Senin, Desember 24, 2007
The Child Sexual Abuse
Rabu, Desember 12, 2007
Belajar Basis Data dengan MySQL, Bebaskan!
Salah satu kesulitan ketika menggunakan MySQL adalah berupa Text Console, jadi harus paham dan hapal sintaks SQL dan aturan mainnya, selalu ingat nama-nama tabel atau kolom hingga tipe datanya, dan banyak lagi yang cukup menyulitkan bukan? Ketika sudah terbiasa menggunakan aplikasi yang berada di lingkungan Windows, yang selalu dimanjakan dengan GUI yang memudahkan, maka MySQL Front adalah GUI front-end yang sangat membantu mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut. Selain itu ada beberapa aplikasi serupa seperti MySQL Yog, HeidiSQL, atau mungkin sudah merasa cukup menggunakan phpMyAdmin yang berbasis web dan cross-platform, tentu masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Aplikasi ini kebanyakan bersifat gratis untuk versi GPLnya.
Sedang di Linux, kebebasan terletak pada penggunanya, kecuali phpMyAdmin, aplikasi-aplikasi di atas tidak cukup mudah ditemukan, karena pengembangnya tidak menyediakan. Tapi bagi user pemula, padanan aplikasi di Linux sangat banyak, di antaranya saya memilih MySQL Query Browser dan MySQL Administrator yang saling melengkapi, keduanya telah ada pada repository Ubuntu 7.10. So, saya merekomendasikan untuk digunakan bagi para pengajar basis data dalam mendukung proses kegiatan belajar mengajarnya. Segera ubah gaya belajar menjadi lebih bebas, kick illegal software!
Kamis, Desember 06, 2007
Bijaklah Mengirimkan Pesan di Milis
* sabar... *
Menghilangkan Proteksi pada Excel dengan OpenOffice Calc
Sebenarnya sudah agak basi bila hal ini saya tulis dan mungkin sudah banyak yang mengulasnya, kendati demikian masih ada saja orang yang bingung membuka dokumen spreadsheetnya dengan Excel akibat lupa password proteksinya. Entah itu berupa cell atau beberapa cell terproteksi, atau worksheet hingga keseluruhan dokumen terproteksi. Rasanya, tidak ada gunanya memproteksi dokumen spreadsheet pada Excel, karena diproteksi bagaimanapun rasanya mudah sekali membukanya, bahkan tanpa perlu mengetahui passwordnya, tanpa perlu password-cracker yang tidak jelas asalnya dan sering disusupi spyware, malware bahkan virus.
Lalu? Bagaimana cara yang paling aman, paling mudah, tak bermasalah, legal sekaligus gratis? Gunakan saja OpenOffice.org Calc, walaupun tidak selalu tidak bermasalah, tapi setidaknya lebih baik menurut saya. ;-)
Jumat, November 30, 2007
Nggak Puas dengan Hasil Foto, Gunakan saja Gimp!
Beberapa hari yang lalu, saya menyanggupi jalan-jalan bersama anak-anak dan istri yang lebaran lalu tidak sempat ke kampung neneknya di Surabaya, setelah itu dilanjutkan ke Yogyakarta menemani saya, ya ... buat pengalaman untuk anak-anak menjadi si bolang he he he ...
Biasanya, acara foto-foto menjadi bagian yang membuat acara jadi lebih menarik selain sebagai kenang-kenangan. Nah, hasilnya setelah dilihat-lihat, kok ada saja foto-foto yang dirasa masih kurang pas, seperti pada dua kali memotret di Candi Prambanan ini. Gambar pertama, saya memegang payung sewaan, pakai topi sehingga menutupi wajah, lalu aksi anak-anak tidak fokus pada kamera, hmm ... kurang sip dech.
Akhirnya memotret lagi, eh ... begitu siap, payung yang awalnya saya sembunyikan ternyata nggelundung diterpa angin, akibatnya anak-anak melihat ulah payung nggelundung itu, duh ... mau memotret lagi? Wah, sudah nggak sempat, karena banyak orang lewat.
Satu-satunya cara adalah memaksa 'saya' mengalah untuk berpindah posisi, dan membuang payung dengan bantuan tools gratis dari Gimp, dengan sedikit menaikkan saturasinya dan menurunkan pencahayaannya agar tidak terlalu terang. Walaupun anak-anak terlihat sibuk sendiri, tapi hasilnya cukup puaslah ... ;-)
Minggu, November 11, 2007
SongBird, It's My Favorite Sound and Audio Application
If you often hearing music from your computer, I recommend you to installing SongBird media player, it's running on operating system multiplatform, so just on my Ubuntu Gutsy Gibbon. SongBird is all of sound and audio application system like iTunes, it's beautiful and free software, I like it. So, you can enjoying with SongBird like me in my trip, playing “Kupu-kupu Malam” from Peterpan. SongBird never make me sad ... ;-)
Selasa, November 06, 2007
Perwakilan KPLI Balikpapan mengikuti Indonesia Linux Conference (ILC) 2007 di Yogyakarta
Beberapa hari ke depan, ILC 2007 atau pertemuan para aktivis Linux se-Indonesia tahun 2007 ini akan diadakan di Yogyakarta. Dua rekan saya dari KPLI Balikpapan, Wahyu Budi dan Rizqi Arijono, dijadwalkan akan menghadiri perhelatan akbar ini. Walaupun saya telah terdaftar baik sebagai anggota biasa di KPLI Balikpapan, dan telah mendaftarkan diri secara personal dan didaftarkan sebagai peserta ILC, apalagi jauh hari sudah standby di Yogyakarta, mungkin tidak bisa menghadiri dan menemani rekan-rekan yang sudah menyediakan waktu dan tenaga untuk hadir. Hal ini dikarenakan ada janji yang saya sendiri cukup sulit untuk menghindarinya.
Saya hanya bisa berpesan pada keduanya, agar event ini bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya sebagai modal untuk membangun komitmen awal, dalam memasyarakatkan GNU/Linux khususnya dan Open Source Software secara umum, serta penegakan HaKI dalam mendukung pembangunan kota Balikpapan untuk lebih percaya diri ... ;-)
Akhirnya, selamat berkonferensi!
Senin, November 05, 2007
Memasang Fusion Icon Tray pada Ubuntu Gutsy Gibbon
Saat saya pertama kali menginstalasi Gutsy Gibbon pada Acer Travelmate 2428, compiz fusion langsung aktif, namun Compiz Config Manager harus diinstall sendiri bila ingin mengatur konfigurasi Compiz Fusion agar berjalan sesuai yang diharapkan. Setelah Compiz Config Manager terinstall dan melakukan konfigurasi sana-sini, rasanya masih ada yang kurang, ini jelas terlihat apabila sedang menjalankan Netbeans IDE 5.5.1 yang mengalami blind, sehingga tampilan hanya berwarna putih kosong tanpa menu atau fungsi lainnya. Hal ini karena pengaruh Compiz yang ternyata tidak ramah dengan Netbeans. Maka satu-satunya cara adalah mengganti modus Compiz dengan Metacity, dengan mengetikkan pada Terminal:
- $ metacity --replace &&
Tentu saja Terminal harus dalam keadaan aktif bila menginginkan Metacity tetap bekerja, jadi masih kurang nyaman. Untuk itu agar modus Compiz maupun Metacity bisa dengan mudah dipilih, gunakan Fusion Icon Tray, yang tidak disertakan pada repository standard Gutsy Gibbon. Mudah-mudahan sudah tersedia lengkap pada masa yang akan datang.
Berikut tips instalasi Fusion Icon Tray:
- Install build essential, masukkan Live CD Gutsy Gibbon, ketik pada Terminal:
$ sudo apt-get install build-essential - Donwload fusion-icon di sini
- Extract ke direktori home/user/
- Ketik pada terminal:
$ cd /home/user/fusion-icon - Lakukan kompilasi dan installasi
$ make
$ sudo make install - Atur sessions agar fusion-icon selalu aktif setiap kali Startup, klik System > Preferences > Sessions, dan masukkan pada Command nilai fusion-icon.
- Reboot.
Selamat mencoba!
Dial-up Internet pada Ubuntu, N70 dan Telkomsel Flash atau 3G
Berikut tips menggunakan KPPP, dengan catatan Ubuntu telah terinstall KPPP:
- Hubungkan usb kabel data N70 dengan komputer, periksa apakah device sudah dikenali atau belum, ketik Terminal:
$ dmesg | tail
...
[ 2395.704000] cdc_acm 1-1:1.8: ttyACM0: USB ACM device
... - Buka konfigurasi KPPP, pilih tab Modem, pilih New, dan set Device dengan nilai Modem device seperti point 1 di atas:
- Kemudian masuk ke tab Account, pilih New, Create New Account, pilih tombol Manual Setup, dan pilih tab Dial, masukkan nilai seperti berikut:
- Lakukan uji coba koneksi, buka aplikasi KPPP, pilih Connect to flash, Login ID: wap, Password: wap123, lalu kilik Connect, voila!
Sedangkan bila menggunakan wvdial, langkahnya sebagai berikut:
- Hubungkan usb kabel data N70 dengan komputer, periksa seperti apakah device sudah dikenali atau belum, ketik pada Terminal:
$ dmesg | tail
...
[ 2395.704000] cdc_acm 1-1:1.8: ttyACM0: USB ACM device
... - Edit konfigurasi wvdial.conf menggunakan text editor, ketik:
$ sudo nano /etc/wvdial.conf - Masukkan paramater sebagai berikut:
Init1 = ATZ
Init2 = ATQ0 V1 E1 S0=0 &C1 &D2 +FCLASS=0
Init3 = AT+CGDCONT=1,"IP","flash"
Modem Type = USB Modem
Baud = 460800
New PPPD = yes
Modem = /dev/ttyACM0
ISDN = 0
Phone = *99#
Password = ''
Username = ''
Stupid Mode = 1 - Simpan, dan lakukan uji coba koneksi Internet dengan mengetikkan:
$ wvdial
Kemudian enter, tunggu proses koneksi. Voila!
Selamat mencoba!
Selasa, Oktober 30, 2007
Tanda-tanda Trafficking di Balikpapan kah?
Tentu saja apabila kedua orang tua yang tidak mampu ini menjadi kalut begitu setelah mengetahui biayanya yang tinggi, karena bisa saja posisinya yang terdesak dan pikiran rupeg. Yang terjadi justru, mengapa pihak rumah sakit tidak memberikan alternatif misalnya memberi waktu untuk melunasi, agar si ayah bisa mengumpulkan biaya yang diperlukan, atau menunjukkan orang tua si bayi untuk menggunakan askes, jamkesda, jamsostek atau apalah namanya, anehnya, malahan diberikan orang lain? Adakah ini tanda-tanda trafficking yang dilakukan oknum rumah sakit persalinan di Balikpapan?
[Update] 11/11/2007
Kini ada kabar gembira dari pemkot Balikpapan untuk mengatasi kesulitan biaya persalinan, seperti diberitakan di Tribun Kaltim ini, semoga membantu.
Sabtu, Oktober 20, 2007
Download Gutsy Gibbon dengan TelkomselFlash
Tepat rilis Ubuntu 7.10 Gutsy Gibbon, 18/10/2007, saya mengunduh .iso yang tersedia menggunakan TelkomselFlash, kartuHalo dan N70-1 sebagai modem plus kabel data. Mencoba FOSS-ID maupun si kambing sangat tanggung, karena waktu itu mungkin banyak yang berebut jalur pipa, setelah coba-coba akhirnya pilih server mirror dari Jepun. Untuk ukuran .iso 700Mb butuh waktu 8 – 10 jam, dengan rerata perpindahan berkas antara 14 kBps – 45 kBps, kurang dari itu harus berhenti agar hemat waktu dan biaya dan dilanjutkan lain waktu (Resume).
Selama proses unduh bisa juga merambah yang lain atau mengunduh program kecil. Karena saya berlangganan 40 jam sebulan dengan biaya Rp 100.000, maka biaya perjamnya adalah Rp 2.500,-. Dengan demikian, untuk 10 jam proses unduh terkena biaya Rp 25.000,- saja dengan syarat masih masa promosi ... :P
Sekarang tinggal “gojekan” bareng Gutsy Gibbon, jangan nakal ya ...
Rabu, Oktober 17, 2007
Kemana Libur Lebaran?
Libur lebaran kali ini saya ada beberapa rencana bersama anak-anak dan istri, tujuan pertama adalah lebaran di Surabaya di rumah nenek, sekaligus silaturohmi ke kerabat dan mutar-muter sekitar Surabaya, diantaranya Masjid Agung al Akbar, Kebun Binatang Wonokromo dan Waterpark Ciputra. Di Surabaya sudah saya persiapkan tempat tinggal sebagian rumah nenek yang belum ditempati, yang saya perbaiki dan bersihkan beberapa minggu sebelumnya. Setelah itu dilanjutkan ke Yogyakarta, dengan beberapa tujuan seperti Malioboro, Candi Prambanan dan Candi Borobudur. Di Yogyakarta rencananya tinggal di kontrakan saya hingga beberapa minggu lamanya, sekaligus menemani saya agar tidak kesepian ... hehehe ...
Tapi sayang sekali, kali ini rencana tinggal rencana, karena rencana yang saya perkirakan cukup memakan biaya ekstra ini diluar perkiraan. Setelah menimbang berbagai kemungkinan, akhirnya saya putuskan untuk tidak mencari biaya tambahan pasca lebaran yang bisa menjadi beban, mengingat masih banyak kebutuhan seperti untuk keperluan kuliah yang lebih diutamakan. Saya harus mengalah, saya harus pulang ke Balikpapan menjelang lebaran kemarin. Beruntunglah saya tidak kesulitan mendapatkan tiket pesawat dari Yogyakarta ke Balikpapan, dengan harga yang relatif terjangkau untuk peak season lebaran kali ini.
Setelah usai berkunjung ke kerabat dan para sesepuh pada hari raya lebaran kemarin, sebagai gantinya saya berencana mengajak anak-anak ke berbagai tempat wisata di seputar Balikpapan saja, tapi bingung kemana ya? Ada beberapa pilihan seperti Waterpark Balikpapan Regency, pantai Manggar, atau cukup ke kolam renang Wisma Patra yang gratis itu. Lho kok gratis? Iya, biasanya saya masuk begitu saja melewati penjaga dan tidak ditarik tiket, asyik kan hehehe ... Dont try this at home!
Hmmm... jadi acaranya berenang, saya pilih berenang karena anak-anak sukanya bermain air, dan pastinya seru banget. Ya, akhirnya saya pilih Waterpark Balikpapan Regency, sesekali kesana walaupun biayanya relatif mahal, 30 ribu untuk hari biasa, 40 ribu untuk hari sabtu dan minggu. Dari 5 orang yang terdiri atas saya, istri, 2 anak, dan 1 keponakan, saya hanya membayar 90 ribu untuk 3 orang, 2 anak saya ternyata gratis! Asyik!
Senin, Oktober 15, 2007
Selamat Lebaran 1428 H
Sedoyo lepat nyuwun pangapunten... ;-)
Selamat Lebaran 1428 H.
Mohon maaf lahir dan batin.
suburanugerah sekeluarga.
Jumat, September 28, 2007
Pengalaman dengan Starone
Atas dasar itu dan posisi saya yang berada di Yogyakarta, dengan nada geram saya menulis klaim melalui email ke bagian support@mystarone.com. Tak lupa juga saya tambahkan "ancaman" seperti dibawah ini:
Karena saya berada di Yogyakarta, saya tidak mau datang ke Indosat Balikpapan hanya sekedar mengurus beginian, cukup merugikan. Apabila dalam tempo 1x24 jam tidak ada tanggapan dari pihak Indosat, saya tidak akan membayar apapun kepada Starone Indosat dan tidak akan bertanggung jawab atas penggunaan nomor +62 542 xxxxxxx saat ini juga
Kurang dari 24 jam sudah mendapat balasan, serta verifikasi oleh mbak Fanny dan pembukaan blokir pada hari berikutnya, tanpa perlu repot mendatangi Gedung Kuning Indosat Balikpapan (sambil bawa golok misalnya).
Cukup jadi pengalaman berharga atas ketidaknyamanan suatu layanan.
Rabu, September 19, 2007
Menutup Paket Internet Starone dan Kesalahan Rekam Billing
Hari selasa lalu selagi mumpung berada di Balikpapan, saya berniat melunasi tagihan bulan Agustus langsung ke gedung kuning Indosat Balikpapan, sekaligus memastikan apakah benar permohonan saya menutup paket Internet sudah tercatat dengan benar ataukah jangan-jangan ada tagihan membumbung tinggi, maklumlah saya gelisah setelah membaca postingan Mas Romi ini. Dan ternyata benar, ketika saya hendak membayar di kasir, saya mendapatkan tagihan yang sangat mengagumkan semenjak mulai berlangganan, bayangkan, jumlah tagihan sebanding dengan tagihan selama 2 bulan. Saat itu saya hanya menyediakan uang sejumlah yang biasa ditagihkan setiap bulannya. Saya masih berpikir positif terhadap billing tagihan dan berniat segera melunasinya dengan menggunakan ATM Bank Muamalat. Aneh, biasanya ATM ini bisa digunakan pada mesin ATM BCA, ok dech, sekalian saya ingin periksa rekening korannya. Setelah Customer Service (CS) mencetaknya, terlihatlah kesalahan fatal itu, perubahan layanan berlaku efektif mulai tanggal 28/08, mestinya sesuai formulir tercatat tanggal 01/09. Ini berarti, apabila saya menggunakan layanan Internet mulai tanggal 28/08 akan terkena charge retail Rp 3,-/Kbyte. Dari sini sudah bisa ditebak, karena saya masih berpikir positif dan terus menggunakan layanan akses data Internet hingga sebelum tanggal 01/09, tentu jumlah tagihan jadi membengkak! Aboh tenan!
Jelas, perlahan suara saya mulai menaik ..., tapi syukurlah, saya membawa bukti formulir perubahan layanan itu. Sehingga CS memeriksa kembali rekening koran tersebut dan sejenak menunggu proses, akhirnya ... saya membayar dengan biaya normal. Tetapi jangan dikira saya lega, karena saya masih risau ... apakah kini saya benar-benar terlepas dari jerat layanan paket Internet yang katanya sudah diubah itu, ataukah masih ditagihkan nanti pada bulan berikutnya?
* Sembari melirik TelkomselFlash ... *
Rabu, Juli 18, 2007
LCD Projector adalah Infocus
Canda iseng (tidak ada maksud promosi):
LCD projector adalah Infocus.
Wireless LAN adalah Wavelan.
Pasta gigi adalah Odol.
Motor adalah Honda.
Sepeda gunung adalah Federal.
Mie adalah Indomie.
Telepon kabel adalah Telkom.
Listrik adalah PLN.
Minyak adalah Pertamina (nyaak..nyaak!)
Komputer adalah IBM-PC (dulu), sekarang PC saja.
Laptop adalah Asus (belum pasti, sih).
Program komputer adalah Linux (sekarang), dulunya Windows.
Linux adalah Ubuntu (sekarang), ke depannya BlankOn...hehehe.
Rus
Hahaha ...
Senin, Juli 16, 2007
Kelas Pertama masuk Taman Kanak-kanak
Hmm... ada beberapa hal yang patut dipersiapkan karena kegiatan di rumah kini mulai bertambah. Yang jelas, bangun lebih pagi selepas adzan subuh, setelah subuh nggak boleh main komputer lama-lama, minimal cek email sudah, apalagi keterusan tidur lagi. Siapin sarapan, bersih-bersih, mandiin si kecil, siapin pakaian yang mau dipakai si kecil, pampers, bikin air hangat, bikin susu, ayun-ayun nina bobok, waah ... makin seru saja nich ... hahaha ...
Susahnya Menilai secara Obyektif
Hasil presentasi materi ujian secara keseluruhan cukup bagus, walaupun ada yang copy-paste dengan kelompok lain, tapi jumlahnya sedikit. Ada program yang setengah jadi, bermasalah alias error, juga ada yang terlalu canggih, misalnya menggunakan banyak javascript atau bahkan xml, maklumlah, mereka asal mencomot dari berbagai sumber di Internet. Untuk materi yang copy-paste dan yang terlalu canggih, tak perlu repot-repot presentasi panjang lebar, saya langsung memberikan soal mudah yang harus dikerjakan dalam waktu 15 menit, hasilnya ada yang bisa, ada yang tidak bisa, dengan demikian saya mudah menilainya. Juga ada yang bukan hasil pekerjaannya sendiri alias dibuatkan, saya tak perlu panjang lebar menanyai macam-macam. Atau ada yang tidak pernah mendapatkan materi soal sebelumnya dari saya, tapi tiba-tiba datang dengan materi soal seenaknya sendiri, saya pun juga tidak ambil pusing an lebih ringkas menilainya. Nah, yang sulit itu adalah menilai mahasiswa yang “dekat” dengan saya, untuk menghidari tidak obyektif, saya mencoba untuk bertanya sesekali, apabila bisa menjawabnya, tentu saya menilai dengan baik, sebaliknya, saya akan menilai apa adanya bila tidak bisa menjawab pertanyaan.
Presentasi ini saya tujukan untuk mencoba melihat kemampuan individual mahasiwa secara obyektif, sehingga memiliki bobot nilai yang sangat bersar dibanding bobot tugas-tugas atau ujian harian lainnya,jadi pengaruhnya sangat besar terhadap kelulusan. Dari sini juga, akhirnya saya menemukan mahasiswa yang benar-benar mahir membuat program sendiri di luar kepala. Walaupun demikian, mungkin ada yang merasa mendapatkan nilai yang tidak sesuai dengan kemampuannya saat itu, nah, itu yang sangat sulit kira-kira dimana letak kesalahannya. Untuk meminimalkan kesalahan, saya memberikan beberapa pertanyaan yang memiliki bobot nilai, misalkan 4 pertanyaan dengan masing-masing pertanyaan memiliki bobot nilai 25. Setidaknya, hasil penilaian ini jauh lebih sportif dibanding dengan ujian tulis yang sering terlihat tidak murni hasil kerja kerasnya sendiri.
Senin, Juli 09, 2007
Blognya Pemkot Balikpapan
Secara tidak sengaja, saya barusan membuka komentar seseorang yang membawa taut ke balikpapan.go.id, ya... itulah situs resmi pemerintah kota Balikpapan. Tapi begitu situs terbuka, masya Allah! Benar-benar jadi blog! Wah wah wah, ada apa neeh ... Mungkin inilah satu-satunya weblog milik pemerintah di Indonesia, atau mungkin sudah ada kali ya? Mana coba...
Kamis, Juli 05, 2007
Mencari Format dan [sok] Sibuk
Soal rencana berikutnya, sementara ini masih fokus pada program lama yang mendesak diselesaikan seperti yang dijelaskan di atas. Setelah itu bila memungkinkan, pelan-pelan perubahan dijalankan secara bertahap. Nah, tahap-tahap inilah yang saya rencanakan dituangkan dalam rencana strategis ke depan, plus dengan target dan harapan.
Bagaimana, bisakah?
Rabu, Juli 04, 2007
Jadwal Nungguin Mahasiswa Presentasi Ujian
Sudah dech, pulang saja ... hari sudah mau larut malam, yang penting sudah laksanakan pekerjaan, jadi... tinggal lihat hasil akhirnya saja, lulus apa nggak lulus, nungguin terus, cape deeeh...
Listrik, masuk persoalan Bangsa?
Kamis, Juni 28, 2007
Balikpapan, Mimpi jadi Kota Maju
Listrik, seperti yang sudah saya tulis sebelumnya, PLN sering maunya menang sendiri, usaha keluarga kini tak berdaya akibat pemutusan sepihak tanpa pemberitahuan, padahal masih belum jatuh tempo, apa-apaan ini PLN, bukankah sudah banyak dan setiap hari sampah hujatan melayang di media massa hanya untuk PLN dan temannya, PDAM? Saya jadi kurang yakin dengan pencanangan Balikpapan Cyber City bisa terus berlanjut, lha wong ngurusi listrik saja tidak bisa kok ngurusi yang lain, mimpi kali yee ...
Kalau PDAM, saya sendiri sudah tidak ambil pusing dengannya, mau dibubarin sekalian toh sama saja, keberadaannya sama dengan ketiadaannya. Uhh... keluh.
Minggu, Juni 24, 2007
Beli Buku karena Murah
Minggu pagi saya baca harian lokal ada berita obral buku komputer murah di Gramedia, serba 10 ribu rupiah saja, tidak melihat tebal-tipisnya, hmm... penasaran jadinya. Saya lihat jam masih pukul 9 pagi, ah ... masih 1 jam lagi baru buka. Tapi entahlah, saya baru jalan pukul 5 sore, jadi begitu sampai di toko buku ... wah, sudah berantakan. Ok dech, saya putar-putar ... beuh ... nggak ada yang minat! Bukunya sich banyak banget ya, cuman itu buku tutorial banget, proprietary doang ... ah, coba dicari lagi, kira-kira buku apa ya yang saya minati. Ahhaa ... ! Blender, ya, ada panduan lengkap menggunakan Blender, tapi kok bukunya usang banget, mirip loakan samping stasiun Pasar Turi Surabaya! Setelah muter sekali lagi cari yang agak kinyis-kinyis, huh ... nggak ada, cuman satu biji. Oklah ... gapapa ini saja, eit ... ada Manajemen Proyek, ada Squid ... ambil saja. Tiga buku cuman 30 ribu rupiah.
Setelah agak tenang di rumah, sobek bungkus, baca, uuh ... 2 buku keluaran tahun 2001! Hanya Blender yang baru 3 tahun. Hmm ... usang banget, komputer mah ... teknologinya cepat berkembang, pantas murah.
Rabu, Juni 20, 2007
Jalan ke Mall tanpa Uang!
Sampai di mall, masuk parkir di depan toko bazaar masih biasa saja, tapi begitu masuk mall dan lihat ada flasdisk murah ... gosh! saya langsung sadar, tak ada sepeserpun uang! jangankan uang, dompet pun tak ada! waah ... gawat. Langsung saja saya kontak ponsel istri untuk nyusul ke mall, eh ... tak ada yang ngangkat, 13x miss call! Satu-satunya jalan saya harus ketemu abang RQ dan ... pinjam duit seribu perak buat ongkos pulang nantinya ... hiks. Kok cuma seribu? Iya, itu buat ongkos parkir saja. Tapi dasar apes, abang RQ belum nongol! Akhirnya ketemu akang Budi Stallman, abang RQ, dan mas Asfin. Konsentrasi relaks nongkrong sejenak pun buyar, tong pes kantong kempes ... jadi, waktu disodori pesan minum pun ... diam saja.
Tak lama kemudian akhirnya istri datang, tapi nggak gratis boo ... akhirnya yaa ... belanja sekalian dech ... jadi ingat waktu belum punya anak, hehehe ...
Kamis, Juni 14, 2007
Presentasi menggunakan Infokus dan Ubuntu
Untuk itu saya coba-coba mengedit xorg.conf yang ada di /etc/X11/xorg.conf
$ sudo gedit /etc/X11/xorg.conf
kemudian cari kode di bagian monitor
Section "Monitor"
Identifier "Generic Monitor"
Option "DPMS"
EndSection
tambahkan option berikut dibawahnya sehingga seperti berikut:
Section "Monitor"
Identifier "Generic Monitor"
Option "DPMS"
Option "Clone" "true"
Option "MonitorLayout" "CRT,LFP"
Option "DevicePresence" "yes"
EndSection
simpan dan show must go on!
Selasa, Juni 12, 2007
Kembali ke ... Kuliah dan Tugas Akhir
Untuk itu silahkan donwnload materi maupun tugas akhir di sini http://subura.stikom-bpp.ac.id
Adapun hasil ujian, bisa jadi akan saya upload juga di alamat tersebut.
Selamat belajar!
Senin, Juni 11, 2007
Menentukan Prioritas dan Target
Di antara pekerjaan dadakan tersebut sebenarnya berasal dari pekerjaan lama yang belum selesai yang membutuhkan support, namun support yang dibutuhkan saat itu baru muncul belakangan ini. Selain itu juga, muncul beberapa keinginan disela-sela menyelesaikan pekerjaan utama padahal pekerjaan dadakan belum selesai dan menunggu beberapa hal yang harus diselesaikan. Keinginan ini biasanya ditimbulkan akibat otak berjalan-jalan dalam menyelesaikan pekerjaan atau suatu masalah, ya ... ibarat jalan-jalan ke mall lalu melihat sesuatu yang menarik lalu muncul keinginan untuk mendapatkan sesuatu itu suatu saat, begitu jalan lagi dan melihat sesuatu yang menarik muncul keinginan lagi, dan seterusnya.
Untuk itu, agar penyelesaian masalah tidak melebar kemana-mana, sepertinya harus ada batasan dalam menyusun prioritas serta target pencapaian, agar goal yang diharapkan [mudah-mudahan] terwujud.
Well ... berikutnya menyusun apa-apa saja yang menjadi prioritas.
Selamat bekerja.
Sabtu, Juni 09, 2007
Linux Mint, Mengapa Kau Katrok?
Be cautious in your daily affairs.
subura@subura-bianca:~$ sudo su
Password:
Q: What do you call 15 blondes in a circle?
A: A dope ring.
Q: Why do blondes put their hair in ponytails?
A: To cover up the valve stem.
root@subura-bianca:/home/subura#
Nah, ada yang lebih panjaaang ... sekali
You are standing on my toes.
subura@subura-bianca:~$ sudo su
Password:
The Bulwer-Lytton fiction contest is held ever year at San Jose State
Univ. by Professor Scott Rice. It is held in memory of Edward George
Earle Bulwer-Lytton (1803-1873), a rather prolific and popular (in his
time) novelist. He is best known today for having written "The Last
Days of Pompeii."
Whenever Snoopy starts typing his novel from the top of his doghouse,
beginning "It was a dark and stormy night..." he is borrowing from Lord
Bulwer-Lytton. This was the line that opened his novel, "Paul Clifford,"
written in 1830. The full line reveals why it is so bad:
It was a dark and stormy night; the rain fell in torrents -- except
at occasional intervals, when it was checked by a violent gust of
wind which swept up the streets (for it is in London that our scene
lies), rattling along the housetops, and fiercely agitating the scanty
flame of the lamps that struggled against the darkness.
root@subura-bianca:/home/subura#
Naah ... katrok kan? Hahaha ...
Kamis, Mei 31, 2007
100% Bebas Asap Rokok
Kepada: pengelola tempat-tempat umum
Penelitian ilmiah tentang bahaya perokok pasif telah dilakukan selama lebih dari 20 tahun. Tidak ada keraguan bahwa merokok secara pasif sangat berbahaya bagi kesehatan manusia, menyebabkan kanker dan banyak penyakit pernafasan serta kardiovaskuler pada anak-anak serta orang dewasa, dan tidak jarang mempercepat kematian.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah berkesimpulan bahwa asap rokok, sekecil apapun jumlahnya, tetaplah berbahaya. Rekomendasi WHO tentang hal ini mengatakan bahwa satu-satunya cara untuk melindungi masyarakat dari bahaya asap rokok adalah dengan memberlakukan peraturan 100% bebas asap rokok bagi tempat-tempat umum.
Hak untuk mendapatkan udara bersih, bebas dari asap rokok adalah hak umat manusia.
Dengan demikian, kami meminta anda untuk melindungi kesehatan pegawai, pekerja dan masyarakat umum dengan cara menerapkan peraturan yang 100% melarang merokok di tempat-tempat umum. Kami percaya, langkah ini adalah langkah yang sangat penting untuk melindungi kesehatan kita dan anak-anak kita semua.
Tertanda,
suburanugerah
Selasa, Mei 29, 2007
Buruknya Listrik di Balikpapan
Hal yang mungkin membuat saya bisa menerima kenyataan buruknya kondisi perlistrikan di Balikpapan adalah dengan melihat saudara-saudara kita di daerah bencana, seperti Lumpur Lapindo, gempa bumi Yogyakarta, Tsunami di Aceh dan musibah besar lainnya yang lebih berat cobaannya. Namun, apakah kondisi listrik yang dikelola PLN di Balikpapan ini sama dan layak disandingkan dengan musibah besar tersebut?
Sabtu, Mei 19, 2007
Ubuntu Feisty Fawn yang Laris
Tepat seminggu yang lalu, CD Ubuntu dan Kubuntu Feisty Fawn masing-masing 3 buah pesanan saya telah datang. Tapi karena datang di kantor, langsung amblas bak kacang goreng, Pass On It! Saya sendiri yang pesan malahan kebagian 1 buah CD Ubuntu. Malamnya, karena penasaran pingin tahu kira-kira ada perubahan yang significant dari Edgy Eft, saya coba install dengan VMware Server. Ah ... ternyata masih biasa saja ya, tak jauh beda dengan sebelumnya, Dapper Drake maupun Edgy Eft.
Kemarin waktu di Surabaya, ada saudara yang juga pingin tahu, ah ... kini saya tak punya lagi CD Feisty Fawn, tak apa, Feisty Fawn memang laris!
Antara Lumpur Lapindo, Jalan Tikus dan Pajak Jalanan
Taksi yang kami naiki dalam kondisi baik, nyaman, dan sopir tampak profesional, sehingga saya perkirakan saya bisa istirahat di dalam perjalanan. Tapi ternyata tidak bisa istirahat, karena begitu sampai di wilayah Sidoarjo di jalan yang tergenang air lumpur, taksi diharuskan memutar melewati jalan tikus. Apa? Jalan tikus? Saya tahunya istilah jalan tikus malah dari pak Abdul Latief Abadi saat bertemu di UPPTI Unibraw Malang. Jalan tikus, dari namanya ya kondisinya banyak kelokan-kelokan dan sempit, nah, di tiap-tiap kelokan bisa dipastikan ada "pajak" atau kata orang "pungli" yang akan menghadang. Pajaknya siapa? Ya yang memungut pajak, kalau orang Surabaya menyebutnya polisi cepek. Jadi, bila para sopir dari Surabaya menuju Malang atau akan melewati daerah ini tanpa ada masalah, maka dengan menyediakan uang pecahan minimal 500an rupiah dalam jumlah 100 buah untuk polisi cepek yang berada di hampir sepanjang jalan tikungan. Lho kok? Sayang sekali saya tidak sempat menghitung berapa kali sopir taksi membagikan uang receh, yang jelas, ia kehabisan banyak sekali uang receh, saya saja sempat menyumbang 500 rupiah satu-satunya yang saya punya saat itu, sedang rekan saya malah menyumbang 5000 rupiah habis juga.
Ada pertanyaan "Kenapa tidak usah dikasih saja?" atau katakan saja "Tak ada uang receh!" atau sesekali ingin memberi pelajaran "Nanti gue laporkan polisi!", kan beres? Setelah saya lihat memang tidak semudah itu, ada banyak kemungkinan bila melakukan seperti demikian. Selain ada banyak efek psikososial yang ditinggalkan musibah lumpur lapindo, mereka para polisi cepek ini juga dalam jumlah banyak yang berkuasa atas kelokan atau tikungan tertentu, bisa dikatakan mafianya lingkungan sekitar. Bila mereka tidak diberi, maka bisa dipastikan perjalanan akan terganggu, dan yang lebih membuat kesal adalah bila menolak permintaan mereka walaupun penolakan itu benar, maka penolakan itu biasanya tidak sepadan dengan akibatnya.
Bagaimana Anda bersikap bila menghadapi hal demikian seolah-olah mengalaminya sendiri?
Jumat, Mei 04, 2007
Tumben, ada Pelampung Keselamatan di Kapal Penyeberangan
Minggu lalu, saya melakukan perjalanan dari Balikpapan ke Banjarmasin melalui darat dengan menggunakan bis antar propinsi. Untuk dapat sampai di Banjarmasin sepertinya harus selalu melewati berbagai rintangan. Rintangan pertama yang harus dilalui adalah menyeberangi teluk Balikpapan menuju kabupaten Penajam Pasir Utara, yang cukup jauh apabila harus memutar melewati darat. Bila dipaksakan memutar lewat jalur darat, salah-salah jalan daratnya tidak tersedia, akibatnya bisa jadi malah tambah jauh saja.
Lewat waktu maghrib, saya sudah berada di kapal dan sambil menunggu giliran sholat maghrib, saya duduk dan ngobrol bareng teman-teman yang ikut bersama dalam satu tujuan. Tiba-tiba perhatian tertuju di depan deretan tempat duduk, betapa tidak, seorang pria beraksi layaknya pramugari yang memeragakan cara-cara mengenakan pelampung penyelamat. Bedanya, bila yang di pesawat diperagakan oleh beberapa wanita cantik dan seksi, sedang di kapal penyeberangan ini yang memeragakan hanya seorang pria paruh baya, nggak seksi lagi. Pria ini begitu lancar menjelaskan cara pelampung penyelamat itu bekerja, cara menyalakan lampu, cara meniup peluit, hingga cara kondisi badan dan tangan bila ikut tenggelam bersama pusaran kapal. Tak ketinggalan pula, untuk yang belum pernah mencoba pelampung penyelamat, ditawarkan untuk dicoba saat itu juga tanpa perlu malu-malu. Karena saya termasuk wong ndeso, saya pun mencobanya. Setelah merasakan dan melihat-lihat, baru tahu bedanya. Bedanya dengan yang di pesawat, pelampung ini tanpa perlu ditiup, karena sudah berisi busa ringan. Harga sepertinya lebih murah dan pemakaiannya pun lebih simpel.
Setelah clingak-clinguk kebelakang, ternyata yang ndeso cuma saya ... hehehe ... dari semua penumpang yang ada, hanya saya yang mencobanya. Tapi nggak apa, disinilah kelebihannya dibanding bila pramugari yang memeragakan, karena sepanjang sepengetahuan saya, tak pernah terlihat seorang penumpang pun yang mencobanya. Atau bila penumpang memerhatikan, paling yang diperhatikan adalah kemolekan tubuh pramugari itu, atau kecantikannya, atau bibirnya, atau rambutnya ... banyak dech yang diperhatikan.
Pada peragaan terakhir, pria itu menunjukkan letak pelampung penyelamat itu disimpan dalam satu kotak lemari, dengan jumlah 100 buah untuk dewasa, dan 15 buah untuk anak-anak. Jumlah tersebut sepertinya kurang bila dibandingkan dengan jumlah penumpang yang ada saat itu. Menurut saya, idealnya tiap-tiap kapal penyeberangan menyediakan 400 - 500 buah pelampung penyelamat layak pakai tiap kali beroperasi..
Kembali ke pria langka itu, anehnya, setelah selesai memeragakan pelampung penyelamat, pria itu melanjutkannya dengan pisau kupas sambil memeragakan cara mengupas singkong, timun, dan cara membuat keripik singkong, lho kok? Ternyata ... menyelam sambil minum air ya, kreatif, ok dech ... saya beli pisau kupasnya 1 biji, seep! Sayang, orang kreatif seperti ini memang sangat langka. Saya nggak tahu, apakah di kapal-kapal penyeberangan yang lain di seluruh Indonesia juga diperagakan cara-cara menyelamatkan diri, mengantisipasi bila terjadi kecelakaan kapal tenggelam? Bila di pesawat terbang dilakukan, kenapa tidak di kapal laut?
Selasa, April 10, 2007
Aksi Blogger Demo Bubarkan IPDN
Selasa, April 03, 2007
Blogger.Com yang Tercemar Spam
Tak hanya itu, walaupun sudah lama mengetahuinya, banyak sekali blog-blog yang mencemari citra blogger.com, seperti blog parno, blog fitnah, blog basbang, dan blog-blog yang pokoknya sambang alias sampah banget. Barangkali ini adalah konsekuensi penyedia layanan blog gratisan ya.
Itulah mengapa, rasanya blogger.com ini perlu ditinggalkan saja, agar adminnya lebih serius menangani blog-blog sambang itu. Apalagi kini plugin Captcha yang biasa ditempel di bagian Create Post blog ini sudah tidak ada, apa itu pengaruh dari sambang itu ya?
Cara Marketing dan Minat yang Rendah
Hari ini saya mendapati email dari pimpinan saya, berisi permintaannya untuk mempelajari attachment dari orang (atau perusahaan) yang menawarkan program aplikasi SMS gateway untuk perguruan tinggi. Cara marketing service provider akhir-akhir ini memang beragam, saya melihatnya perguruan tinggi di Indonesia adalah ladang yang subur untuk bisnis ini, karena mayoritas pasarnya adalah kaum muda, lebih-lebih yang gaptek dan konsumtif. Saya memandangnya secara kasar, tak ubahnya mereka (provider) berjualan kartu perdana, voucher hingga pernak-perniknya di halaman kampus kita, di kantin kita, di ruang kelas ketika sedang proses belajar-mengajar, hingga di sudut ruangan kerja menemani kita. Hampir saja kampus sebagai base-knowledge tidak menerima manfaat yang lebih dari sekedar jualan itu kecuali kampus hanya dimanfaatkan saja, sebagai kendaraan gratis agar dagangannya laku, laris manis, namun itu semua tidak kita sadari.
Mungkin hal di atas adalah penilaian saya yang salah, atau mungkin ada baiknya saya yang pernah bersama-sama mengembangkan aplikasi sejenis yang lebih dulu ada dan telah digunakan di suatu institusi sedikit berbagi pengalaman disini. Aplikasi sejenis tersebut dinamakan SMS Kampus. SMS Kampus awalnya dibangun seorang teman yang akhirnya diserahkan kode sumbernya untuk dimanfaatkan. Akhirnya secara bertahap kami kembangkan sendiri dengan bebas memodifikasinya dan dimanfaatkan baik untuk riset dalam rangka pendidikan, sehingga perkembangannya lebih terasa. Kendalanya adalah administrator dan developer yang memiliki waktu, tenaga dan dana (yang bisa dibilang kocek sendiri) yang sangat terbatas untuk mengelola dan mengembangkannya. Bila pengelolaan lebih serius, mampu, dan profesional, aplikasi SMS kampus seperti ini bisa dibangun sendiri dengan mudah, bila memungkinkan akan menjadi ladang bisnis yang sangat menggiurkan.
Namun demikian, setelah implementasi aplikasi tersebut, ternyata sedikit sekali bahkan tidak ada pengguna yang berminat memanfaatkan, padahal pengguna adalah point pentingnya keberadaan SMS Kampus mengingat ada target yang harus dipenuhi untuk service provider. Disisi harga sebenarnya adalah standard nasional, biaya push-pull (kirim-terima) SMS berkisar Rp 700 hingga Rp 800, cukup murah untuk skala mahasiswa di Balikpapan. Setelah saya amati (tidak ilmiah tentunya) kurangnya minat mahasiswa disebabkan karena lebih sayangnya mereka pada rupiah, ada alternatif lebih murah seperti menggunakan Internet dan konten lebih banyak, jarak yang dekat dengan tempat tinggal dan mudah dicapai dan sebagainya. Ketika saya membuat aplikasi berbasis WAP, saya berasumsi ini akan banyak membantu dan lebih murah dibanding SMS, namun saya kaget, ternyata itu tidak banyak dimanfaatkan untuk membantu mereka.
Suatu ketika saya mengajar, saya sempat mengungkapkan kekesalan ini di depan mahasiswa saya saat itu "Lha iyo, arek-arek iki yak opo sich, wis digawekno teknologi angel-angel, eh ... nggak digawe pisan, koyo ditukokne Lamborghini, ndilalah lha kok nggak iso nyupir kekekeke ..." Begitu saya berujar dengan bahasa Jawa, jujur saja :)
Selasa, Maret 27, 2007
Jarang nge-Blog dan (Ingin) Pindahan
Untuk itu, blog ini sedianya untuk iseng-iseng saja seperti untuk ngusir nyamuk, eh ... kantuk, ngelamun, mumet, nggondok, nesu dan grusa-grusu lainnya saja. Sedang yang agak serius lebih tepatnya harus ada hasilnya, yaah ... cukup buat beli pulsa gitu. Gimana, ada ide?
Rabu, Maret 14, 2007
Hoax dan Terusan Cerita Fiktif
Ternyata bukan main banyaknya, dan bukan main siapa saja yang terlihat disana sampai saya tak habis pikir. Email Hoax ini telah merasuki pikiran dan keinginan mudah manusia sehingga berhasil memperdayai siapa-siapa saja yang lemah mentalnya, tak pandang bulu apakah dia sebagai IT-ers yang sudah malang melintang di dunia bisnis IT ataukah hanya pemula biasa.
Akhirnya, saya pun iseng juga. Nah ... Ok dech, biar kapok sekalian saya kirim sekalian, anehnya, email yang tercantum disana sudah berubah dan sepertinya sengaja dirubah. Tadinya email yang ditulis disana berasal dari ellena_margaretha@xxxxxx sekarang ganti ellena.margaretha@gmail.com.
Kini giliran teman-teman saya yang ngelabrak saya, "Oiii... itu HOAX tauk!" hehehehe ...
Maksud saya, saya hanya menunjukkan kepada teman-teman terpilih ini bahwa ternyata HOAX pun bisa memperdayai siapa saja, bisa dilihat hasil forwardnya karena terlihat jelas. Tentu saja, resikonya email saya menjadi locked akibat usil ini, termasuk blog ini teridentifikasi sebagai spam blog oleh Google, akibatnya nama blog ini pun hilang dari daftar pencarian Google, kena peringatan sebagai Spam Blog dan tak bisa posting sekian lama, adduuuuh ... spam sialan!
Begitu juga di milis-milis yang saya ikuti, hampir selalu berbarengan mendapat forward tulisan yang dicomot dari tulisan yang tidak jelas sumbernya, seperti cerita fiktif ini yang banyak beredar di milis-milis hingga berbagai blog dan seolah cerita berdasarkan fakta. Kadang si empunya blog yang mencantumkan cerita fiktif ini pun bila ditanya juga tidak tahu dari mana, yang jelas menurutnya menerima cerita itu dari seorang teman baiknya.
Jumat, Februari 23, 2007
Banyak dicari, Koin Rp 5 yang masih berlaku!
Sekitar 10 tahun yang lalu, ketika saya masih berada di Malang, Jawa Timur, sepulang kuliah menuju rumah kost biasanya teman saya jalan kaki dari Kampus Unibraw masuk ke dalam melewati Kampus IKIP Negeri Malang terus hingga dekat daerah Jalan Jombang. Maklum, waktu itu mereka ini sedang belum dapat kiriman. Nah, disela-sela perjalanan biasanya juga bercanda, namanya juga orang muda, candanya juga yang nyleneh-nyleneh. Saat itu rekan saya ini, Hermanu bertanya pada Ipung yang saat itu mengenakan jam tangan lumayan mahal untuk ukuran mereka saat itu "Berapa jam tanganmu itu", eh, nggak tahunya si Ipung malah balik menjawab iseng sekenanya "Sudah, ini kutawarkan kamu murah saja, Rp 5 saja, nggak usah lebih ... Gimana!" Merasa ditantang gitu Hermanu jadi naik "Bener nich! Swear! " malah Ipung jadi serius "Ya, OK, tapi Rp 5 saja lho, dan harus saat ini!!" Akhirnya mereka sepakat "OK! Kalo gitu salaman dolo!", setelah itu Hermanu mengambil dompetnya dan mengubek-ubek isi dompetnya, ternyata!! Terselip Rp 5 sebiji di dompetnya yang lusuh itu, "Neh! Mana jamnya! ... Ya, tks :)" Jadilah jam tangan itu pindah tangan ... hehehehe.
Saya masih ingat betul kejadian tadi, akibatnya banyak rekan saya yang akhirnya menyimpan koin uang Rp 5 di saku dompetnya hingga sekarang, alasannya klasik, membawa keberuntungan katanya. Koin uang ini hingga sekarang sebenarnya juga masih berlaku, namun banyak orang mengabaikannya, sehingga dianggap tidak ada artinya.
Kemarin, waktu Pak Onno W Purbo datang di acara diskusi bareng yang diselenggarakan temen-temen, sempat kehabisan pertanyaan yang akan diberikan pada peserta untuk mendapatkan bingkisan. Sejenak beliau jalan melihat ke bawah dan akhirnya memberi quis "Siapa yang membawa duit paling kecil nilainya!! Silahkan dapat hadiah!" Satu dua peserta berebut merogoh koceknya masing-masing, saya sendiri iseng juga ngerogoh kocek tapi tak menemukan juga. "Saya Pak, Rp 100" Waaah kurang kecil "Ini Rp 50" Masih kurang kecil. Ada lagi yang lebih kecil "Saya Pak, Rp 25!!" Tapi akhirnya dari kursi belakang "Ini Pak, Rp 5 !!" teriak seseorang dari belakang sendiri, ternyata lagi-lagi teman saya, Pak Mundzir! Akhirnya dia dapat bingkisan itu.
Kamis, Februari 15, 2007
Antara Kota Saiber dan Persepsi
Jujur saja, saya merasa risau dan saya harus memaksakan diri belajar dengan melahap berbagai sumber bak mempersiapkan thesis Magister Teknologi Informasi tentang Concept and Strategy Indonesia Cyber City, Cases Study: Silicon Valley, USA.
Konsepnya ternyata tidak sesederhana apa yang ada di angan-angan dan ingin segera diwujudkan begitu saja, atau melihat apa yang kita lihat kemudian mencontohnya dan diterapkan begitu saja tanpa melakukan kajian terlebih dahulu. Hasil kajian inilah dasar pemikiran untuk mewujudkan sebuah kota layak tidaknya menjadi kota saiber, dari tingkat kelayakan itu pula maka konsep dan strategi yang sesuai dapat ditentukan. Lalu, bagaimana melakukan kajian atau penelitian? Cukupkah itu semua?
Menurut saya, inilah tantangan yang sebenarnya dan ini pulalah yang menurut saya seperti mempersiapkan thesis.
Kerisauan saya ini hanyalah sepenggal curahan hati saja, karena saya merasa tak mampu menyusun outline dasar dan proposal dalam waktu yang begitu singkat, 1-2-3 hari saja sebagaimana saya menulis blog. Saya hanya bisa tertegun kosong mendapati sms dari seorang rekan yang juga nampaknya mengalami hal yang sama, gundah gulana, dan tampak "marah-marah" pada saya dan menganggap saya tidak menanggapinya. Tulisan ini juga bukan saya maksudkan sebagai apologi saya, namun sekedar menunjukkan ternyata selama ini saya memiliki persepsi yang berbeda.
Jumat, Februari 09, 2007
Kamis, Februari 08, 2007
Kesulitan di OperaMini
Di sela istirahat dua hari yang lalu saya merambah Internet seperti biasa menggunakan ponsel sederhana saya, N2865. Kebiasaan ini saya lakukan pada waktu istirahat untuk melihat atau sekedar berkirim email singkat serta membaca berita terkini di wap.detik.com. Dahulu, ketika saya merasa pernah membaca berita dan ingin membuka kembali berita atau artikel menarik, biasanya saya simpan berupa berkas xhtml dalam cache memory, sehingga apabila saya ingin membacanya kembali tinggal panggil file tersebut tanpa perlu online. Tapi itu semua sudah lama sekali, ketika masih menggunakan perambah bawaan ponsel yang terbilang jadul banget.
Nah, kesulitan baru saya alami bila menggunakan OperaMini, kecuali berkas citra/image, artikel atau berita berupa teks tak bisa saya simpan dalam bentuk file xhtml, karena perambah ini sifatnya yang client server belum menyediakan fasilitas penyimpanan berkas teks atau copy paste sekalipun. Sehingga apabila ingin membaca kembali maka paling tidak harus kembali ke history dan tentu saja bila mengkiliknya harus online. Disisi lain, OperaMini memang berhasil menerima ukuran berkas yang diunduh lebih kecil sehingga efeknya mengurangi beban biaya atau pulsa, namun tentu tidak efisien apabila harus online kembali berulang setiap mengambil berkas yang sama.
Ada yang bisa mengajari tips dan triknya?
Senin, Februari 05, 2007
Presentasi Linux di Kampus Kalimantan Timur
Pada kesempatan ini, saya membawakan materi presentasi mengenai “HaKI, FOSS dan Pendidikan”, yang saya perkirakan akan menimbulkan berbagai pertanyaan dan gejolak bagi kebanyakan peserta, mengingat di dalamnya sarat dengan istilah pembajakan perangkat lunak beserta hukumnya. Definisi pembajakan itu sendiri sangat bergantung dengan isi perjanjian atau lisensi, sehingga hanya point-point yang akhir-akhir ini menjadi sorotan saja yang perlu disampaikan. Namun karena waktu yang sangat terbatas, setelah selesai langsung saya sudahi dan segala pertanyaan dapat dituliskan pada feedback yang telah diberikan panitia.
Nah, nampaknya ada peserta yang penasaran dan bertanya mengenai sumber bahan presentasi saya pada pembicara lain yang tidak mengerti, sehingga pertanyaan tersebut tak kunjung mendapatkan jawaban. Jujur saja, metode presentasi saya hanya berdasarkan pengalaman saya mengajar di kelas, dan tentu saja materi sudah saya siapkan sebelumnya. Sebelum presentasi biasanya saya menyiapkan dua bahan, yang pertama berupa print-out narasi dari rangkuman dan keterangan presentasi. Ini diperlukan agar saya tetap konsentrasi pada topik presentasi, dan apabila ada penjelasan yang panjang lebar tinggal melihat (membaca selintas) keterangannya secara runtut sambil tetap memperhatikan forum. Yang kedua, berupa file presentasi yang berisi ringkasan amat sangat singkat atau point pentingnya saja, sehingga kadang sumber tulisan tidak tercantum disana. Ini saya perlukan agar perhatian forum tetap tertuju pada pembicara dan mendengarkan dengan baik, bukan pada tulisan yang ada di slide. Kadang, untuk melihat apakah forum memperhatikan pembicara, maka saya berjalan merubah posisi dari kiri ke kanan sudut ruangan, atau masuk berjalan mendekati peserta. Dengan begitu, apabila forum memperhatikan dengan baik maka tatapan dan gerakan kepala mereka akan mengikuti kemana saya bergerak atau berjalan. Untuk gaya berbicara sambil berjalan-jalan ini, kemarin tidak bisa saya lakukan karena sekaligus saya sedang mengoperasikan komputer.
Mengenai sumber bahan presentasi, kebetulan semuanya ada di Internet, saya bebas mendapatkannya dan mengeksplorasinya sambil tetap mencantumkan sumbernya.
Berikut materi narasi dan foto-fotonya.
Minggu, Januari 28, 2007
Support! Support! Support!
Berdirinya komunitas pengguna Linux Balikpapan ini memang perlu support untuk aksi-aksinya ke depan, apalagi baru kemarin sore komunitas ini berdiri. Tapi, ah ... sepertinya perlu aksi dulu, kecil-kecilan saja, biar terlihat ada aktifitas positifnya, nggak sekedar kumpul-kumpul bareng kopi panas dan teh anget sudah itu pulang, capek, selesai, bisa bubar sudah.
Ehm, katanya Telkom, Indosat, Pemkot Balikpapan mau support nich, perlu surat biasa atau berbadan hukum? Biasa aja dong, ini khan komunitas biasa, ayo dong pak pejabat dan pak pemerintah!
Support! Support! Support!
Selasa, Januari 16, 2007
Akses Internet Melambat?
Ada apa lagi sech?
Sabtu, Januari 13, 2007
Cikal Bakal Kelompok Pengguna Linux Balikpapan dan Kesiangan
Untuk komentar diatas mungkin sangat bervariasi, akan tetapi sesuai dengan analisa saya dari berbagai komentar baik di milis, situs berita maupun weblog, kebanyakan yang lebih tepat komentar para pakar seperti kalimat berikut ini: tak ada kata terlambat, tak ada pahlawan kesiangan, bila tidak mampu maka diamlah, jangan hipokrit, ya sudah lakukanlah, ok kita tunggu, apa yang bisa Anda lakukan? Apa yang Anda tahu? Ah ... saya malas mengurai benang kusut filosofi yang membingungkan ini.
Jumat sore kemarin, saya mendapat undangan dari mas Wahyu Budi untuk ikut serta urun rembug mengenai Linux dan aktifitas kelompok penggunanya di Balikpapan. Sayangnya, Balikpapan tidak memiliki kelompok (yang biasa disebut KPLI) yang secara resmi tercatat dalam daftar KPLI yang digagas mas Ronny Haryanto ini. Walaupun begitu, saya pribadi salut dengan munculnya pergerakan masyarakat pengguna Linux di kota ini meskipun amat malu-malu kucing. Biasanya, di kota-kota pelajar kebanyakan aktifisnya adalah para mahasiswa dan akademisi. Sangat berbeda dengan Balikpapan, pada saat pertemuan yang diharapkan menjadi cikal bakal KPLI Balikpapan ini pesertanya tidak hanya mahasiswa dan kalangan akademisi, tetapi juga pekerja teknologi informasi di perusahaan asing hingga seorang direktur yang telah menyatakan bersedia membantu secara kemampuan maupun fasilitasnya. Sungguh itu merupakan suatu bentuk kepedulian yang sangat berarti. Harapan saya, kelompok ini dapat membantu penyebarluasan pemanfaatan piranti lunak alternatif dan sekaligus menanamkan kesadaran tentang pentingnya Hak atas Kekayaan Intelektual, yang sehingga secara tidak langsung diharapkan berakibat dapat membantu mengurangi prosentasi sebagai negara dengan tingkat pembajakan piranti lunak yang sangat mencengangkan ini, tanpa perlu terjebak dengan istilah kesiangan.
Nah, foto-foto rembug coba browsing disini.
Rabu, Januari 10, 2007
Gara-gara Ubuntu
Nah, yang menjadi sibuk sebenarnya bukan karena ngoprek, jujur saja, Ubuntu lebih mudah dan simple bila harus benar-benar perlu tambal sulam aplikasi, dan saya patut berterima kasih pada komunitas Ubuntu yang rasanya begitu perhatian pada saya, hehehehe. Walaupun begitu, saya agak malas kalo harus ganti lagi operating system, hanya perlu tambal sulam aplikasi dan ini sudah saya lakukan. Sehingga waktu yang ada bisa digunakan untuk kegiatan yang lain. Namun yang bikin sibuk adalah, ternyata banyak rekan-rekan kerja yang sebelumnya menggunakan proprietary software menjadi tertarik melihat ulah saya yang nyleneh gara-gara Ubuntu ini. Bayangan mereka, piranti lunak gratisan ini sangat tidak ramah pada mereka, seperti sulitnya tambal sulam, driver tak dikenali, dan segala gangguan lainnya yang membuat mereka tambah bete. Padahal saya rasa tidak demikian, saya kok malah asyik saja ya. Karena saya asyik sendiri ini, mereka jadi penasaran, dan akhirnya ... ternyata mereka diam-diam instalasi Ubuntu di laptopnya masing-masing! hahahaha ... Selamat!
Kamis, Januari 04, 2007
Buntu dan Ubuntu, ada hubungannya?
Lalu, apa hubungannya dengan saya? Saat ini bisa jadi saya lagi buntu, tapi bukan karena Ubuntu atau memang karena posting ini ditulis di atas Ubuntu. Ah, yang jelas saya nggak tahu apa penyebabnya, entahlah, apa karena kerja seharian menggunakan Internet terlalu lama juga jadi rasanya buntu dan pegal-pegal, proposal direvisi, atau pas nggak punya duit. Jadi ingat kemarin jalan lihat iklan "Pikiran buntu? Jalankan dulu maumu!"
Jadi, apa mauku? Apa minum minuman seprit itu, nggak ah, bukan itu mauku.