?
Ceritanya, beberapa tahun yang lalu, seseorang yang memiliki kekhususan dengan owner pernah mengajak kerjasama dengan saya, bisnis kecil, dan yang bersangkutan menjadi perantara atau pihak ketiga yang mempertemukan saya sebagai pihak pertama dengan pihak kedua yang tidak saya kenal sebelumnya. Azas perjanjiannya hanya berupa kepercayaan terhadap pihak ketiga, dimana saya mempercayai yang bersangkutan karena kekhususan dengan owner tadi. Namun, ditengah perjalanannya pihak kedua mengalami masalah sehingga sejumlah uang yang telah saya gunakan tidak jelas. Disisi lain, uang tersebut bukan milik saya yang memang dipercayakan dan digunakan untuk kepentingan tersebut, dan tentu harus saya pertanggungjawabkan. Masalah semakin lebar, pihak ketiga tidak mau bertanggung jawab bahkan terkesan nggak mau tahu dengan kesulitan saya dan pihak kedua. Hingga akhirnya atas saran teman, saya menempuh jalur hukum dengan bantuan pihak berwajib agar uang tersebut dapat terselamatkan atau perjanjian tersebut dipenuhi. Karena tidak ada landasan hukum yang kuat, akhirnya diselesaikan secara kekeluargaan, dengan syarat pihak kedua harus menyelesaikan perjanjian dengan baik, hingga akhirnya perjanjian itu terpenuhi walaupun dalam kurun waktu yang lama, tanpa melibatkan pihak ketiga tadi, dan hasilnya pun sangat tidak memuaskan. Kapok dech.
Dari sini, wajar apabila saya diajak kembali dengan yang bersangkutan untuk bekerjasama dan saya sulit mempercayainya, boleh dikatakan saya nggak mau berbisnis dengannya lagi, sekecil apapun bisnis itu.
Lalu, masalah besar apa yang dikhawatirkan rekan sejawat tadi? Sepertinya, itu masalah untuk masalah baru saja :)
Ceritanya, beberapa tahun yang lalu, seseorang yang memiliki kekhususan dengan owner pernah mengajak kerjasama dengan saya, bisnis kecil, dan yang bersangkutan menjadi perantara atau pihak ketiga yang mempertemukan saya sebagai pihak pertama dengan pihak kedua yang tidak saya kenal sebelumnya. Azas perjanjiannya hanya berupa kepercayaan terhadap pihak ketiga, dimana saya mempercayai yang bersangkutan karena kekhususan dengan owner tadi. Namun, ditengah perjalanannya pihak kedua mengalami masalah sehingga sejumlah uang yang telah saya gunakan tidak jelas. Disisi lain, uang tersebut bukan milik saya yang memang dipercayakan dan digunakan untuk kepentingan tersebut, dan tentu harus saya pertanggungjawabkan. Masalah semakin lebar, pihak ketiga tidak mau bertanggung jawab bahkan terkesan nggak mau tahu dengan kesulitan saya dan pihak kedua. Hingga akhirnya atas saran teman, saya menempuh jalur hukum dengan bantuan pihak berwajib agar uang tersebut dapat terselamatkan atau perjanjian tersebut dipenuhi. Karena tidak ada landasan hukum yang kuat, akhirnya diselesaikan secara kekeluargaan, dengan syarat pihak kedua harus menyelesaikan perjanjian dengan baik, hingga akhirnya perjanjian itu terpenuhi walaupun dalam kurun waktu yang lama, tanpa melibatkan pihak ketiga tadi, dan hasilnya pun sangat tidak memuaskan. Kapok dech.
Dari sini, wajar apabila saya diajak kembali dengan yang bersangkutan untuk bekerjasama dan saya sulit mempercayainya, boleh dikatakan saya nggak mau berbisnis dengannya lagi, sekecil apapun bisnis itu.
Lalu, masalah besar apa yang dikhawatirkan rekan sejawat tadi? Sepertinya, itu masalah untuk masalah baru saja :)
Jumat, Oktober 06, 2006
Kuliah oh kuliah
Entahlah, pagi hari ini saya mau masuk kelas kok nggak ada mahasiswa, ternyata pada pulangan semua, malah ada yang jagongan di tempat parkir. Memang sich, dalam kontrak perkuliahan yang saya tawarkan awal kuliah beberapa waktu lalu menyepakati jika saya terlambat 20 menit boleh ditinggal. Dan kesepakatan itu tetap saya pegang, namun jika tetap menunggu dan ingin melanjutkan perkuliahan maka saya juga akan sangat menghargainya dan dengan senang hati untuk menunaikan kewajiban saya seperti pada kelas-kelas yang lain, sangat berbeda dengan kelas pagi ini.
Jujur saja, saya sendiri agak sulit mengatur waktu untuk selalu tepat dan pas, ada saja halangan yang menyebabkan demikian. Inilah tantangannya yang juga sulit saya pecahkan :)
Kebanyakan kelas pagi menggunakan aturan yang sudah menjadi kebijakan institusi, yaitu sistem blok. Dengan sistem ini, perkuliahan dipadatkan sehingga dalam satu minggu untuk matakuliah yang berbobot 2 sks yang biasanya 1 kali tatap muka, kini menjadi 2 kali tatap muka dengan jumlah keseluruhan normal dalam satu semester sebanyak 14 hingga 16 tatap muka. Efektifitasnya? Saya belum tahu karena belum mempelajari hal ini, maklumlah, nggak sempat :)
Mungkin itu adalah awal dari sebuah ide, barangkali bisa dibuatkan penelitian, hmmm ... seep!
Kembali lagi pada kelas pagi ini (TI4A), saya sudah mengumumkan pada beberapa kelas dengan mata kuliah yang saya asuh, bahwa mulai minggu depan saya liburkan dan dilanjutkan kembali setelah lebaran sehabis cuti bersama sesuai kalender akademik. Untuk itu, kelas ini akan saya mintakan untuk mendapat waktu tambahan mengejar ketinggalan, ya tentunya setelah lebaran nanti. Insya Allah.
Jujur saja, saya sendiri agak sulit mengatur waktu untuk selalu tepat dan pas, ada saja halangan yang menyebabkan demikian. Inilah tantangannya yang juga sulit saya pecahkan :)
Kebanyakan kelas pagi menggunakan aturan yang sudah menjadi kebijakan institusi, yaitu sistem blok. Dengan sistem ini, perkuliahan dipadatkan sehingga dalam satu minggu untuk matakuliah yang berbobot 2 sks yang biasanya 1 kali tatap muka, kini menjadi 2 kali tatap muka dengan jumlah keseluruhan normal dalam satu semester sebanyak 14 hingga 16 tatap muka. Efektifitasnya? Saya belum tahu karena belum mempelajari hal ini, maklumlah, nggak sempat :)
Mungkin itu adalah awal dari sebuah ide, barangkali bisa dibuatkan penelitian, hmmm ... seep!
Kembali lagi pada kelas pagi ini (TI4A), saya sudah mengumumkan pada beberapa kelas dengan mata kuliah yang saya asuh, bahwa mulai minggu depan saya liburkan dan dilanjutkan kembali setelah lebaran sehabis cuti bersama sesuai kalender akademik. Untuk itu, kelas ini akan saya mintakan untuk mendapat waktu tambahan mengejar ketinggalan, ya tentunya setelah lebaran nanti. Insya Allah.
Senin, Oktober 02, 2006
Rencana Kerja
Hari ini, saya mendapat copy carbon dari pimpinan yang meminta saya (dan rekan yang lain) untuk membuat rencana kerja yang terstruktur, agar dapat dipantau dan dievaluasi secara private. Apakah ini juga berkaitan dengan presensi sidik jari itu? Saya tidak tahu persis, yang jelas harus segera dirilis dan disampaikan secepatnya.
Hmmm ... rehat ngeblog.
Hmmm ... rehat ngeblog.
Langganan:
Postingan (Atom)